Health Issue
Travel
Thoughts
Review

Yang Berbeda Dari Lebaran 2020

By hanaumiya - 23 May 2020

Tahun 2020 tidak disangka-sangka memberi kejutan luar biasa bagi seluruh penghuni bumi, bumi seakan dilumpuhkan oleh organisme super kecil bernama Coronavirus. Coronavirus atau yang penyakitnya disebut Covid-19 muncul pertama kali di kota Wuhan, China sejak akhir tahun 2019 dan hingga kini mengguncang hampir seluruh penjuru negeri. Tanpa kecuali kami, sekelompok masyarakat yang tinggal di Ibukota yang masih harus berjibaku menjaga diri dan keluarga agar terhindar dari penyakit tersebut. 

Covid-19 tidak hanya mengubah cara hidup kita sebagai masyarakat, namun juga kemunculannya yang nyatanya mampu membuat bulan Ramadhan dan Lebaran 2020 ini sangat berbeda dari yang biasa kami jalani selama puluhan tahun sebelumnya. Bagi kami ramadhan tidak hanya tentang puasa, namun ia identik dengan "kebersamaan". Berbuka puasa bersama keluarga besar, kerabat, teman-teman, shalat tarawih berjamaah, bertemu dengan keluarga atau tetangga yang mungkin jika bukan karena tarawih tidak dapat kita temui. 

Satu bulan penuh selama ramadhan, kita yang mungkin sebelumnya penuh dengan aktivitas-aktivitas di luar, kini kita dipaksa untuk memangkas kebiasaan itu dan berdiam diri di dalam rumah atau yaa tetap bekerja juga bagi sebagian orang. Dengan ini kita bisa melihat secara keseluruhan bahwa kegiatan kita hanya terbatas pada rumah-kantor-rumah (bagi pekerja) atau rumah-rumah-rumah (bagi yang stay at home atau work from home. Lalu hikmah apa yang bisa diambil dari kondisi ini?

Big frame yang paling kentara sebetulnya adalah "Tuhan itu sedang memberi kita kesempatan untuk menghabiskan waktu lebih banyak untuk mendekat dan beribadah kepadaNya pada ramadhan kali ini." Terlebih sebetulnya ini juga merupakan tes bagi diri kita masing-masing, apakah dengan kondisi ini, dengan kondisi yang memungkinkan kita memiliki lebih banyak waktu untuk berduaan dengan Sang  Empunya Waktu, apakah ibadah kita bisa menjadi lebih baik dari segi kualitas dan juga kuantitas? Apakah semangat kita tetap bisa sama meskipun (katakanlah) kita lebih bersemangat kalau shalat tarawih di masjid bersama-sama dengan yang lain?

Sedih adalah ketika mendengar adzan, namun sang muadzin yang biasanya mengajak semua kaum muslim untuk sholat berjamaah justru kini menghimbau kita semua untuk beribadah dari rumah. Bukan hanya pada saat sholat 5 waktu dan tarawih, pun pada saat sholat Ied yang pada akhirnya menjadi akhir dari rangkaian ramadhan dan lebaran. Sedih, pilu, lebaran kali ini terasa sangat berbeda. 

Saat ini, dunia butuh berisitirahat, ada sistem yang memang sudah saatnya di-restart kembali dan kita semua butuh jeda. Jeda dari segala hal yang selama ini dianggap biasa dan wajar, jeda dari segala hiruk-pikuk dunia dan menikmati kesenyapan ini. Bersama-sama berdoa agar dunia segera pulih, kita semua terlindungi dan bisa bertemu kembali dengan ramadhan dan lebaran tahun depan dengan kondisi yang jauh lebih baik. Aminn..


Jakarta, 23 May 2020