Health Issue
Travel
Thoughts
Review

Morning Breeze at Henderson Waves

By hanaumiya - 30 December 2017

Henderson Waves from the bottom
Henderson Waves Bridge adalah salah satu jembatan tertinggi di Singapura, diresmikan pada tahun 2008 yang menghubungkan antara Telok Belangah Hill Park dan Mount Faber Park yang ada di sebelah kanan dan kiri Henderson Rd. Jembatan ini menjadi unik karena arsitekturnya yang modern menyerupai ombak sesuai dengan namanya.

Perjalanan kami pagi itu dimulai dari Bugis MRT Station menuju Harbour Front, dan dari sana kami melanjutkan perjalanan dengan naik bus no.124 menuju Henderson Rd. Setelah turun di halte tedekat kami bisa langsung melihat jembatan ombak yang membentang kokoh sepanjang 274 meter dengan ketinggian 36 meter.

Patut disyukuri karena kami mendatangi Henderson Waves pada pagi hari dan masih full energy, karena perjalanan menuju bibir jembatan ini cukup penuh perjuangan. Anak tangga tersusun dengan sangat apik membentang tinggi ke atas. Sesampainya di puncak, ada papan penunjuk jalan yang sangat jelas dan tidak sulit untuk bisa mencapai bibir jembatan ini.

Anak tangga menuju Henderson Waves, tepat di seberang halte bus


Finally arrived!
Lantai jembatan ini berbahan kayu yang disusun rapat menyelimuti semua permukaan jembatan. Bau kayu dan pepohonan setelah disiram hujan semalaman membuat udara di atas sana begitu manis dan segar, saya sukaaa sekali. Berdiri di salah satu sudut jembatan ini, memandang berbagai macam gedung pencakar langit dari atas sini, didukung oleh langit dan matahari pagi yang tersenyum terang membuat pemandangan di depan mata saya ini bak lukisan yang nyata, sebuah perpaduan cantik karya Sang Penguasa dan Pencipta Langit dan Bumi, Subhanallah..
Henderson Waves yang instagram-able banget!
Star Pose


Setelah puas mengambil foto dan duduk sejenak di Henderson Waves, kami kemudian menyusuri jalan, well, mungkin bisa disebut hutan dan jalan setapak untuk menuju halte bus terdekat. Di perjalanan kami disuguhi suasana hutan yang sepi namun sangat bersahabat, banyak bangku kayu tersusun rapi di setiap sudut jalan dan ada beberapa kakek tua yang sedang duduk santai sambil membaca koran, bahkan ada juga yang melakukan taichi seorang diri. Yang cukup menarik adalah keberadaan Fitness Corner dengan peralatan fitness taman yang tertata rapi pada salah satu sudut jalan. Tidak heran kalau tempat ini sering dijadikan lokasi jogging oleh masyarakat lokal.
Fitness Corner 

Ada uncle lagi baca korang di sudut kanan
Sekian sekilas review dan cerita saya tentang Henderson Waves ini, I'll see you then! :)



Yoga, Pilates and Body Balance

By hanaumiya - 25 December 2017


Olahraga telah menjadi salah satu hobby saya dua tahun terakhir ini, berbanding terbalik dengan hidup saya beberapa tahun lalu yang bisa dibilang sangat tidak suka dengan kegiatan ini. Jangan jadikan olahraga sebagai alat untuk menghukum diri atas semua makanan yang masuk ke dalam tubuh kita, namun jadikanlah ia sebagai reward karena selama ini sudah menunjang semua kegiatan dan aktivitas kita sebaik-baiknya. Olahraga menjadi salah satu bagian dari poject life balance yang sedang saya terapkan satu tahun terkahir, and there you go!

Yoga
Yoga merupakan salah satu olah tubuh yang berfokus pada fleksibilitas, meditasi dan pengolahan stess. Selain itu yoga memiliki tujuan untuk mensinergikan mind, body and soul melalui serangkaian gerakan, pernapasan serta teknik meditasi. Inilah yang saya sukai, karena ketika kita melakukan setiap gerakan, kita dituntut untuk menyadari setiap napas yang ditarik dan dihembuskan. Sehingga ada kesinkronan antara gerakan dan pernapasan. Yoga sendiri memiliki beberapa jenis, mulai dari gentle, core, aerial, bikram dan lain-lain, dan setiap jenis yoga memiliki gerakan dan penekanan khusus sesuai dengan jenisnya, namun semua sama-sama berfokus pada peregangan, fleksibilitas dan pengaturan napas.

Bagi saya pribadi, yoga sangat tepat untuk dijadikan pelarian postif setelah stress dengan kepenatan hidup sehari-hari. Selain mendapat efek relaksasi dan meditasi, peregangan dari setiap gerakan yoga membantu saya untuk tidur dengan lebih nyenyak setelahnya. 

Pilates
Jika dilihat sekilas dari gerakannya, pilates terlihat mirip dengan yoga, namun jika diperhatikan secara seksama ada perbedaan yang cukup mendasar yakni gerakan fisik yang lebih intense dan menyasar bagian-bagian tertentu dari setiap gerakannya. Berbeda dengan yoga yang bertujuan pada fleksibilitas tubuh, tujuan pilates justru adalah mengembalikan dan meningkatkan kontrol pada otot. Fokus pada gerakan pilates adalah pada koordinasi serta kontrol tubuh pada setiap gerakan dan napas. 

Bagi saya yang cukup sering sakit pinggang efek telalu lama duduk di depan komputer misalnya, pilates sangat baik untuk dilakukan. Setiap gerakan berusaha menempa setiap bagian dari tubuh (core) agar menjadi kuat. Gerakan pilates yang sangat dinamis dan intense membuat pencapaian atas tujuan menjadi lebih terasa. Jika pada yoga pernapasan hanya mengenai inhale dan exhale, maka pada pilates kita juga harus memperhatikan konsep inhaling through the nose and exhaling through the mouth. Nah disinilah koordinasi juga dibutuhkan, selain koordinasi antara bagian tubuh yang satu dengan yang lain, pengaturan pernapasan pada pilates juga menjadi salah satu hal yang paling penting dalam latihan ini

Body Balance
Ini adalah gabungan antara Taichi, Yoga dan Pilates. Ini juga adalah salah satu favorit saya, terutama bagian taichi. Taichi sendiri adalah penggabungan seni dan olahraga, ciri khasnya adalah setiap gerakan dari taichi dilakukan mengalir serupa aliran air yang tenang namun tetap bertenaga. Itulah mengapa dikatakan bahwa orang yang melakukan gerakan taichi secara perlahan akan merasa releks layaknya melakukan meditasi. Saya pernah mencoba kelas taichi namun saya merasa bosan jika dalam satu sesi hanya melakukan gerakan-gerakan taichi, oleh karena  itu kelas body balance menjadi pilihan saya. 

Pada kelas ini juga ada sesi balancing tubuh yang sangat saya sukai karena di sini saya bisa melatih fokus dan ketenangan agar bisa melakukan setiap gerakan balancing dengan baik.

Semua olahraga olah tubuh yang saya sebutkan di atas berkaitan erat dengan pernapasan, yang pada akhirnya berhubungan dengan kontrol diri dan pikiran. Inilah yang kemudian mengantarkan saya kepada kelas-kelas khusus meditasi yang sudah pernah saya tuliskan pada tulisan-tulisan sebelumnya. Betapa kesadaran akan napas dan mind control sangat penting bagi kehidupan saya pribadi secara spiritual maupun emosional. 



"Your mind is a powerful thing, when you filtered it with positive thoughts, your life will start to change." - anonymous


If It Doesn't Open, It's not Your Door


Terkadang manusia merasa terus dipermainkan oleh takdir, seolah setiap perkara yang muncul dan terjadi dalam hidup kita adalah hasil kocokan dadu yang secara random dimainkan oleh Sang Penguasa Takdir. Jika kita membicarakan ilmu akuntasi, angka positif adalah tanda sebuah kuntungan dan angka negatif menunjukkan sebuah kerugian, maka ketika membicarakan dadu, kita tidak bisa menggunakan perhitungan sebagaimana konsep tersebut.

Dalam permainan ular tangga misalnya, kita tidak melulu membutuhkan angka dadu terbesar untuk mencapai kotak kemenangan, karena angka yang kita butuhkan hanyalah angka yang mampu membuat kita menemukan anak tangga yang bisa membawa kita ke titik atas  serta yang bisa menghindakan kita dari ular yang pada akhirnya membawa kita turun jauh ke bawah dan bahkan harus memulainya dari awal lagi.

Beberapa waktu yang lalu saya terpikirkan dengan konsep takdir setelah mendengarkan sebuah kajian yang judulnya juga berkaitan dengan tema ini. Kemudian saya menerung dengan apa yang belakangan saya alami. Beberapa bulan yang lalu saya mengikuti salah satu interview di sebuah perusahaan terkenal yang sebetulnya sangat jauh dari background pendidikan dan pengalaman kerja saya selama ini. Awalnya saya hanya apply iseng-iseng, ternyata saya lolos seleksi tahap pertama tanpa terduga-duga. Tahap selanjutnya adalah test yang cukup sulit karena sudah berkaitan dengan bidang di perusahaan tersebut, dan test itu akan diadakan tepat satu minggu dari pegumuman tahap pertama.

Awalnya saya bingung apakah saya harus mengikuti test tahap kedua itu atau tidak, karena saya sama sekali tidak memiliki background dan pegetahuan yang cukup mengenai perusahaan tersebut. Namun setelah 3 hari bergumul dengan semua kebimbangan, kemudian saya tersadar oleh satu hal, "Allah membuat saya berada di titik ini bukan tanpa alasan, bisa jadi ini adalah salah satu pintu yang Ia bukakan atas doa-doa saya selama ini, kalaupun toh ternyata bukan, pasti Dia ingin saya belajar sesuatu dari hal ini". Inilah yang kemudian membulatkan tekad saya untuk melanjutkan proses itu.

Namun bukan saya namanya kalau masuk ke medan perang dengan tangan kosong, dalam waktu 3 hari saya berusaha mempelajari dan mempersiapkan diri untuk menghadapi test tersebut. Semua ini bukan hal yang mudah, di tengah keterbatasan waktu, dan sisa-sisa energi, saya hanya mampu menyisakan waktu belajar 3 jam di rumah sepulang kantor. Lelah jangan ditanya lagi, tapi semua itu terkalahkan dengan semangat 'give my best' dalam setiap hal yang saya lakukan. Saya tidak ingin menjadi orang yang hanya mengandalkan keberuntungan tanpa usaha. Jadi apapun hasilnya, yang terpenting adalah saya sudah melakukan dan memberikan yang terbaik yang bisa saya lakukan.

Test yang saya ikuti berjalan lancar, dari 90% pertanyaan yang muncul dari beberapa sesi saya bisa lolos semua kecuali di satu bidang yang nyatanya saya missed 1 soal, dan itulah yang membuat saya terhenti. Lantas apakah hal itu membuat saya sedih? tentu tidak, justru saya harus memberikan reward dan pujian pada diri saya karena bisa melangkah sejauh ini. Terlepas dari hasilnya, bagi saya yang terpenting adalah saya sudah melakukan usaha maksimal, sisanya terserah Allah mau kasih hasil yang seperti apa. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, berarti menurut Allah pekerjaan itu tidak baik untuk saya, dan Dia pasti sudah menyiapkan yang lebih baik untuk saya di depan sana, sesimple itu saja.

Selang dua bulan dari saat itu, saya mendapatkan tawaran yang cukup menantang di tempat saya bekerja saat ini. Awalnya saya ragu apakah saya bisa menjalankan peran ini, namun saya tidak punya pilihan lain selain menerimanya. Saya hanya bertekad untuk melakukan dan memberikan yang terbaik, hasilnya bagaimana nanti saya pasrah sepenuhnya pada Allah.

Dari runtutan kejadian itu, saya belajar satu hal, bahwa seberapapun kita berusaha mengetuk pintu yang kita inginkan, jika pintu itu bukanlah jalan untuk kita, maka dia tidak akan pernah terbuka. Seberapa besarpun keinginan kita terhadap sesuatu, jika Allah tidak mengizinkan maka kita tidak akan pernah mendapatkanya. Pun sebaliknya, meskipun kita tidak mengetuk suatu pintu, tapi jika itu memang adalah jalan untuk kita, maka Allah membukanya lebar-lebar agar kita bisa masuk dan mendapatkannya.

Reminder penting bagi saya pribadi adalah harus selalu memberikan yang terbaik atas apapun jalan yang telah Allah bukakan untuk kita, masalah hasil bukan lagi urusan kita, itu sepenuhnya kuasa Sang Maha Penguasa. Seperti yang penah saya tuliskan di sini, tugas kita sebagai makhluk adalah berusaha, berdoa dan tawakkal, dan sisanya terserah Allah.



"If something has written for you, than no one on earth can rob you of this, and if something has not destined for you, than no one on earth can give you of this." - anonymous

This Disaster Named Blessing

By hanaumiya - 12 November 2017



Kalau kita dapet musibah, kalau kita dikasih ujian sama Allah, dan kalau kita dikasih kejadian yang menurut kita jelek banget, pasti awalnya kita mengeluh sejadi-jadinya. Bilang kalau Allah tega lah sama diri ini, bilang "kenapa saya ya Allah?" belum lagi drama nangis-nangis berasa jadi manusia yang paling merana di dunia ini.

Yaa manusiawi sih memang kalau mau mengungkapkan kesedihan dengan mengadu sama Allah sambil nangis-nangis, bahkan baguss banget karena kita mengadunya sama sang pemberi musibah bukan sama sesama manusia. Tapi setelah sesi nangis-nangisnya selesai, coba deh dipikir-pikir lagi tentang musibah itu. Bahwa Allah sebetulnya sedang berusaha menyelamatkan kita dari hal buruk yang lebih besar, serta kemungkinan bahwa musibah itu sebenarnya adalah berkah yang nantinya akan kita syukuri.

Sesimple ketika mobil yang kita kendarai mogok padahal ada meeting penting, saat itu pasti kita kesal, marah dan mungkin mengumpat, tapi tidak lama kemudian kita mendengar berita bahwa telah terjadi kecelakaan beruntun tepat di jalan yang biasa kita lewati. Setelah mendengar itu, pasti yang keluar dari mulut kita "Alhamdulillah ya Allah, untung saja mobil saya mogok". Nah kan, berarti suatu hal yang awalnya dikira musibah ternyata adalah berkah, musibah itu dijadikan Allah sebagai cara untuk menyelamatkan diri kita dari musibah yang lebih besar.

Hei kamu yang sedang patah hati atau kamu yang dulu pernah patah hati, coba deh dipikir-pikir lagi bahwa sebetulnya Dia mematahkan hatimu untuk menunjukkan bahwa kamu telah menjatuhkan hati pada orang yang tidak tepat, bahwa sesungguhnya oknum itu bukanlah pasangan yang baik untuk hidupmu kelak dan bahkan untuk agamamu, juga sebaliknya bahwa kamu bukanlah orang yang tepat untuknya. Boleh jadi kamu pernah merasa bahwa oknum itu adalah yang terbaik untukmu, bahwa dia baik untuk masa depan dunia dan agamamu. Tapi kamu hanya manusia biasa yang bisa melihat itu semua dengan mata lahiriahmu, sedangkan Allah__ Dia mampu melihat tembus ke dalam hati setiap umatNya, bisa jadi apa yang kamu lihat dari oknum itu di luarnya tidak sama dengan apa yang Allah lihat di dalam hatinya. That's why Allah breaks your heart dear, He hurts you only to save you from the wrong person.

Misalkan saja, ketika seorang laki-laki yang sudah menjalin pernikahan selama 7 tahun digugat cerai oleh istrinya, ketika seorang wanita yang sudah menjalin hubungan sekian tahun tiba-tiba harus memutuskan hubungannya atau bahkan ketika kita dipecat dari perusahaan bergengsi setelah sekian tahun mengabdi. Gimana menurutmu? It hurts, right? kalau bukan karena adanya Iman yang menguatkan hati bahwa semua musibah dan luka itu adalah salah satu berkah dariNya, maka yang terjadi kemudian adalah kita hanya akan bergumul dengan semua rasa sakit, amarah, meratap dan menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan diri sendiri.

Padahal ternyata dari ketiga skenario di atas, berkah dari musibah dan luka itu adalah jauh lebih indah dari bayangan si objek yang mengalaminya. Si lelaki A yang akhirnya bercerai dengan istrinya, ternyata setelah bercerai dia dipertemukan dengan wanita yang jauh lebih taat agamanya dan lebih baik prilakunya terhadap orang tua si A. Si wanita B yang akhirnya mengakhiri hubungan dengan pasangannya akhirnya bisa mengejar mimpi yang selama ini terhalang, luka itu dijadikan Allah sebagai pembuka pintu hidayah baginya sehingga ia terus berusaha mendekat kepada Sang Penguasa Hati. Si lelaki C yang dipecat dari perusahaannya kemudian merasa sangat beryukur karena dari situlah dia kemudian memulai bisnis kecil yang akhirnya bisa berkembang menjadi bisnis yang sangat menjanjikan dewasa ini.

Itu hanyalah sebagian kisah nyata yang luar biasa indah yang skenarionya dirancang oleh Tuhan. "Skenario Tuhan selalu unpredictable awal dan akhirnya" sebuah kutipan seorang teman yang mungkin bisa menggambarkan berapa ajaibnya dan betapa tidak ada yang tidak mungkin jika Sang Sutradara menghendaki. Percaya deh, kalau rencana Tuhan akan jauh lebih indah dari apa yang kita bayangkan, yang penting YAKIN. Percaya bahwa selalu ada pelajaran dari setiap permasalahan, selalu ada berkah dari setiap musibah dan selalu ada hikmah dari setiap kejadian, yang penting terus positive thinking sama Dia dan banyak-banyak bersyukur.



Merayakan Kehilangan dan Kebersamaan

By hanaumiya - 8 October 2017


Ketika kamu kehilangan handphone apa yang kamu rasakan?
Ketika bisnis yang kamu bangun tiba-tiba bangkrut bagaimana perasaanmu?
Ketika kamu ditinggal pacar atau orang-orang yang kamu sayang apa yang kamu rasakan?
Atau ketika orang tua atau pasanganmu meninggal bagaimana rasa hatimu?

Pasti jawabannya sama, semua orang akan merasa sedih atau bahkan marah atas semua kehilangan yang dialaminya. Kehilangan sesuatu yang dimiliki dalam bentuk apapun, mulai dari yang berbentuk materi, hingga  berupa seseorang. Kesedihan yang dirasakan akibat kehilangan di atas pun levelnya masing-masing, pun level keikhlasan seseorang dalam menerima kehilangan tersebut juga beragam.

Dengan case kehilangan yang sama misalnya, kenapa bisa ada satu orang yang bisa lebih mudah untuk mengikhlaskan dan ada satu orang lainnya yang justru sangat sulit melakukannya? Jawabannya adalah karena kedua  orang tersebut memiliki level rasa memiliki yang berbeda. Semakin besar rasa memiliki seseorang terhadap sesuatu atau seseorang, maka semakin sulit baginya untuk mengikhlaskan ketika ia kehilangan hal tersebut. 

Ada beberapa konsep dasar yang perlu dipahami:

1. Segala yang kita miliki dalam hidup ini adalah titipan dari Allah, jadi ketika Dia mengambilnya, maka kita tidak punya hak untuk marah ataupun melawan. Karena segala milikNya akan kembali kepadaNya. Dalam islam kita diingatkan dengan kalimat 'Innalillahi wainnailaihi Rajiuun' = semua milik Allah pasti dan akan kembali kepadaNya. Kalau percaya sama hal itu maka segala kehilangan ya pasti bisa diikhlaskan dengan hati yang lebih lapang.

2. Ketika kamu berani memiliki, maka kamu harus berani kehilangan. Ketika kamu berani mencintai maka kamu harus berani sakit hati. Ketika kamu berani menggantungkan kebahagiaanmu pada makhluk maka kamu harus bersiap untuk kecewa. Semua itu bergiliran terjadi, seperti napas yang ada kalanya kita tarik dalam-dalam dan kemudian harus kita hembuskan kembali menguap ke udara, itulah hidup. 

Nah, ketika kedua konsep itu sudah bisa diterima, lalu apa proses penerimaan selanjutnya? Well, maksudnya adalah bagaimana caranya agar ketika kehilangan itu terjadi, logika kita bisa menerima dan mengikhlaskan dengan didukung oleh konsep di atas.

Percaya bahwa :

1. Semua orang yang hadir dalam hidupmu adalah berkah. Setiap orang yang hadir dalam hidupmu, baik dalam waktu lama atau sebentar, baik membahagiakan atau bahkan membuat luka, mereka semua pasti memberikan pelajaran bagi hidupmu. Allah membuat mereka semua singgah dalam hidupmu dengan tujuan dan tugasnya masing-masing. Pun orang yang membuatmu luka, maka banyak pelajaran yang bisa kamu ambil dari mereka. Mereka adalah aktor dan aktris pendukung yang telah dipilihkan Allah sebagai 'sang sutradara kehidupan' untuk mengisi lakon hidupmu.

2. Semua yang terjadi adalah pilihan terbaik pada saat itu. Berhentilah melulu berusaha mencari kemungkinan-kemungkinan pada masa lalu yang kamu sendiri tahu semua itu tidak mungkin terjadi. Apa sih yang kamu harapkan dari berbagai angan-angan 'coba dulu begini ya' , 'coba dulu saya tidak melakukan itu' dan berbagai pengandaian yang kemudian membuatmu semakin tertarik oleh magnet masa lalu yang pada akhirnya membuat langkahmu untuk mengikhlaskan semakin berat. Sudahi berbagai pengandaian itu dan terimalah bahwa kondisi itu adalah satu-satunya pilihan terbaik yang bisa terjadi pada saat itu. Percaya bahwa kondisi itu sudah direncanakan oleh Allah dan memang Dia inginnya terjadi seperti itu dalam hidupmu.

3. Sudah saatnya terjadi. Semua kejadian yang terjadi dalam hidupmu terjadi pada saat yang tepat, tidak pernah telalu dini dan tidak juga terlambat. Jika luka itu terjadi tiga tahun lalu misalnya atau jika saja kebangkrutan bisnismu tidak terjadi sekarang, kamu tidak bisa mengatakan bahwa itu terlalu cepat, atau saya belum siap ketika itu terjadi. Tidak bisa. Ketika hal itu terjadi, maka berarti memang itulah waktu yang tepat bagi kamu untuk mengalaminya. 

4. Sudah saatnya berakhir. Ketika hubungan kamu dengan pasanganmu harus berakhir misalnya, entah karena putus, karena perceraian, ataupun karena kematian, maka itu adalah akhir yang sudah saatnya dan sudah seharusnya terjadi. Tidak ada yang perlu kamu sesali, yang harus kamu lakukan adalah mengikhlaskan, menutup buku dan melanjutkan hidup.

Ketidakmampuan diri untuk mengikhlaskan akan membuat kita menutup diri dari hal-hal yang kita butuhkan, dengan begitu akan semakin sulit pula kebahagiaan menembus masuk ke dalam diri kita. Pada akhirnya, inti dari semua tulisan di atas adalah berdamailah dengan kenyataan, jangan terus mencoba melawan kenyataan yang terjadi atau bahkan menyangkalnya.

Jika ada hal kurang atau bahkan tidak menyenangkan terjadi dalam hidupmu, terima dan ikhlaskanlah. Seperti halnya berenang di sungai, semakin melawan arus maka kita akan semakin tenggelam, sebaliknya jika kita mengikuti arus dan berdamai dengannya maka kita akan mengapung ke permukaan - Djie


Sedikit share dari sesi hening bulan ini, semoga bermanfaat.  


Rayakanlah kehilanganmu dan mulailah untuk merayakan kebersamaan dengan orang-orang yang ada bersamamu saat ini serta bersiaplah untuk kehadiran orang-orang yang akan hadir mengisi hidupmu. - hnu


Today is Yesterday's Tomorrow

By hanaumiya - 7 October 2017


Kecenderungan otak manusia adalah selalu memikirkan segala sesuatu yang sudah terjadi dan mengkhawatirkan apa yang akan terjadi. Hidup kita cenderung hanya beredar antara masa lalu dan masa depan dan mungkin tanpa menyadari masa kini yang justru sedang ia jalani, yang sedang ia rasakan.

Kesibukan diri ketika memokuskan hal pada masa lalu dan masa depan terkadang justru membuat hidupmu tidak relaks. Masa lalu seakan menghantui dan terus menjadi bayang-bayang, sedangkan masa depan bagaikan badai yang siap menerjang dan membuat kamu harus terus berfikir dan mempersiapkan segala sesuatunya agar ketika badai datang kamu tahu harus berbuat apa, tahu harus bagaimana. 

Apa yang terjadi dengan masa kini ketika kamu terlalu sibuk terjebak antara masa lalu dan masa kini? 

Masa kini terus berjalan, tanpa medapatkan perhatian penuh darimu, padahal bisa jadi momen itu adalah momen yang penting yang justru tidak akan terulang lagi. Dalam kelas-kelas mindfulness yang pernah saya ikuti, menyadari diri ini pada saat ini adalah merupakan salah satu cara untuk meredam semua kepenatan otak kita yang tersesat dan tergulung dalam kesibukannya memikirkan masa lalu dan masa depan.

Well, menyadari masa kini maksudnya begini. Di tengah kestressan kamu, kamu coba duduk relaks, pejamkan mata dan bernapaslah. Inhaling, exhaling, dengarkan setiap napas yang kamu tarik dan setiap hembusan yang kamu keluarkan hingga fokusmu hanya pada napas. Coba rasakan dan nikmati momen itu, hingga akhirnya kamu membawanya ke kondisi dan keadaan yang sedang kamu jalani saat ini, detik ini, dan mungkin hari ini tanpa terdistrak oleh pikiran tentang masa lalu dan masa kini. 

Tentu kita sudah sering mendengar tentang kata-kata mutiara yang mengatakan bahwa kita harus mengambil pelajaran dari masa lalu agar bisa menjalani hari ini dan hari depan dengan lebih baik. Kata-kata itu sama sekali tidak salah, benar bahkan. Namun dalam kalimat itu ada yang terlupakan bahwa ada satu sisi masa atau momen masa kini yang terlupakan. Bagi saya, mungkin kalimatnya harus dilengkapi menjadi "Ambillah pelajaran dari pengalaman masa lalu agar bisa menjalani hidup dengan lebih baik hari ini dan kedepannya tapi tanpa mengabaikan dan mengindahkan kehidupan yang sedang kamu jalani saat ini." 

Setidaknya itulah yang masih saya pelajari di Kelas Nafas ini


"Today is tomorrow's yesterday. Should it becoming your past first to get your attention? of course not, then deal with them - hnu



Be Honest With Yourself

By hanaumiya - 24 September 2017


A : Apa kabar teman-teman semua?
All : baik 
A: Padahal jika teman-teman ada di ruangan ini, di sesi ini, seharusnya teman-teman semua keadaannya sedang kurang baik. Misal saja sedang kurang sehat, sedang stress, sedang bete, lelah dan sebagainya. Jika kondisi teman-teman semua baik, maka seharusnya teman-teman tidak berada di sini. 
All : tertawa (entah menertawai kebodohan, atau menertawai diri sendiri yang memang tidak tahu kondisi diri sebenarnya)

Itulah sepenggal percakapan pembuka yang pernah saya dengar pada satu sesi hening. Pertanyaan dan jawaban yang sangat tidak asing dan sangat mudah untuk dijawab. Tapi menjadi penting dan menarik ketika kita menggunakan kacamata kejujuran pada diri sendiri tentunya. Pelajaran penting yang mungkin banyak orang termasuk saya tidak pernah berusaha untuk mempelajarinya. Mengenal diri sendiri, mendengarkan diri sendiri dan mengetahui kondisi diri sendiri yang sesungguhnya merupakan bagian paling dekat dalam hidup kita. 

Ketika kamu menjawab "kabar saya baik", apakah benar kondisi diri kamu saat itu benar-benar baik? ataukah jawaban itu hanya formalitas saja dengan asumsi "toh jika saya jawab bahwa kondisi saya tidak baik, memangnya orang di seberang sana peduli dengan ketidakbaikan saya?".

Apakah dirimu baik seperti yang kamu katakan?
Apakah dirimu bahagia seperti yang terlihat dari wajahmu?
Apakah dirimu setuju dengan statement 'baik' yang terlontar dari lisamu dan 'bahagia' dari yang terpampang di wajahmu?
Ataukah semua itu hanya topeng yang kamu gunakan untuk untuk menutupi kondisimu yang tidak baik dan tidak bahagia?

Untuk bisa menjawab semua pertanyaan itu, kamu harus pergi jauh ke dalam dirimu sendiri, dekati ia yang selama ini begitu jauh darimu, perhatikan ia yang selama ini kamu acuhkan, dan cobalah dengarkan apa dan bagaimana kabarnya serta apa yang dia inginkan. 

Jika dalam suatu hubungan kamu akan berusaha sekuat tenaga untuk memahami pasanganmu, berusaha mengerti apa yang hatinya mau agar si dia bahagia. Tapi pernahkah kamu melakukan hal yang sama kepada dirimu sendiri? Berusahalah memahami diri, mendengarkan diri dan buatlah dirimu benar-benar bahagia, karena dia berhak mendapatkannya, lebih dari siapapun dalam hidupmu.

Jika dunia menuntutmu untuk menjadi kuat, maka kamu harus menempa dirimu untuk benar-benar menjadi kuat, bukan malah berpura-pura kuat dibalik semua kerapuhanmu. Jika lingkungan menuntutmu untuk tampil bahagia, maka memasang topeng bahagia di wajahmu bukanlah pilihan yang tepat. Jujurlah pada dirimu, buat dia bahagia  dan dengan sendirinya wajahmu akan memancarkan kebahagiaan itu. 

Sama halnya dengan ketika kamu melakukan sesuatu yang pada akhirnya membuat orang-orang disekitarmu bahagia, namun hati kecilmu sebetulnya tidak menyukai hal tersebut, kamu melakukan hal yang membuat orang lain bahagia tapi dirimu sendiri tidak bahagia dengan hal tersebut. Bukankah itu merupakan salah satu bentuk ketidakjujuran pada diri sendiri?

Boleh jadi kamu adalah orang yang paling baik sikap dan perilakunya terhadap orang lain, tapi kamu harus ingat bahwa sebaik-baiknya kamu adalah yang juga baik terhadap dirimu sendiri. Jangan hanya menjadi baik untuk orang lain, tapi jadilah baik bagi dirimu sendiri. Intinya jangan pernah menzhalimi diri sendiri hanya untuk orang lain, cari win-win solution paling tidak supaya tidak ada pihak yang dirugikan lebih dalam.

Berpura-pura bahagia itu melelahkan, memakai topeng sebagai senjata untuk menolak kondisimu yang sebenarnya itu juga tak kalah melelahkan. Jika kamu butuh menangis maka menangislah, jika kamu merasa lelah maka berhentilah sejenak untuk beristirahat dan jika hatimu merasa sakit, maka sembuhkanlah. Dirimu butuh ruang untuk menjadi dirinya sendiri tanpa tuntutan, penilaian ataupun penghakiman dari orang lain.



Jujur pada diri sendiri adalah salah satu hadiah terbesar yang bisa kamu berikan untuk dirimu - hnu


How He Responds what Heart Desired

By hanaumiya - 10 September 2017


Selalu ada maksud dari setiap pertemuan
Selalu ada arti dari setiap perpisahan
Selalu ada tujuan dari setiap kejadian 
Dan selalu ada hikmah dibalik setiap ujian

Asalkan yakin, bahwa itu adalah skenario terbaik
Yang telah Ia siapkan

Tuhan, 
Kau tunjukkan kebesaranMu 
Di saat terkecilku 
Kau berikan keyakinan
Di tengah keraguan hatiku
Dan Kau menepati janjiMu

Tangan-tanganmu telah menyelamatkanku
Dari kebersamaan dengan orang yang salah
Dari lingkaran kehidupan yang tidak tepat
Dari kezhaliman yang ku dapat
Dan dari masa depan yang tidak terarah

Dan tangan-tanganmu
Telah mengangkat, memberikan
Kedamaian di hati 
Kekuatan dalam diri 
Dan kebahagiaan dalam sanubari

Tuhan, ku percaya dan ku yakin
JanjiMu selalu nyata
Bahkan di saat yang tak ku duga
RencanaMu terlalu indah 
Hingga aku tak mampu berkata 
Selain kata syukur yang terus bersambutan
Bagai mata rantai yang tak berujung

Tuhan, 
Ribuan rasa syukur tak kan mampu
Melukiskan bahagiaku
Untuk jalan yang Kau gariskan
Untuk hidupku, kini

Tak perlu ku ragu untuk melangkah
Melepas apa yang harus ku lepas
Melangkah dengan pasti
Mengejar mimpi
Mengapai cita-cita
Dan menyambut jalan takdir selanjutnya



"Hearts pray for what they desire and Allah responds with what is best for them" 

Karma Does Exist

By hanaumiya - 13 August 2017




Pada masyarakat, kata KARMA sudah banyak dikenal luas, karma bisa juga diartikan sebagai hukum tabur tuai atau dengan bahasa harafiahnya adalah bahwa semua perbuatan yang pernah kita lakukan sejatinya akan kembali kepada kita, cepat atau lambat. Nah, dalam islam hal seperti ini disebut dengan kifarah. Jika kita melakukan kebaikan, maka hal baik akan kembali pada diri kita dan begitupula sebaliknya. 

Saya pernah mendengar sebuah kajian yang mengatakan bahwa tidak datang sebuah musibah melainkan karena dosa yang kita buat sebelumnya. Jika kita mendapat musibah, coba ingat-ingat lagi dosa apa yang sebelumnya kita buat, mungkin inilah balasan atas dosa-dosa tersebut.

Di sini mungkin konsepnya sama, pada intinya jika kita berbuat hal negatif maka hal negatif itu akan kembali ke diri kita, pun sebaliknya jika kita berbuat hal baik maka hal baik itu pula akan kembali kepada kita.

Beberapa waktu yang lalu, ketika saya berangkat ke kantor, kartu flash saya tertinggal dan saya randomly minta tolong pada seorang ibu, dan ibu itu dengan senyum langsung memberikan flashnya untuk saya tap masuk tanpa mau saya bayarkan. Padahal sebetulnya saya bisa saja membeli kartu baru dengan harus mengantri di antrian top up, tapi saya memilih untuk minta tolong orang saja, dan ternyata I got it easily. Kemudian saya teringat, kemarin saya mengalami kejadian yang persis sama dengan posisi saya yang meminjamkan kartu flash saya untuk orang lain. Menolong orang dan kita mendapat pertolongan balik dengan cara yang persis sama. 

Contoh lainnya yang lebih seru. kisah seorang sahabat yang sebut saja namanya Rani. Berapa tahun yang lalu dia dihubungi oleh seorang wanita yang tidak dikenalnya, sebut saja namanya Lina. Lina menanyakan status hubungan Rani dengan pacarnya saat itu yang bernama Ari, karena si Ari ini ternyata sedang intens PDKT dengan Lina, sedangkan dari medsos lelaki itu, Lina menemukan bahwa lelaki itu masih berstatus pacar wanita lain yang tak lain dan tak bukan adalah Rani. Keberanian Lina menghubungi Rani tak lain karena dia tidak ingin menjadi perusak hubungan orang, makanya dia ingin memperjelas status lelaki itu sebelum mengenal lelaki itu lebih jauh. Dan dari situ dia jadi tahu orang seperti apa lelaki itu. Dari kejadian ini, Rani dan Lina kemudian menjadi teman baik, mereka sharing pengalaman dan saling meguatkan di saat dibutuhkan. Setahun berlalu hingga kedua wanita itu sudah memiliki pasangan baru masing-masing. Tiba-tiba kejadian di atas terulang persis dalam kehidupan Lina, dia dihubungi oleh wanita lain dan dengan kejadian yang sama terjadi pada pacarnya. 

Awalnya Lina merasa bahwa apa yang dialaminya adalah karma karena dulu dia pernah membongkar kedok Ari di depan Rani, semua dibalas persis sama selang satu tahun berlalu. Namun ketika ditelaah lebih lanjut, sebetulnya Lina sedang menuai hasil dari apa yang ditanamnya dulu, Jika dulu yang dia lakukan telah menyelamatkan Rani dari lelaki tidak baik itu, maka kini giliran dia yang diselamatkan oleh wanita lain dari lelaki itu. Dengan begitu kedua wanita itu sama-sama tahu bahwa lelaki macam mereka bukanlah lelaki baik-baik dan bukan lelaki yang pantas untuk dipertahankan. 

Ketika seseorang berniat dan melakukan sesuatu untuk menyelamatkan orang lain, maka Allah akan membalas hal yang sama dengan cara yang tidak terduga-duga. Dengan cara yang mungkin secara logika agak aneh, tapi ternyata benar-benar terjadi. 

Sama halnya begini, misalnya saja ketika kita dizhalimi oleh orang lain, misal kita difitnah atau diperlakukan tidak baik oleh orang lain, sebetulnya kita tidak perlu membalas semua itu dengan cara yang sama. Kalau kita membalas maka kita tidak ada bedanya dengan orang tersebut. Cukup percaya bahwa Allah akan membalas semua luka, membalas semua sakit hati, semua kerugian yang kita alami melalui tangan-tangan malaikatNya. Percaya deh, tidak ada satu perkarapun yang luput dari mata Allah, sekecil apapun yang kita lakukan kepada orang lain, pun sekecil apapun orang lain melukai kita, Allah sudah persiapkan semua balasannya. Be careful with your action guys!




"Jika kita mendapat satu kebahagiaan, boleh jadi itu adalah hasil dari perbuatan baik yang kita lakukan sebelumnya. Dan jika kita mendapat satu duka, maka boleh jadi itu adalah juga akibat dosa dan kesalahan yang kita lakukan di masa lalu." - HNU



The Story - Unfulfilled Promise (Part 2)

By hanaumiya - 12 August 2017


Rhaga

“duh, bosan banget gue sakit begini seharian di rumah, gue mau ke makam aja deh” ujar Rhaga seraya bangun dari ranjangnya. Rhaga yang hari itu tidak masuk kantor kemudian berangkat ke makam ayahnya, mengaji dan mengirimkan doa. Itu adalah salah satu kebiasaannya, setiap ada waktu dan setiap kali hatinya tidak enak Rhaga akan pergi ke makam ayahnya sekedar untuk bercerita dan berdoa.

“Masih ada waktu, gue ke makam Reno sekalian deh” Ia kemudian melanjutkan perjalanan menuju makam Reno yang letaknya tidak begitu jauh dari rumahnya. Reno, sahabatnya sejak kecil, sahabat yang selalu ada setiap saat, sahabat yang sangat menyayanginya dan juga Arimbi. Seusai mengaji dan berdoa di makam Reno, Rhaga mematung, hatinya tidak tenang, merasa bersalah pada seseorang yang seharusnya dibuatnya bahagia namun justru dikecewakannya, dan iapun bergegas pergi menuju tempat itu.

Tidak lama kemudian Rhaga sudah berdiri di depan makam ayah Arimbi. Makam seorang ayah yang putrinya telah ia sakiti, tempat yang pernah dikunjunginya bersama Arimbi untuk memohon restu. Namun hari itu Rhaga kembali ke sana bukan dengan rasa bangga karena telah menjaga dan membahagiakan Arimbi, melainkan datang dengan penuh malu dan rasa bersalah karena telah melalaikan janjinya kepada beliau, ia datang dengan membawa kekecewaan untuk lelaki itu.

“Rhaga, kalau kamu serius dengan Arimbi, kamu harus jaga dia, jangan pernah sakiti anak gadis Om ya Ga.” Ucap Om Arya
“Iya Om, aku serius dengan Arimbi, aku akan jadikan dia satu-satunya wanita yang aku cintai, aku akan jaga dia dan aku ngga akan mengecewakan Om” jawab Rhaga
“Lelaki sejati tidak akan menjilat ludahnya sendiri, kamu paham kan maksud Om” tanya Om Arya
“Iya Om, aku paham” Rhaga menyambung dengan yakin

Itulah sepenggal percakapan terakhir Rhaga dengan lelaki itu, sebelum akhirnya ayah Arimbi meninggal beberapa bulan kemudian. Batinnya menangis mengingat janji yang yang pernah diucapkannya pada beliau. Tapi dia tidak punya kekuatan untuk melawan jalan takdir yang dipilihnya, saat itu.

“Om, saya minta maaf karena tidak bisa menepati janji pada Om” Rhaga lirih menyelesaikan kalimatnya. Ia sadar, tidak sepantasnya ia menunjukkan batang hidungnya di sana, jika Arimbi tahu pasti dia akan marah besar. Tapi Rhaga siap jika harus menerima kemarahan Arimbi, menerima luapan emosi wanita yang pernah dan masih menjadi bagian penting dalam hidupnya itu.

Selesai membersihkan makam, mengaji dan berdoa, Rhaga kemudian pergi. “Mungkin ini akan menjadi kali terakhir saya datang ke sini Om, sekali lagi saya minta maaf” ucap Rhaga dalam hati sambil mengelus nisan Om Arya dan kemudian Rhaga beranjak meninggalkan tempat itu.

“Mbi, aku kangen, tapi aku ngga bisa ngehubungin kamu, aku ngga mau nyakitin kamu lagi Mbii” Ujar Rhaga dalam hati. Batinnya menangis merasa ada yang hilang dari hidupnya setelah ia melepaskan wanita itu.



Surgaku Nerakaku, cuma Dia yang tahu



Pernah ngga sih kalian denger atau ngeliat orang yang dengan gampangnya nge-judge tentang amalan atau ibadah orang lain dengan membawa-bawa urusan surga dan neraka. Well, misalnya aja begini, ketika ada seseorang yang mengadakan acara santunan kaum dhuafa dan mungkin acaranya besar. Akan ada tuh pihak-pihak dari luar yang dengan santainya bilang "sedekah kok diumbar-umbar, riya banget ya!" 

Astagfirullahaladzim, kenapa sih masih aja ada orang yang sibuk banget ngeliatin dan ngurusin urusan orang lain, ngapain sih bikin dosa dengan menilai apakah ibadah orang itu baik atau tidak, ikhlas atau tidak, toh itu semua sama sekali bukan kuasa mereka loh, juga bukan kuasa satu orangpun di muka bumi ini, semua itu cuma kuasa ALLAH. 

Kalau misalnya kondisinya dibalik "saya mau megadakan santunan dhuafa besar-besaran ah, mumpung ada rejeki, dan malu juga sama orang-orang kalau saya mengadakan santunan kecil-kecilan saja, bisa hilang muka saya di mata warga". Nah kalau seperti ini keadaannya juga sebetulnya bukan urusan kita juga. Semua hal yang kita lakukan bernilai ibadah atau tidak, berbuah pahala atau tidakpun semua itu cuma Allah yang bisa menilai. 

Dengan membuat statement berikut untuk orang lain :

"ibadahnya riya banget, mana mungkin dapet pahala?"
(yang menilai riya itu kan si oknum ini sendiri ya, toh belum tentu si pelaku bener-bener berniat riya. Pertama kalau misalkan benar seperti yang dituduhkan, terus urusannya sama si oknum ini apa? apa dengan berkomentar seperti itu dia akan dapat pahala? yaa enggak dong, justru malah berdosa karena bernilai 'gunjingan'. Ketika si oknum mengurusi pahala orang lain, apa dia udah yakin pahala dia udah lebih banyak dari orang yang diurusin?)

"durhaka sama orang tua tapi rajin sedekah mana mungkin masuk surga"
(hayooo yang menilai orang itu durhaka siapa? bisa jadi menurut dia orang itu anak durhaka tapi bagi orang tuanya justru dia anak baik, lalu ditambah dengan rajin sedekah, dan semua itu ternyata diganjar pahala sama Allah, lalu urusan sama si oknum itu apa hayoo? gak untung justru buntung karena nambah dosa)

"kelihatannya saja anak alim, tapi rajin main perempuan, ngga takut sama Allah apa ya?"
(yang menilai anak itu alim siapa? si oknum itu juga kan ya? bisa jadi orang itu sebetulnya ngga alim juga, terus mungkin dia juga memang hobi main perempuan. Lalu ngapain kita ngurusin dosanya orang itu atau bahkan ngurusin nerakanya dia? ngga ada untungnya Sis Bro.

Atau statement ini untuk diri sendiri dan orang lain :

"Kalau sedekahnya banyak mudah-mudahan pahalanya makin banyak, ngga seperti tetangga sebelah yang sedekahnya sedikit-sedikit"
(Ini lumayan bahaya, karena bercampur dengan rasa sombong di dalamnya karena merasa lebih baik dan menendahkan pihak lain. Belum tentu sedekah yang banyak akan benilai pahala yang banyak juga. Dan bisa jadi sedekah orang lain yang sedikit itu justru lebih diterima oleh Allah karena keikhlasannya)

"Alhamdulillah saya ustadz, jadi saya bisa memberikan banyak ilmu bagi orang lain, tapi lihat deh si bapak X, bukan ustadz juga bukan ulama kok pede banget ngajarin orang mengaji"
(sama dengan cerita di atas, kalimat ini juga mengandung kesombongan, karena setahu saya, dalam agama kita diminta untuk berbagi ilmu meskipun hanya satu ayat. Tidak harus menjadi ulama besar atau ustadz kondang terlebih dahulu baru kita boleh mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Misalkan saja sekedar untuk mengajarkan membaca alquran dengan tajwid, jika kita sudah tahu dan mengerti dengan baik, maka tidak ada yang salah kalau kita mau berbagi ilmu itu kepada orang lain, sedikit ilmu jika dibagikan dengan ikhlas insyaallah Allah akan melihatnya).

Jangan pusing-pusing mikirin pandangan orang lain pada diri kita, biarkan saja orang lain mau menilai kita seperti apa, mau dipandang rendah sekalipun kita tidak perlu khawair. Toh pandangan mereka tidak akan mengubah secuilpun pandangan Allah terhadap diri kita. Belum tentu mereka yang merasa lebih baik, mereka yang merasa lebih beriman, mereka yang merasa terhormat itu di mata Allah jauh lebih baik dari kita. No way!

Sooo... intinya ngga usah buang-buang energi, tenaga dan pikiran untuk ngurusin dosa atau pahalanya orang lain, surga kita aja belum tentu terjamin, terus ngapain sampai ngurusin surga dan nerakanya orang lain. Penilaian kita sebagai manusia itu sama sekali tidak akan memengaruhi penilaian Allah terhadap setiap hambanya. Bernilai pahala atau tidaknya suatu amalan yang kita lakukan, semua berbalik kepada niat awal kita ketika melakukannya, dan satu-satunya penilai terbaik dan hakim terbaik adalah Allah SWT.



"Jangan pernah pusing dan takut atas penilaian orang lain terhadap diri kita, pusingkan dan takutkanlah penilaian Allah terhadap diri kita." - HNU

Live Our Own Life

By hanaumiya - 11 August 2017

Hari baru telah tiba
Jalan kehidupan membawa kita hingga di titik ini
Semua memori, semua kenangan, semua pengalaman
Menuntun kita berdiri di ujung jalan

Tahukah kamu bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini
Kebersamaan kala itu memang sudah saatnya terjadi
Dan perpisahan itu juga memang sudah saatnya terjadi
Kehadiranmu dan kehadiranku dan perpisahan itu

Tuhan terlalu pandai memainkan bidak catur dalam hidup setiap umatNya
Setiap kejadian, setiap kehadiran dan setiap kehilangan
Memiliki makna tersendiri bagi perjalanan hidup mereka
Dan itu adalah bagian dari rahasia Tuhan yang telah direncanakan

Kamu adalah kamu dan aku adalah aku
Kini kita menapaki jalan yang berbeda
Karena Tuhan menginginkan begitu
Itulah takdir, dan berbahagialah untuk itu

Kamu adalah kamu

Hidupmu adalah kamu yang menjalani
Hari-harimu adalah kamu yang melalui
Dan kebahagiaanmu adalah kamu sendiri yang mengetahui

Tidakkah kamu tahu apa yang sebetulnya kamu mau
Tidakkah kamu ingin melakukan apa yang memang membuatmu bahagia
Dan tidakkah kamu berniat melakukan sesuatu yang kamu inginkan dan bukan yang mereka inginkan darimu.

Baik menurutmu belum tentu baik pada akhirnya
Baik menurut mereka belum tentu juga baik pada akhirnya
Tapi baik menurutNya sudah pasti baik pada akhirnya. Maka mintalah padaNya

Apa bahagianya melakukan sesuatu yang disukai mereka tapi tidak disukai olehmu
Apa mereka bahagia melihatmu melakukan apa yang tidak disukai olehmu
Tidak inginkah kamu melakukan sesuatu yang disukaimu dan perjuangkan supaya mereka juga menyukainya. 

Hidup terlalu singkat untuk sekedar menjadi bidak catur orang lain
Jadilah lelaki untuk dirimu sendiri
Jadilah pelindung bagi tulang rusukmu kelak
dan jadilah kebanggaan bagi mereka para penerusmu



If you are searching for the person that could change your life, then take a look in the mirror. - anonymous

The Story - When Feelings Blind the Eye

By hanaumiya - 5 August 2017


Hujan turun dengan deras di tengah musim kemarau hari ini, bau hujan menyapu tanah tercium dengan sangat jelas. Siang itu Kinara duduk manis di jendela kamarnya, terdiam menikmati setiap tetes air hujan yang jatuh ke rumput di taman depan kamarnya. Tidak ada yang menarik dari taman itu selain berlapis rumput gajah dan beberapa pot bunga yang sengaja ditanam oleh sang ibu. 

"Kina, kamu ngapain melamun begitu? nanti kesambet aja" suara sang ibu terdengar dari pintu kamar membuyarkan lamunannya. "Ngga Bu, aku lagi nikmatin suasana hujan aja, tenang banget rasanya" jawab Kinara. Iapun kemudian menyusul Ibu yang duduk di ranjang kamarnya dan meletakkan kepala di paha ibunya. Itu adalah tempat paling nyaman bagi Kina di mana ia bisa dengan terbukanya bercerita, sharing dan menerima masukan dari Ibu.

"Kamu ingat ngga si Harris anaknya tante Risti, itu lho temen kamu TK dulu" Ibunya memecah keheningan. 
"Inget dong bu, si Harris yang waktu itu kita kondangan ke nikahannya kan?" tanya Kina
"Iya bener, kemarin ibu ketemu sama tante Risti, dia bilang si Harris udah cerai sama istrinya. Kasihan ya" Ibu melanjutkan
"Hah??? kayaknya nikahnya baru tahun lalu deh Bu, masa udah cerai aja, macam selebriti aja sih" timpal Kina sambil setengah bercanda
"Mungkin memang sudah tidak cocok lagi kali ya, tapi kalau menurut tante Risti masalahnya adalah karena orang tua istrinya Harris terlalu banyak ikut campur dalam keluarga mereka, terlebih si Risti itu lebih sering menghabiskan waktu untuk bekerja di luar daripada melayani suaminya di rumah" ibu melanjutkan.

Kinara terdiam mendengar cerita Ibu, berusaha mencerna dan memahami tragedi yang menimpa teman kecilnya itu. Kina menyadari begitu banyak kisah perceraian yang ia dengar dari kalangan teman-temannya. "Yaa Allah, semudah itukah orang memutuskan untuk bercerai?" Kina berbisik dalam hati.

"Makanya, kamu sebelum menikah pikirkan masak-masak dulu, Ibu ngga mau kamu mengalami hal yang sama seperti Harris" ucap Ibu memecah lamunan Kina

"Iya bu, Kina juga ngga mau, Kina mau menikah seperti Ibu sama Ayah, berpisah hanya karena dipisahkan oleh maut. Makanya, Kina ngga mau buru-buru dan gegabah, bukan berarti Kina picky dalam hal mencari pasangan hidup. Kina akan menikah jika Kina sudah menemukan lelaki yang tepat untuk menjadi imam Kina dan lelaki yang layak menjadi ayah dari anak-anak Kina kelak, karena pernikahan itu bukan perlombaan yang mengharuskan lebih cepat lebih baik, tapi mengenai lebih tepat dan lebih baik. Bukan mengenai seberapa cepat sepasang kekasih menikah, tapi mengenai seberapa lama pasangan itu bisa mempertahankan biduk rumah tangga mereka" ujar Kina berkaca-kaca

Ibu mengangguk setuju sambil membelai lembut rambut Kinara. Rambut hitam lebat nan tebal yang sangat cantik dibalik kerudung yang menjadi hijabnya selama satu tahun terakhir.

"Ibu percaya janji Allah bahwa wanita baik adalah untuk lelaki baik dan begitupun sebaliknya. Ibu berdoa semoga kamu istiqomah dengan hijrahmu ini nak, di depan sana Allah sudah siapkan lelaki baik-baik yang juga sedang berusaha menemukanmu. Kamu harus percaya kalau kamu meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik" ucap Ibu

"Kamu harus bahagia ya Nak, jangan pernah melakukan sesuatu yang tidak membuat kamu bahagia, kebahagiaan orang tua adalah ketika melihat anak-anaknya bahagia melakukan apapun yang mereka putuskan, selama masih di jalan Iliahi" satu kalimat yang keluar dari bibir Ibu membuat bulir air mata jatuh dari mata Kinara.

Kinara meremas tangan Ibu merasa ada kekuatan besar yang mengalir ke dalam dirinya, ia hanya percaya bahwa dukungan dan kasih sayang dari keluarganya adalah salah satu sumber kekuatannya dalam melewati setiap kesulitan. Sayangnya baru belakangan ini Kinara menyadari semua itu, betapa ia baru menyadari betapa selama ini ia telah mengalahkan keluarganya hanya untuk orang lain. Tak lain karena selama ini matanya tertutup oleh sebuah rasa yang ia kira adalah 'cinta'.



Untuk mengetahui apakah rasa itu bernama cinta atau bukan, lihatlah pada efek yang ditimbulkan olehnya. Jika itu membuatmu semakin mendekat pada kebaikan dan pada Tuhanmu, maka itulah cinta. Namun jika sebaliknya, mungkin itu hanyalah sebuah rasa yang salah. - HNU


Semua Akan Indah Pada WaktuNya

By hanaumiya - 9 July 2017



Berkembangnya penggunaan media sosial yang begitu pesat membuat kita bisa melihat berbagai kejadian, kisah, berita dan peristiwa di dunia ini dengan sangat mudah. Begitu banyak informasi yang kita terima sehari-hari baik yang berupa berita real ataupun sekedar hoax serta berita positif ataupun sebaliknya. 

Bahkan melalui media sosial kita bisa mengetahui dan terhubung dengan teman-teman kita yang mungkin sudah lama hilang kontak. Berita bahagia tentang mereka kah, atau bahkan berita duka. 

Ada satu hal yang belakangan saya sadari. Melalui instagram yang saya gunakan misalnya, saya bisa melihat perjalanan hidup teman-teman saya, ataupun public figure yang saya follow. Memang tidak semua hal bisa menjadi konsumsi publik, dan memang tidak semua yang ditampilkan di medsos tersebut adalah semua yang real, tapi ketika berita bahagia yang dishare oleh mereka bisa menjadi manfaat bagi saya, maka di situlah yang sedang berusaha saya petik pelajarannya. 

Melihat seorang teman yang akhirnya menikah dengan lelaki sholeh setelah sebelumnya sempat bertunangan dengan lelaki lain, seorang teman yang akhirnya dipercaya oleh Allah untuk memiliki anak setelah 8 tahun menanti, seorang public figure yang berkali-kali digunjingkan karena diselingkuhi tunangannya lalu menikah dengan seorang lelaki sholeh, pun kisah seorang teman dan pasangannya yang mualaf akhirnya menikah dengan segala kisahnya. 

Semua itu hanya sebagian kecil cerita yang kemudian membuat saya berfikir bahwa semua akan indah pada waktuNya. Semua kisah-kisah positif di atas adalah jawaban atas gunungan doa yang mereka sampaikan pada Illahi. Saya percaya bahwa setiap kita berdoa, maka sebetulnya kita sedang menyusun satu anak tangga menuju langit, semakin banyak dan semakin sering kita berdoa maka semakin tinggi pula tangga yang terbentang hingga akhirnya akan ada satu anak tangga yang menyundul pintu langit dan ketika itulah doa kita dijawab.

Kisah-kisah di atas membuka mata saya untuk melihat betapa rencana Allah jauh lebih indah dari rencana dan prasangka manusia. Betapa tidak, dari semua kisah teman-teman saya di atas, betapa saya tahu pasti kisah dan perjuangan mereka untuk sampai di titik tersebut, betapa indah rencana Allah untuk hidup mereka, dan itu membuat saya semakin yakin bahwa kita tidak akan pernah kecewa jika kita berharap dan bergantung hanya padaNya. 

Saya percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan skenario untuk setiap umatNya. Ketika kita merasa bahwa doa kita belum dijawab, ketika kebahagiaan yang kita inginkan tak kunjung datang, atau ketika sesuatu yang kita inginkan belum dimiliki, maka sesungguhnya semua itu hanyalah tentang WAKTU. Bukan tentang timing bagi kita, tapi timing yang tepat menurutNya. Percaya deh semua akan terjadi pada waktuNya, bahkan di waktu yang tidak kita duga-duga.

Ternyata media sosial bisa memberi manfaat yang positif banget asalkan kita pintar-pintar melihat dan menilainya. Bahkan media sosial bisa dijadikan tempat belajar, yakni belajar tentang kehidupan seperti hal sesimple ini contohnya. 

Mari positif thinking and see you on the next story!





Bersama Alam Melepas Ketakutan

By hanaumiya - 8 July 2017



This is a real camping instead of glamping.
Kali ini saya melakukan hal yang selama hidup saya tidak pernah terpikirkan dan tidak akan pernah saya lakukan, yeayy... Camping di alam bebas. Mungkin terdengar biasa bagi orang lain tapi tidak bagi saya. Saya adalah orang yang lumayan takut alias malas untuk keluar dari zona nyaman, means saya tidak suka mencoba sesuatu atau melakukan sesuatu yang sudah saya tahu pasti akan nyusahin diri sendiri ataupun orang lain. Kalau teman-teman saya bilang saya ini tipe orang yang ‘cari aman'.

Seperti camping di alam misalnya, selain menyangkut persiapan fisik yang harus baik karena kondisi alam yang tidak bisa diprediksi, kita masih diharuskan untuk beradaptasi dengan cepat dengan alam tempat kita akan menghabiskan waktu, termasuk beradaptasi dengan semua fasilitas yang sangat minim bahkan tidak ada. Fasilitas di sini maksudnya seperti tidak adanya MCK, minim air bersih dan lain sebagainya. Beda halnya dengan glamping di mana kita cukup membawa perlengkapan pribadi layaknya menginap di hotel, tinggal duduk manis masuk ke dalam tenda serta fasilitas toilet yang serupa hotel berbintang.

Keberanian saya untuk ikut camping bermula dari ajakan sahabat saya_Niken yang memang sudah sangat bersahabat dengan dunia per-camping-an. Awalnya saya ragu, tapi karena Niken membawa serta 3 adiknya yang juga baru perdana camping, maka jadilah saya memberanikan diri untuk ikutan. 

Kami menghabiskan  malam di Pulau Melinjo, sekitar satu jam perjalanan dari Pulau Harapan dengan menggunakan perahu berukuran kecil. Kami tiba di Pulau Melinjo sekitar pukul 14.30, bergegas mendirikan tenda dan kemudian kami bertolak untuk melakukan snorkeling. 

Anggota camping kali ini ada 12 orang, selain kami, semuanya adalah teman-teman ngetrip Niken yang luar biasa bersahabatnya dengan alam, maksudnya seperti anak gunung dan traveler-traveler gitu lah. Jadi pada dasarnya hanya saya dan ketiga adik Niken saja yang merupakan newbie. 

Menyenangkan bisa bermalam di tenda, bbq-an bersama, menikmati udara pantai yang begitu nyaman, dan heningnya malam tanpa suara bising ibu kota.

The best part dalam camping ini adalah ketika malam hari saya menyibakkan pintu tenda, yang saya lihat di langit adalah sebuah bulan sabit yang begitu terang dan bintang-bintang yang bertaburan di langit malam itu. Semua berkerlap-kerlip seakan mereka sedang berbincang melalui cahaya mereka masing-masing.

Subhanallah.. sudah lama sekali saya tidak melihat langit seindah itu, rasanya begitu tenang, nyaman dan menentramkan hati. Cukup lama saya terduduk di depan tenda, menikmati indahnya langit Sang Pencipta Langit, merasakan setiap hembusan nafas, meresapi suara angin pantai yang begitu menangkan. "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?"

Pernah ngga sih ngerasain puas dan bangga karena bisa melakukan hal yang sebelumnya tidak bisa kita lakuin atau sebelumnya ngga berani dilakuin, tapi tiba-tiba you did it and everything going well. That was awesome and I made it!


"Menaklukan ketakutan adalah salah satu cara berdamai dan mengenal diri sendiri" - hnu




Classy is Choose to Remain Silent

By hanaumiya - 2 July 2017


Di zaman yang makin luar biasa dan makin unik ini, terkadang kita ngga perlu menjadi orang yang selalu speak up hanya sekedar untuk menunjukkan bahwa kita benar dan orang lain salah, atau sekedar untuk show off  bahwa we know better than others. Justru luar biasanya seseorang itu kadang bisa dilihat dari diamnya mereka karena keunggulan mereka dalam dua hal tersebut di atas. 

Diam tidak berarti kita salah, diam tidak berarti kita kalah, dan diam juga tidak berarti bahwa kita bodoh and knows nothingSpeak up juga belum tentu berarti dia yang berbicara adalah benar, bukan berarti dia akan menang karena perkataannya dan tidak juga menunjukkan bahwa orang itu adalah pintar dan tahu segalanya. Adanya pepatah "Tong kosong nyaring bunyinya" adalah salah satu contoh realnya. 

Adalah hal yang wajar dan manusiawi kalau kita ingin membela diri, dan bukan hal aneh kalau kita ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin kita tahu lebih baik dari orang lain. Namun adakalanya suara tidak mampu menenangkan suasana dan ketika kata-kata sudah tidak mampu mendeklarasikan kebenaran. Maka diamlah.

Ketika kamu dizhalimi atau difitnah oleh orang lain dan ketika kamu dipojokkan dan terpojokkan dengan berbagai kondisi atau ketika semua orang memandang rendah dirimu. Daripada melawan dengan perdebatan, daripada membalas lolonglongan yang tak berkesudahan, dan daripada membuang energi bersua untuk membela diri, just keep silent and be classy!

Biarkan mereka yang melonglong merasa menang karena lawannya terdiam, padahal diamnya seseorang itu adalah kemenangan sesungguhnya. Menang karena berhasil menghemat energi untuk tidak menanggapi sesuatu yang tidak penting, serta menang karena berhasil menahan hasrat dan emosinya untuk beradu silat lidah dengan the fools.


"Singa ditakuti karena DIAM, sedangkan anjing dijadikan mainan karena MENGGONGONG" - Imam Syafii.


The Story - Unfulfilled Promise

By hanaumiya - 11 June 2017



Arimbi 

“Reno, lo datang lagi di mimpi gue, kangen banget gue” Arimbi mendesah kecil ketika terbangun dari tidurnya hari Minggu itu. Reno sahabatnya selama hampir 20 tahun masih mengunjunginya meskipun hanya dalam mimpi. Dia dan Arimbi sudah bersama sejak mereka masih duduk di bangku sekolah dasar, tapi 3 tahun yang lalu Reno meninggal karena gagal ginjal dan itu membuat Arimbi begitu terpukul.

Arimbi bangun lalu sarapan dan kembali ke kamar dan langsung berberes kamar“udah lama banget ngga beres-beres, hajarlah” katanya dalam hati. Tidak butuh waktu lama kamarnya kemudian bak kapal pecah, semua barang keluar dari lemari dan laci untuk dirapikan kemudian. Seketika Arimbi terdiam ketika membuka sebuah album kecil kumpulan foto-foto lama miliknya, foto bersama teman-teman SD hingga teman kuliahnya.

Arimbi membuka lembar demi lembar album itu, terkadang tersenyum sendiri sambil menunjuk orang-orang dalam foto tersebut. Hingga ia terpaku pada salah satu halaman album tersebut, Arimbi terdiam, lama, hingga akhirnya bulir air mata jatuh dari matanya yang sipit. Di halaman album itu ada fotonya bersama Reno dan juga Rhaga. “Ren, kenapa secepat itu lo pergi? Kenapa lo ninggalin gue?” katanya lirih.

Lumayan lama Arimbi terpekur memandang foto-foto itu, memandang wajah Reno yang begitu gempal dan sehat, melihat dirinya yang tertawa bahagia dirangkul oleh kedua sahabat tersayangnya. Arimbi memejamkan mata berusaha memainkan ulang semua rekaman kebersamaan mereka sekian tahun yang lalu. Hanya ada dia, Reno dan Rhaga.

“Duh, kenapa bisa pas banget sih, baru semalem mimpiin dia, eh ini malah tiba-tiba ngeliat foto begini” Arimbi merajuk kesal. Bukan karena dia tidak ingin mengenang Reno sebagai sahabatnya, tapi karena masih ada yang mengganggu ketika ia mengingat tentang Reno. Yes right, semua yang berhubungan dengan Reno akan otomatis berhubungan dengan Rhaga dan itu yang membuat Arimbi tidak nyaman untuk mengenang Reno pada saat ini.

Setelah selesai beres-beres kamar, Arimbi langsung duduk di depan laptop untuk menuliskan kegundahannya. Arimbi adalah tipe anak yang harus curhat di diary setiap kali ada hal yang mengganggu hatinya. Dari zaman SD sampai kuliah, sudah puluhan buku diary ditulis olehnya hingga akhirnya dia mengenal dunia blogging dan berhenti menulis di diary dan menggantinya dengan blog atau just put on her own laptop.

Sebuah foto yang menjadi pembuka curahan hatinya yang begitu dalam.

“Mbi, Ga, kalian kapan mau married? Jangan lama-lama dong, gue mau ngeliat kalian menikah dan punya anak, gue pingin banget ngeliat dua sahabat gue bersanding di pelaminan selagi gue masih hidup.” Kata Reno di hari itu ketika Arimbi dan Rhaga menjenguknya di rumah sakit. Kondisi Reno saat itu sangat menurun, tapi tidak separah sebelumnya. Arimbi terdiam memegang tangan Reno tanpa berkata-kata. “Insyaallah taun depan Ren, makanya lo harus sehat biar bisa jadi ketua panitia pernikahan kita nanti" kata Rhaga berusaha menyemangati sahabatnya itu.

Itulah hari terakhir Arimbi bertemu Reno, dan itu jugalah permintaan terakhir dari Reno yang ternyata tidak bisa ditepati olehnya, juga oleh Rhaga.

Arimbi menangis setiap kali teringat kejadian itu, baginya tangis itu bukan lagi soal dia dan Rhaga, tapi lebih karena Reno. “Maafin gue Ren, maaf gue ngga bisa mewujudkan keinginan lo, maaf gue harus memilih jalan ini” air mata Arimbi jatuh di atas keypad laptopnya dan dia menangis
.
Jika ada yang mengatakan bahwa persahabatan antara wanita dan laki-laki tidak ada yang berhasil selain akan mengarah ke hubungan romansa, maka itu benar terjadi pada Arimbi. Arimbi dan Rhaga memutuskan untuk menjalani hubungan yang lebih dari sekedar sahabat setelah 15 tahun kebersamaan mereka. Hingga akhirnya Tuhan memaksa mereka untuk menjalani takdir yang berbeda 2 tahun yang lalu.

Setelah kejadian itu, hampir setiap hari Arimbi memimpikan Reno, dalam berbagai frame, berbagai kondisi, dan berbagai percakapan yang menunjukkan ketidaksukaan dan kesedihan Reno atas keputusan yang diambil olehnya.

“Mbi, kita ketemuan di depan FX ya, gue parkir di pintu IX GBK buat CFD-an” kata Reno di telefon

“Siap Ren, nanti gue langsung ke FX” jawab Arimbi

Reno dan Arimbi kemudian lari di sepanjang jalan Sudirman sambil sesekali mengobrol

“Mbi, si Rhaga mana? Kok ngga keliatan?” Reno menatap Arimbi bingung

“hahaha gue kan udah ngga sama Rhaga Ren, ngga usah nanya-nanyain dia lagi lah” Arimbi menjawab ringan sambil tertawa sambil lalu

Kemudian Reno menatap Arimbi dengan tatapan marah, dia maju ke depan Arimbi dan berlari mundur sambil menatap Arimbi dengan muka marahnya dan dia menghilang.

Itu hanya salah satu dari sekian banyak frame mimpi Arimbi tentang Reno ketika ia dan Rhaga memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Semua mimpi itu pada awalnya membuat Arimbi hampir mundur, tapi pada akhirnya Arimbi memilih untuk terus maju dengan tekadnya yang sudah bulat. “Bismillah, Insyaallah ini yang terbaik yang Allah pilihin buat gue” Arimbi berulang kali mengulang kalimat itu untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Arimbi tetaplah Arimbi, dibalik pikirannya yang logis dan keras, hatinya tetap lembut dan tidak bisa begitu saja melupakan apa yang dilihatnya di mimpi. Berkali-kali ia berdoa dan berbicara dalam hati “Ren, kalau lo mau liat gue bahagia lo harus dukung gue, sudah cukup lo datang ke mimpi gue untuk hal ini, karena bagi gue keputusan ini adalah yang terbaik."

Kita akan ikut bahagia jika orang-orang yang kita sayang bahagia. Bagi Arimbi, jika ingin membahagiakan orang-orang yang kita sayang, maka cara terbaiknya adalah dengan membuat diri kita bahagia terlebih dahulu. Dan itulah yang diyakini olehnya. Arimbi percaya bahwa apapun keputusan yang diambilnya, seberapa beratpun hal itu, jika pada akhirnya bisa membuatnya bahagia maka orang-orang yang menyayanginyapun pasti akan ikut bahagia dan mendukungnya.


Quotes :
“Bersyukurlah atas keberadaan orang-orang baik di sekitar kita, ketika salah satu dari mereka pergi, maka hilang satu kenikmatan dari Allah, karena sebaik-baiknya berkah adalah ketika kita berada di tengah-tengah orang baik."