Ikhlas adalah ketika kita menyerahkan segalanya pada ketentuan Allah.
Ikhlas adalah ketika kita berlapang dada pada apa yang terjadi dalam hidup ini karena kita percaya bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita semata-mata karena izin dari Allah Tuhan semesta alam.
Ikhlas adalah ketika kita rela melepaskan sesuatu yang kita cintai karena kita percaya bahwa segala sesuatunya akan kembali kepada pemiliknya yakni Allah SWT.
Memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan, namun belajar untuk bisa ikhlas adalah hal krusial yang harus dilakukan jika kita ingin menjalani hidup dengan tenang. Ibu saya pernah mengatakan "ikhlas adalah kunci ketenangan hidup".
Kita semua pasti pernah berada pada titik paling down dalam hidup ini. Titik down bagi setiap orang adalah relatif dan kita tidak bisa mengatakan bahwa downnya seseorang di titik tersebut adalah 'lebay' karena mungkin bagi kita itu adalah hal yang biasa tapi bagi orang lain justru adalah hal yang luar biasa. Bagi kita mungkin kejadian yang kita alami sangat menyedihkan tapi bagi orang lain justru itu hal yang biasa-biasa saja. Nah itulah kenapa saya katakan bahwa setiap orang memiliki titik down dalam hidupnya masing-masing yang tidak bisa kita samakan dengan diri kita sendiri, dengan kata lain cobalah melihat permasalahan orang lain dengan menggunakan kacamata mereka, ingat don't judge yaa (sudah saya tuliskan sebelumnya, hehe).
Sedikit cerita mengenai hidup saya, sejak kecil hingga kuliah dan bekerja saya merasa bahwa hidup saya selalu berjalan mulus. let say perjalanan pendidikan saya sejak sekolah dasar hingga saya kuliah dan hingga saya bekerja, semua berjalan seperti air yang mengalir. Saya masuk sekolah menengah islam dan sekolah menengah atas negeri hingga universitas negeri melalui jalur SPMB yang sebetulnya saya ikuti hanya asal-asalan, hingga saya mendapat pekerjaan pertama saya yang hanya berjarak waktu 2 minggu sejak perkuliahan saya berakhir di semester 8 universitas. Allah sangat menyayangiku memberikan jalan yang begitu mulus untuk saya, memang dalam semua prosesnya itu pasti ada masa up and down nya, namun sejauh itu saya merasa bahwa semua itu masih bisa diatasi dan masih dalam tahap yang wajar.
Beberapa tahun lalu saya pernah berdiskusi dengan salah seorang teman mengenai "bagaimana cara menghadapi ujian dan supaya bisa keep tough dalam melewatinya". Sayapun menjawab bahwa sejujurnya saya tidak tahu ujian besar dari Allah itu seperti apa bentuknya, karena kalau boleh jujur selama hidup ini ujian terberat bagi saya adalah ketika Ayah saya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Itulah satu-satunya yang saya rasakan sebagai ujian hidup terberat pada masa itu, masa di mana saya merasa down, rapuh dan mungkin seperti separuh jiwa ini runtuh. Lalu bagaimana saya melewati semua itu? Saya katakan bahwa saya kembalikan kepada Allah, masa sulit itu menjadi turning point saya untuk mendekatkan diri pada Allah yang akhirnya membentuk saya seperti saat ini. Di situlah saya belajar untuk ikhlas, ikhlas dan ikhlas. Semakin ikhlas maka saya bisa menjalani hari-hari dengan semakin tenang, dengan ikhlas saya bisa memupuk prasangka baik pada Allah, dengan ikhlas saya bisa menjadi lebih positif dan kuat untuk menghadapi apa yang akan ada di depan.
Hingga akhirnya sedikit demi sedikit saya berusaha memahami dan mengenali apa yang dimaksud dengan ujian dari Allah dan relevansinya dengan keikhlasan dan kesabaran. Bagi saya, ujian itu adalah jalan yang diberikan Allah untuk menguji tingkat kesabaran kita dan ikhlas adalah salah satu cara yang bisa digunakan agar kita bisa melewati ujian tersebut dan bisa menjalani hidup kedepannya dengan lebih tenang. Itulah yang kemudian saya aplikasikkan dalam menghadapi berbagai macam ujian sebagai bukti cinta Allah kepada saya di dunia ini.
Ujian adalah sarana pengasah kesabaran dan keikhlasan bagi diri kita, asalkan kita percaya bahwa rencana Allah selalu indah. Jika ujian itu membuat kita jatuh tersungkur, maka bersabarlah, cobalah merangkak, sambil berusaha ikhlas cobalah terus merambat, teruslah bersabar dan ikhlas hingga akhirnya bisa tetap berjalan meskipun tertatih, kuatkan kesabaran dan keikhlasan hingga kitapun bisa berdiri tegak dan bisa melangkah dengan kuat. Ketika sudah bisa melangkah dengan normal teruslah berjalan untuk menyambut rencana lain yang telah Allah persiapkan untuk kita, karena saya percaya bahwa akan ada kemudahan di balik kesukaran seperti janjiNya pada ayat berikut :
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (QS.94:5)
"Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan" (QS.65:7)
Mungkin ketika dalam keadaan normal sangatlah mudah bagi saya untuk menuliskan dan membicarakan tentang ini, tapi bagaimana ketika kita sedang berada di tengah badai ujian yang melanda, apakah kita masih akan ingat dengan semua konsep ini?
Memang tidak mudah, tapi bagi saya cukuplah menghadirkan Allah dalam hati dalam kondisi apapun, ingatlah Allah dalam keadaan sesempit apapun, insyaallah kita pasti akan bisa mengendalikan diri agar bisa mengapikasikan ikhlas dan sabar dalam segala aspek hidup kita. Dan ketika kita mulai merasa lelah ingatlah selalu bahwa Allah akan memberikan kemudahan setelah semua kesulitan yang kita hadapi. Allahuma Amiin.
No comments
Post a Comment