Health Issue
Travel
Thoughts
Review

Semua Akan Indah Pada WaktuNya

By hanaumiya - 9 July 2017



Berkembangnya penggunaan media sosial yang begitu pesat membuat kita bisa melihat berbagai kejadian, kisah, berita dan peristiwa di dunia ini dengan sangat mudah. Begitu banyak informasi yang kita terima sehari-hari baik yang berupa berita real ataupun sekedar hoax serta berita positif ataupun sebaliknya. 

Bahkan melalui media sosial kita bisa mengetahui dan terhubung dengan teman-teman kita yang mungkin sudah lama hilang kontak. Berita bahagia tentang mereka kah, atau bahkan berita duka. 

Ada satu hal yang belakangan saya sadari. Melalui instagram yang saya gunakan misalnya, saya bisa melihat perjalanan hidup teman-teman saya, ataupun public figure yang saya follow. Memang tidak semua hal bisa menjadi konsumsi publik, dan memang tidak semua yang ditampilkan di medsos tersebut adalah semua yang real, tapi ketika berita bahagia yang dishare oleh mereka bisa menjadi manfaat bagi saya, maka di situlah yang sedang berusaha saya petik pelajarannya. 

Melihat seorang teman yang akhirnya menikah dengan lelaki sholeh setelah sebelumnya sempat bertunangan dengan lelaki lain, seorang teman yang akhirnya dipercaya oleh Allah untuk memiliki anak setelah 8 tahun menanti, seorang public figure yang berkali-kali digunjingkan karena diselingkuhi tunangannya lalu menikah dengan seorang lelaki sholeh, pun kisah seorang teman dan pasangannya yang mualaf akhirnya menikah dengan segala kisahnya. 

Semua itu hanya sebagian kecil cerita yang kemudian membuat saya berfikir bahwa semua akan indah pada waktuNya. Semua kisah-kisah positif di atas adalah jawaban atas gunungan doa yang mereka sampaikan pada Illahi. Saya percaya bahwa setiap kita berdoa, maka sebetulnya kita sedang menyusun satu anak tangga menuju langit, semakin banyak dan semakin sering kita berdoa maka semakin tinggi pula tangga yang terbentang hingga akhirnya akan ada satu anak tangga yang menyundul pintu langit dan ketika itulah doa kita dijawab.

Kisah-kisah di atas membuka mata saya untuk melihat betapa rencana Allah jauh lebih indah dari rencana dan prasangka manusia. Betapa tidak, dari semua kisah teman-teman saya di atas, betapa saya tahu pasti kisah dan perjuangan mereka untuk sampai di titik tersebut, betapa indah rencana Allah untuk hidup mereka, dan itu membuat saya semakin yakin bahwa kita tidak akan pernah kecewa jika kita berharap dan bergantung hanya padaNya. 

Saya percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan skenario untuk setiap umatNya. Ketika kita merasa bahwa doa kita belum dijawab, ketika kebahagiaan yang kita inginkan tak kunjung datang, atau ketika sesuatu yang kita inginkan belum dimiliki, maka sesungguhnya semua itu hanyalah tentang WAKTU. Bukan tentang timing bagi kita, tapi timing yang tepat menurutNya. Percaya deh semua akan terjadi pada waktuNya, bahkan di waktu yang tidak kita duga-duga.

Ternyata media sosial bisa memberi manfaat yang positif banget asalkan kita pintar-pintar melihat dan menilainya. Bahkan media sosial bisa dijadikan tempat belajar, yakni belajar tentang kehidupan seperti hal sesimple ini contohnya. 

Mari positif thinking and see you on the next story!





Bersama Alam Melepas Ketakutan

By hanaumiya - 8 July 2017



This is a real camping instead of glamping.
Kali ini saya melakukan hal yang selama hidup saya tidak pernah terpikirkan dan tidak akan pernah saya lakukan, yeayy... Camping di alam bebas. Mungkin terdengar biasa bagi orang lain tapi tidak bagi saya. Saya adalah orang yang lumayan takut alias malas untuk keluar dari zona nyaman, means saya tidak suka mencoba sesuatu atau melakukan sesuatu yang sudah saya tahu pasti akan nyusahin diri sendiri ataupun orang lain. Kalau teman-teman saya bilang saya ini tipe orang yang ‘cari aman'.

Seperti camping di alam misalnya, selain menyangkut persiapan fisik yang harus baik karena kondisi alam yang tidak bisa diprediksi, kita masih diharuskan untuk beradaptasi dengan cepat dengan alam tempat kita akan menghabiskan waktu, termasuk beradaptasi dengan semua fasilitas yang sangat minim bahkan tidak ada. Fasilitas di sini maksudnya seperti tidak adanya MCK, minim air bersih dan lain sebagainya. Beda halnya dengan glamping di mana kita cukup membawa perlengkapan pribadi layaknya menginap di hotel, tinggal duduk manis masuk ke dalam tenda serta fasilitas toilet yang serupa hotel berbintang.

Keberanian saya untuk ikut camping bermula dari ajakan sahabat saya_Niken yang memang sudah sangat bersahabat dengan dunia per-camping-an. Awalnya saya ragu, tapi karena Niken membawa serta 3 adiknya yang juga baru perdana camping, maka jadilah saya memberanikan diri untuk ikutan. 

Kami menghabiskan  malam di Pulau Melinjo, sekitar satu jam perjalanan dari Pulau Harapan dengan menggunakan perahu berukuran kecil. Kami tiba di Pulau Melinjo sekitar pukul 14.30, bergegas mendirikan tenda dan kemudian kami bertolak untuk melakukan snorkeling. 

Anggota camping kali ini ada 12 orang, selain kami, semuanya adalah teman-teman ngetrip Niken yang luar biasa bersahabatnya dengan alam, maksudnya seperti anak gunung dan traveler-traveler gitu lah. Jadi pada dasarnya hanya saya dan ketiga adik Niken saja yang merupakan newbie. 

Menyenangkan bisa bermalam di tenda, bbq-an bersama, menikmati udara pantai yang begitu nyaman, dan heningnya malam tanpa suara bising ibu kota.

The best part dalam camping ini adalah ketika malam hari saya menyibakkan pintu tenda, yang saya lihat di langit adalah sebuah bulan sabit yang begitu terang dan bintang-bintang yang bertaburan di langit malam itu. Semua berkerlap-kerlip seakan mereka sedang berbincang melalui cahaya mereka masing-masing.

Subhanallah.. sudah lama sekali saya tidak melihat langit seindah itu, rasanya begitu tenang, nyaman dan menentramkan hati. Cukup lama saya terduduk di depan tenda, menikmati indahnya langit Sang Pencipta Langit, merasakan setiap hembusan nafas, meresapi suara angin pantai yang begitu menangkan. "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?"

Pernah ngga sih ngerasain puas dan bangga karena bisa melakukan hal yang sebelumnya tidak bisa kita lakuin atau sebelumnya ngga berani dilakuin, tapi tiba-tiba you did it and everything going well. That was awesome and I made it!


"Menaklukan ketakutan adalah salah satu cara berdamai dan mengenal diri sendiri" - hnu




Classy is Choose to Remain Silent

By hanaumiya - 2 July 2017


Di zaman yang makin luar biasa dan makin unik ini, terkadang kita ngga perlu menjadi orang yang selalu speak up hanya sekedar untuk menunjukkan bahwa kita benar dan orang lain salah, atau sekedar untuk show off  bahwa we know better than others. Justru luar biasanya seseorang itu kadang bisa dilihat dari diamnya mereka karena keunggulan mereka dalam dua hal tersebut di atas. 

Diam tidak berarti kita salah, diam tidak berarti kita kalah, dan diam juga tidak berarti bahwa kita bodoh and knows nothingSpeak up juga belum tentu berarti dia yang berbicara adalah benar, bukan berarti dia akan menang karena perkataannya dan tidak juga menunjukkan bahwa orang itu adalah pintar dan tahu segalanya. Adanya pepatah "Tong kosong nyaring bunyinya" adalah salah satu contoh realnya. 

Adalah hal yang wajar dan manusiawi kalau kita ingin membela diri, dan bukan hal aneh kalau kita ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin kita tahu lebih baik dari orang lain. Namun adakalanya suara tidak mampu menenangkan suasana dan ketika kata-kata sudah tidak mampu mendeklarasikan kebenaran. Maka diamlah.

Ketika kamu dizhalimi atau difitnah oleh orang lain dan ketika kamu dipojokkan dan terpojokkan dengan berbagai kondisi atau ketika semua orang memandang rendah dirimu. Daripada melawan dengan perdebatan, daripada membalas lolonglongan yang tak berkesudahan, dan daripada membuang energi bersua untuk membela diri, just keep silent and be classy!

Biarkan mereka yang melonglong merasa menang karena lawannya terdiam, padahal diamnya seseorang itu adalah kemenangan sesungguhnya. Menang karena berhasil menghemat energi untuk tidak menanggapi sesuatu yang tidak penting, serta menang karena berhasil menahan hasrat dan emosinya untuk beradu silat lidah dengan the fools.


"Singa ditakuti karena DIAM, sedangkan anjing dijadikan mainan karena MENGGONGONG" - Imam Syafii.