Health Issue
Travel
Thoughts
Review

It's all about conversation after all

By hanaumiya - 21 October 2022


Pernah terpikir ngga sih? Apa yang membuat satu individu dengan individu lainnya, baik itu dalam konteks pertemanan, persahabatan, pacaran atau bahkan pernikahan bisa terjalin hubungan yang secocok itu alias klop banget? Seakan tidak habis bahan pembicaraan, atau bahkan topik sederhana bisa dibahas dan dikuliti hingga menjelma menjadi topik bermakna dengan berbagai insight.

Semua itu adalah tentang mengobrol. 

Yasss, mengobrol bisa dilakukan dengan siapa saja, kapan saja dan dengan topik apapun. Mulai dari topik tentang kehidupan sehari-hari, tentang mimpi dan rencana masa depan, berita/ kejadian yang sedang trending saat ini atau bahkan sekedar percakapan receh ngalor-ngidul yang entah dimulai dari mana hingga tanpa disadari sudah menghabiskan menit-demi-menit hingga jam-demi-jam dengan begitu cepatnya.

Sebagai individu, kita cenderung berteman dengan orang-orang yang satu frekuensi dengan diri kita termasuk dalam hal obrolan. Jika sudah tidak nyambung dalam mengobrol bagaimana mungkin kita bisa menjalin hubungan pertemanan/ persahabatan yang bertahan lama toh?

Sama halnya dengan menjalin suatu hubungan, semua dimulai dengan kecocokan obrolan, komunikasi dan berakhir pula dengan obrolan itu sendiri.

Perjalanan 8 jam di dalam mobil akan terasa begitu cepat dan menyenangkan jika kita bersama dengan orang yang nyaman dan sefrekuensi termasuk dalam hal obrolan. Namun sebaliknya, perjalanan itu bisa terasa begitu lama jika kita terjebak dengan orang yang tidak tepat. 

Mengobrol bukan hanya perkara quantity, tapi lebih kepada quality. Quantity mengobrol yang banyak tidak lantas berarti mereka memiliki komunikasi yang baik, yang terpenting adalah kualitas dari obrolan itu sendiri. Dalam suatu relationship, kita pasti melakukan komunikasi dengan pasangan kita, namun pertanyaannya kemudian adalah "Do you both really talked or just doing casual conversation?"

Karena tidak sedikit pasangan yang merasa memiliki komunikasi yang baik dan lancar dengan pasangannya, tapi ternyata di balik itu mereka tidak menyadari bahwa komunikasi yang lancar tidak serta-merta berarti memiliki kualitas yang baik. Ketika muncul problem maka perlu dibicarakan, setelah dibicarakan maka perlu dicari solusinya. Namun apakah semua semudah itu? 

Nyatanya tidak, ada yang memilih untuk sama-sama diam karena tidak ingin berdebat lebih lanjut dan menghabiskan energi. Ada juga pasangan yang memilih untuk terus membahas problem tersebut hingga terpecahkan ujung permasalahannya dan mencari solusi sampai selesai. Namun ada juga yang memilih untuk mengalah dan mengikuti saja apa yang diinginkan oleh pasangannya agar perdebatan itu selesai, meskipun semua itu hanya akan menumpuk dan menggunung hingga menjadi bumerang suatu saat nanti. 

Komunikasi adalah tentang dua pihak, tentang kebutuhan keduanya, tentang pendapat dan persepsi keduanya, serta yang terpenting adalah tentang tujuan akhir dari keduanya. Tidak ada pihak yang kalah atau menang dalam sebuah komunikasi, yang ada hanyalah tercapainya tujuan bersama. Ketika itu bisa diraih, maka bisa dikatakan bahwa pasangan tersebut berhasil berkomunikasi.  

Mengobrol bukan perkara siapa yang lebih berpengetahuan, bukan pula tentang siapa yang lebih hebat. Mengobrol sejatinya adalah tentang bertukar rasa, kesan dan pemikiran tentang suatu hal, baik itu tentang topik berbobot ataupun hanya sekedar guyonan tanpa makna. Sederhana mungkin, namun fungsinya bagai perekat antar hubungan, penyambung antar perbedaan, serta penetral antar kesenjangan.