Health Issue
Travel
Thoughts
Review

Ibumu adalah Guru Terbaikmu (Part 2)

By hanaumiya - 28 December 2016


Aku pernah mengenal seorang teman lelaki, di mana ibunya pernah mengatakan padanya bahwa sebagai seorang laki-laki ia harus banyak-banyak mengenal wanita, banyak-banyak memiliki pacar adalah salah satu yang dianjurkan oleh sang ibu. Beliau juga mengatakan bahwa selagi muda boleh memiliki banyak pacar, tapi setelah menikah hanya boleh memiliki satu istri. Alasannya adalah semakin banyak mengenal dan menjalin hubungan dengan berbagai wanita maka semakin besar pula kemungkinan untuk mendapatkan wanita terbaik untuk menjadi pendamping hidupnya. Laki-laki berhak menyeleksi wanita terbaik untuk menjadi ibu dari anak-anaknya kelak,

Ada keganjilan yang aku rasakan ketika mendengar rentetan kalimat itu. Aku tidak mengatakan bahwa konsep yang dikatakan oleh beliau itu salah, aku hanya akan mengemukakan pendapat dari sudut pandangku sebagai seorang wanita dan sebagai anak perempuan dari seorang ibu yang memiliki pemikiran yang berbanding terbalik dengan konsep yang beliau kemukakan. 

Menurutku statement tersebut menempatkan wanita sebagai objek yang seakan tidak ada nilainya di mata beliau, wanita dijadikan sebagai objek yang bisa dengan mudahnya dipilih dan diseleksi tanpa mempertimbangkan aspek hati dan perasaan mereka. Sebagai seorang wanita, aku tentu tidak setuju dengan konsep ini, terlebih konsep ini keluar dari mulut seorang wanita yang juga merupakan seorang ibu.

Mungkin kalimat itu hanya ditujukan untuk anak laki-laki beliau saja, namun bagiku padangan dan pemikiran seperti itu sangatlah egois. Aku paham bahwa setiap orang tua mengingkan agar anaknya mendapatkan pasangan hidup yang terbaik, namun jika proses pencariannya dilakukan dengan cara yang demikian maka bagiku itu sangatlah tidak tepat dan tidak bijak. Setiap wanita berhak diperlakukan dan didapatkan dengan cara yang baik terlepas dari latar belakang dan status sosialnya. Mungkin bagi orang lain wanita itu bukanlah siapa-siapa, mungkin wanita itu rendah di mata orang lain, tapi ingat, di mata orang tuanya wanita itu adalah kebanggaan bagi mereka dan bagi keluarganya.

Mengajarkan anak untuk memiliki banyak pasangan selagi muda dengan harapan kelak ketika sudah menikah anaknya hanya akan setia pada satu wanita saja bagiku itu adalah hal yang keliru. Apakah ada jaminan jika di masa muda anak sudah puas merasakan menjalani hubungan dengan berbagai jenis wanita, maka ketika sudah menikah dia hanya akan setia pada satu pasangan saja? Mungkin memang ada yang berhasil dari konsep tersebut, tapi bagiku dan berdasarkan apa yang aku lihat kenyataannya tidaklah semudah itu. Inilah yang sering aku bahas dalam tulisan-tulisanku sebelumnya, kebiasaan yang baik akan membentuk kita menjadi pribadi yang baik, pun sebaliknya. Bukankah tidak menutup kemungkinan bahwa kebiasaan seorang anak yang ketika muda sudah terbiasa menjalin hubungan dengan banyak wanita akan terbawa sampai kehidupan setelah pernikahan?

Nah, inilah yang kemudian membuatku sedikit tergelitik ketika aku menyandingkan konsep ini dengan konsep yang dikemukakan ibuku di tulisan sebelumnya . Dua orang wanita yang menyandang status sebagai ibu memiliki pandangan dan ajaran yang sangat kontradiktif mengenai cara memperlakukan wanita. Ketika ibuku mengedepankan untuk tidak melukai wanita dan menghargai wanita dengan menggunakan dirinya sebagai perumpamaan, maka di belahan dunia lain aku menemukan konsep yang justru menjadikan wanita sebagai objek yang bisa dipilih dan diseleksi dengan cara yang sangat tidak bijak, tanpa sama sekali memperhatikan urusan hati, perasaan dan harga diri mereka. Ketika ibuku menekankan untuk menjaga kesetiaan sejak dini agar menjadi kebiasaan, justru di sisi lain ada seorang ibu yang justru mengajarkan anaknya untuk menjalin banyak hubungan di masa mudanya.

Sekali lagi, aku tidak mengatakan bahwa konsep yang kontradiktif ini adalah salah, aku hanya memandang semua ini dari sisiku dan dari cara pandangku. Aku hanya percaya bahwa setiap orang tua memiliki cara dan alasan masing-masing tentang apa yang harus diajarkan kepada anaknya terlepas dari tema ini atau tidak. Yang aku tahu, aku yang menulis saat ini, adalah hasil didikan dari ayah dan ibuku, semua konsep yang tertanam dalam benak ini semua berakar dari pelajaran hidup yang aku dapat dari mereka. Seiring berjalannya waktu konsep itu berkembang karena banyaknya pengalaman yang aku lalui dan itulah yang membuatku berada di sini, hari ini dan dalam blog ini.


Ibumu adalah Guru Terbaikmu (Part 1)



Beberapa waktu yang lalu, ada satu pelajaran penting lagi yang secara tidak langsung aku pelajari dari sosok ibuku. Pelajaran yang hanya bisa didapat melalui pengalaman dengan menghabiskan waktu bersama beliau.

Sore itu aku dan mama baru saja pulang dari Mayestik dan sesampainya di rumah, kami menemukan adik lelakiku yang baru pulang dan kebetulan ia membawa seorang teman wanitanya ke rumah__the rare thing he ever did. Yang kami tahu bahwa wanita itu bukanlah kekasihnya karena kami tahu betul siapa wanita yang selama beberapa tahun belakangan ini bersamanya karena ia sering mengajaknya datang ke rumah kami. 

Singkat cerita beberapa waktu kemudian mama masuk ke kamarku menanyakan padaku siapakah wanita yang datang itu? beliau menduga bahwa itu adalah wanita lain yang kini sedang dekat dengan adik lelakiku. Beliau mengatakan kekhawatirannya padaku dan beliau tidak ingin sampai kekasih adikku mengetahui hal itu__yang aku tangkap adalah bahwa beliau mengkhawatirkan perasaan wanita itu jika benar ada apa-apa di antara mereka (oh my God, this is too sweet and damn I'm a bit jealous! haha kidding!)

Aku yang sebetulnya tidak tahu apa-apa hanya berusaha menenangkan beliau dan mengatakan bahwa mungkin itu hanya teman kantornya yang kebetulan sedang ada urusan dengannya, dan aku mengatakan pada mama untuk tidak berasumsi terlalu jauh sebelum ada konfirmasi yang jelas. Keesokan harinya mama kemudian langsung menanyakan pada adikku mengenai wanita itu, dan adikku mengatakan bahwa wanita itu hanya rekan kantor yang kebetulan sedang mengurus client yang sama.

Mendengar penjelasan itu, mama kemudian mengatakan "Menjadi laki-laki itu harus bisa menjaga perasaan wanita, jangan pernah singgah di hati banyak wanita dan bermain-main dengan hati wanita. Ingat mamamu ini wanita nak, jika kamu menyakiti hati wanita lain coba bayangkan jika perasaan mama yang disakiti oleh orang lain" aku tercengang mendengar kata-kata itu, terpaku dan terenyuh. Beliau melanjutkan "setia adalah hal nomor satu, jika sedari pacaran sudah terbiasa 'bermain' dengan banyak wanita, maka tidak menutup kemungkinan kebiasaan itu akan terbawa ketika sudah menikah."

Do you know how's my feeling??
Aku benar-benar kehabisan kata-kata, aku hanya ingin berteriak dan mengatakan "Mom,I'm proud to be born as your daughter." Ada beberapa hal penting yang bisa aku pelajari dari semua perkataan mama pagi itu, perkataan yang tidak semua ibu bisa sampaikan dengan bijaknya kepada anak lelakinya. Dan semua yang aku dengar dari mama benar-benar berbanding terbalik dengan perkataan dari seorang ibu lainnya terhadap anak lelakinya mengenai bagaimana cara memperlakukan seorang wanita, dan itu membuatku ingin tertawa.

Pertama, ketika mama mengatakan untuk tidak bermain-main dengan hati wanita, yang aku tangkap adalah bahwa seorang laki-laki tidak boleh hanya bermain dan bersenang-senang dengan hati wanita lalu dengan sesuka hatinya menghempaskan dan meninggalkan begitu saja. Gentleman means have a gentle heart to not hurt others hearts. Mama menggunakan perumpamaan dengan menggunakan dirinya sebagai wanita yang memiliki perasaan yang sama dengan wanita-wanita lain di luar sana. Dengan cara itu beliau berharap agar anaknya bisa lebih bijak dalam berurusan dengan yang namanya women's heart.

Yang kedua pendapatnya mengenai konsep kesetiaan. Poin yang disampaikan benar-benar persis sama dengan konsep yang aku pikirkan dan aku jalankan selama ini. Padangan beliau mengenai kebiasaan baik yang harus dipupuk sedari kita muda sedikit banyak akan membentuk diri kita di masa depan. Konsep ini sama persis dengan apa yang pernah aku tulis sebelumnya di tulisan ini.

Hal lain yang aku tangkap adalah bertapa mama memperhatikan perasaan anak perempuan orang lain (dalam hal ini kekasih adikku) dengan begitu dalam, anak perempuan itu memang bukan anaknya, let say belum menjadi anaknya, namun aku bisa menangkap rasa sayang di matanya dari cara beliau berbicara. Beliau menunjukkan penghargaan dan menyadari bahwa setiap anak perempuan adalah salah satu kebanggan bagi kedua orang tua mereka tanpa terkecuali, dan Ia sebagai orang luar sama sekali tidak berhak untuk menilai dan memperlakukan mereka dengan tidak baik.

Mama mengajarkan konsep setia dalam arti yang luas dan dibangun sedari dini. Jika kita mengambil konteks setia dalam menjalin hubungan misalnya, setia berarti kita tahu kepada siapa hati ini diberikan, dan tidak ada hubungan lain di atas hubungan yang sedang dijalani. Cukup percaya bahwa kebiasaan yang kita lakukan saat ini akan membentuk diri kita di masa medatang. Oleh karena itu, jika sedari dini kita dibentuk dan tumbuh dalam kesetiaan maka insyallah kelak ketika kita dewasa kebiasaan itulah yang yang akan membentuk hidup kita menjadi lebih baik lagi.

Itu adalah hal luar biasa yang aku pelajari dari sosok ibuku, dan aku punya cerita pembanding dengan kisah seorang ibu yang memiliki pendapat yang jauh berbeda dengan apa yang aku ceritakan hari ini. 

to be continue di Part 2........................


Be the Best Version of Ourselves

By hanaumiya - 5 December 2016


Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini
Kitapun tidak perlu berpura-pura untuk menjadi sempurna
Menjadi baik adalah pilihan dan menjadi buruk adalah pilihan lainnya
Dan yang tebaik adalah menjadi yang terbaik dari diri masing-masing.

Seseorang menjadi baik pasti ada prosesnya, pun ketika seseorang menjadi tidak baik. Proses yang dimaksud di sini adalah mengenai bagaimana mereka menghadapi dan menyikapi berbagai macam hal yang muncul seiring perjalanan hidup mereka. Ada orang baik yang seiring diterpanya cobaan justru malah menjauh dari ajaran Tuhan dan menjadi jauh dari kata baik. Begitupun sebaliknya, ada orang yang awalnya tidak baik namun seiring datangnya cobaan dari Sang Khalik membuatnya berfikir dan semakin mendekat kepada kebaikan. Inilah yang kemudian saya artikan sebagai hasil akhir dari setiap ujian Allah.

Menjadi baik atau tidak adalah pilihan dan tugas masing-masing individu. Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa dirinya menjadi baik karena orang lain, itu bukan berarti orang tersebut yang membuatnya berubah, itu adalah murni pilihannya sendiri untuk menjadi manusia yang lebih baik, dan orang yang dimaksud itu hanyalah perantara Tuhan untuk menghadirkan hidayah dalam hidupnya. Mengenai dia akan berubah atau tidak, itu bukan lagi menyangkut orang lain, melainkan mengenai dirinya sendiri dan tanggung jawabnya terhadap Tuhan.

Anak-anak akan menjadi baik jika mereka mendapat contoh yang baik dari orang tuanya. Namun ketika mereka tumbuh dewasa, mereka akan dihadapkan pada berbagai macam hal yang menuntut sikap dan cara mereka masing-masing dalam menghadapi hal tersebut. Jika sejak kecil mereka dibentuk dan dibesarkan dalam koridor agama yang baik, maka seharusnya itu bisa menjadi fondasi yang pada akhirnya bisa menjadi pegangan mereka dalam bersikap dan menghadapi berbagai masalah tersebut.

Tidak ada satupun manusia sempurna di dunia ini, setiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangnnya masing-masing dan itulah yang membuat setiap orang menarik. Tuhan begitu adil memberikan setiap kekurangan dan kelebihan pada setiap makhluknya tanpa terkecuali. Berangkat dari ketidaksempuraan ini, maka tidak perlulah kita berpura-pura menjadi sempurna karena setiap manusia TIDAK akan pernah mencapai titik sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semesta alam. It's better for us to change the focus, mengubah fokus dari keinginan menjadi sempurna menjadi keinginan untuk menjadi yang terbaik dari diri kita masing-masing.

Setiap manusia adalah istimewa, hanya terkadang kita tidak menyadari bagaimana memaksimalkan keistimewaan yang diberikan olehNya. Sayapun masih belajar, belajar untuk menghargai setiap hal yang saya miliki dalam hidup ini. Mungkin selama ini ini saya terlalu sibuk memikirkan kenapa saya tidak begini, kenapa saya tidak bisa itu, kenapa saya tidak bisa memiliki itu dan berbagai pertanyaan akan hal yang jika saya miliki mungkin saya akan menjadi orang paling sempurna di dunia ini. Di tengah kesibukan akan pemikiran itu, saya tersadar bahwa untuk apa mengejar kesempurnaan yang tiada ujungnya itu? untuk apa berusaha menjadi sempurna hanya untuk mendapatkan pengakuan atau sekedar pujian?

Tidak. Semua konsep itu salah, yang harus diusahakan bukanlah kesempurnaan, karena kesempurnaan tidak akan pernah ada. Justru yang harus dikejar adalah 'diri kita sendiri dalam versi yang lebih baik setiap harinya'. Kemudian saya tersadar bahwa kini saya sedang berlomba dengan waktu, berlomba dengan jatah usia yang telah Tuhan gariskan untuk saya.

Be the best version of ourselves bisa dimulai dari hal terkecil sekalipun setiap harinya. Bagi saya misalnya, dahulu saya hobby sekali mengeluh untuk apapun yang tidak sesuai keinginan saya, hingga ketika kuliah saya sempat dikenal dengan sebutan 'Miss Aduh' karena saking seringnya saya menyebutkan kata 'aduh' sebagai kata keluhan, aduuh panas, aduuh lama banget, aduuh gak enak dan lain sebagainya. Kalau ingat masa itu saya merasa malu karena selalu tidak pernah bersyukur, Hingga akhirnya saya menyadari bahwa keluhan saya pun tidak akan mengubah apapun, justru malah menambah beban. Dari situ saya bertekad untuk mengubah semua keluhan itu dengan 'diam', saya memilih untuk diam daripada mengeluh, itu adalah salah satu contoh kecil yang menurut saya bisa diberi title "the best version of myself" dan masih banyak hal lainnya yang bisa dilakukan. Menulis blog ini juga adalah salah satu versi terbaik dari hidup saya saat ini, hehe

Kumpulan dari versi terbaik dari diri saya inilah yang pada akhirnya membuat saya merasa sempurna, yakni sempurna dalam artian saya merasa puas karena bisa mengubah hal-hal negatif menjadi positif, puas karena saya bisa belajar untuk terus berusaha menjadikan diri ini lebih baik sekecil apapun perubahan itu. Karena saya percaya bahwa waktu tidak akan bisa diulang, jika ingin mengubah diri menjadi lebih baik maka lakukaanlah saat ini juga, mulai dari hal terkecil dan mulai dari orang-orang dan lingkungan terdekat kita.

Jangan pernah menunda apapun selama itu untuk menuju kebaikan dan ke arah yang lebih baik, ketika kita masih punya waktu, just do it! Kita tidak akan pernah tahu apakah 'nanti' kita masih punya waktu untuk menjadi yang terbaik atau tidak.

Demi Masa, sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan yang beramal shaleh
Demi Masa, sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran
Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sehat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati - (Demi Masa by Raihan) base on QS.Al-Asr :1-3


Odontectomy Experience

By hanaumiya - 4 December 2016

Beberapa waktu yang lalu saya melakukan Odontektomi atau yang biasa dikenal dengan Operasi Gigi Geraham Bungsu di Mayapada Hospital Lebak Bulus. Sebenarnya kehadiran si gigi bungsu kanan bawah ini sudah saya rasakan sejak lama, namun karena belum terlalu menganggu jadi saya lebih memilih untuk mengacuhkan hingga akhirnya dua bulan terakhir ini saya merasakan sedikit cenat-cenut di bagian tersebut. Nah akhirnya sekitar sebulan yang lalu ketika saya melakukan perawatan gigi di sana, drg. Tia menyarankan saya untuk segera melakukan odontektomi karena gigi bungsu kanan bawah ini sudah cukup besar dan tumbuh di luar gusi. Khawatir ketika nyeri muncul lagi akan sangat menggangu saya nantinya, maka saya meminta rujukan untuk melakukan panoramic.

Panoramic 
Hari itu saya langsung melakukan panoramic di ruang radiologi__tempat yang sudah sangat familiar bagi saya selama dua tahun terakhir ini. Tidak seperti treatment yang pernah saya lakukan di sini sebelumnya, untuk panoramic prosesnya sangat cepat, dan saya tidak perlu menunggu lama untuk dipanggil masuk ke ruang tersebut. Setelah hasilnya keluar sayapun langsung membuat appointment dengan dokter Specialist Bedah Mulut di poli gigi dan saya punya waktu 2 minggu untuk mempersiapkan diri sebelum hari H yang menegangkan itu, haha... lebay memang, tapi jujur saya memang takut karena saya belum pernah berurusan sama yang namanya operasi-operasi sekecil apapun itu, apalagi sama obat bius, meskipun nantinya hanya akan bius lokal tapi tetap saja saya perlu menyiapkan diri.

Tibalah di hari yang saya tunggu. Hari Jumat siang, saya meluncur ke RS sesuai jadwal appointment saya sebelumnya. Setelah melakukan registrasi dan menyerahkan hasil panoramic di poli gigi saya kemudian menunggu giliran dipanggil. Dan dokter pilihan saya kali ini adalah drg. Arfan Badeges, Sp.BM. di Mayapada Hospital ini.

Setelah menunggu 30 menit, saya dipanggil untuk masuk ke ruangan dokter Arfan, he's greeting me with assalamualaikum and we shake hands. Saya kemudian menyampaikan keluhan saya mengenai gigi bungsu saya, sambil melihat hasil panoramic beliau mengatakan bahwa ada 2 gigi bungsu yang harus diangkat, namun letaknya diagonal, 1 gigi di kanan bawah dan 1 gigi di kiri atas. Sehingga harus diangkat satu per satu dalam dua kali operasi, dan untuk kali ini beliau akan mengangkat gigi bungsu kanan bawah saya terlebih dahulu.

Pertama-tama gigi saya diperiksa dan beliau meminta saya untuk rileks dan tidak tegang selama prosesnya, mungkin beliau sadar bahwa wajah saya sangat tegang saat itu. Dokter Arfan kemudian menyampaikan tahapan yang akan dilakukan dalam odontektomi kali ini. Kemudian beliaupun memulai aksinya, hal pertama yang dilakukan adalah penyemprotan semacam spray untuk mengurangi rasa sakit ketika penyuntikan gusi, kemudian penyuntikan serta pemasukan obat bius di area yang akan dilakukan pengangkatan gigi. 

Spraynya terasa sangat pahit dan tidak boleh ditelan, ketika disuntik saya tidak begitu merasakan sakitnya namun ketika obat bius mulai masuk lewat suntikan tersebut terasa cukup ngilu di gusi. Setelah menunggu beberapa menit obat bius bereaksi, dokter Arfan kemudian menyuntikkan jarum di beberapa bagian dan meminta saya merespon apakah masih terasa ataukah sudah baal, dan ketika saya rasakan sudah baal semua, beliaupun melanjutkan aksinya di dalam mulut saya. Entah apa yang dilakukan, saya hanya sempat melihat beberapa jenis alat yang beliau gunakan untuk membongkar gigi saya, dan what I like about him is dia selalu berkomunikasi dengan pasiennya dengan cara yang sangat menyenangkan dan bisa membuat saya rileks selama proses odontektomi tersebut, and honestly itu sangat membantu bagi saya yang nervous-an.

Gigi graham utuh diangkat
Setelah perjuangan yang keras mendorong-dorong dan mengobok-obok gusi saya, akhirnya sang gigi bungsu berhasil diangkat dengan utuh, haha fiuhhh... proses selanjutnya adalah penjahitan gusi yang robek oleh dokter, setelah selesai dijahit saya diberi painkiller dan kemudian diminta untuk menggigit kain kassa gulung untuk mengurangi pendarahan. Nahh sampai semuanya selesai saya masih belum merasakan sakit, karena pegaruh obat bius dan masih belum ada pembengkakan pada pipi saya seperti yang saya takutkan, karena menurut dokter pembengkakan baru akan terasa keesokan pagi. 

Setelah semua selesai, dokter Arfan kemudian menjelaskan beberapa hal yang harus dan tidak boleh saya lakukan setelah ini dan hingga 3-5 hari kedepan. Minggu depan saya harus kembali control untuk pelepasan benang jahitan dengan beliau. Banyak hal yang saya tanyakan termasuk untuk pengangkatan satu gigi lainnya, dan satu hal yang membuat saya senang adalah ketika beliau mengatakan bahwa "kamu beruntung lho ini cuma ada 2, dan sejauh ini saya lihat tidak ada bibit gigi bungsu lainnya di sini" (sambil menunjuk panoramic saya). It means saya hanya perlu melakukan satu kali lagi odontektomi untuk terlepas sepenuhnya dari urusan pergigi-bungsuan ini, hehe Alhamdulillahh :) :) 

Setelah diberikan resep dan wejangan saya kemudian pamit keluar untuk membuat appointment selanjutnya. 

Notes:
Ternyata proses odontektomi ini tidak semenakutkan dan sesakit yang saya bayangkan sebelumnya. Semua praduga dan hasil googling saya mengenai odontektomi boleh saya bilang cukup lebay karena bagi saya masih ada treatment yang lebih menyakitkan dari ini. Pelajaran yang bisa di ambil adalah semakin banyak kita mendengar pengalaman orang dan semakin banyak kita googling justru akan membuat kita semakin berimajinasi yang tidak terarah, jadi kurangi ketakutan dan "jalani saja", hehehehe

Saya akan kasih dua jempol untuk dokter Arfan yang sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik and I know he will. Dan dua jempol lagi untuk keramahan dan cara komunikasi beliau dalam menangani pasiennya. Saya suka cara beliau yang begitu santai dan friendly, sehingga membuat saya sebagai pasien merasa nyaman untuk menyampaikan keluhan serta pertanyaan-pertanyaan lainnya. Saya pernah membaca artikel tentang dokter Arfan yang tidak suka menggunakan jas putih (snelly) dalam keseharian praktiknya, ini karena beliau merasa bahwa kepintaran seseorang itu tidak dilihat dari jas putih melainkan dari otak, memakai jas  putih justru membuat gap antara dokter dan pasien semakin jauh. Today he succeed to make a slight gap between doctor and patient (for me :)).


Nikmatnya Merayu Tuhan

By hanaumiya - 13 November 2016




Merayu adalah cara yang paling ampuh dilakukan untuk medapatkan sesuatu yang kita inginkan. Katakan saja ketika kecil saya suka merayu orang tua untuk dibelikan mainan yang saya inginkan, saya juga suka merayu kakak untuk sekedar diajak nonton film bioskop yang saya tunggu-tunggu misalnya. Nah, hasil dari merayu itu akhirnya saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Teknik-teknik rayuan kepada orang tua atau kakak yang biasa saya gunakan se-simple memuji mereka, melakukan apa yang mereka perintahkan, bahkan berusaha mencari perhatian mereka dengan membantu mereka melakukan pekerjaan rumah misalnya. Dari situ mungkin mereka akhirnya memutuskan untuk memberikan apa yang saya inginkan.

Jika selama ini saya cukup bahagia ketika rayuan saya kepada orang-orang terdekat saya membuahkan hasil, belakangan saya sedang menikmati manisnya nikmat merayu Tuhan dan betapa bahagianya ketika Dia menjawab rayuan yang saya luncurkan kepadaNya. 

Entah dari mana saya mendapat kata-kata ‘merayu Tuhan’ ini, tapi bagi saya inilah kenikmatan yang sedang saya jalani dan saya ingin berbagi cerita melalui tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya. 

Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan ujian dari Allah, ujian yang bisa dikatakan sebagai salah satu ujian besar dalam perjalanan hidup saya selama ini, ujian yang pada awalnya saya pikir tidak akan bisa melewatinya dan ujian yang saya yakini akan menghancurkan hidup saya pada awalnya. Namun ketika semua itu benar-benar terjadi di depan mata, kenyataan yang ada  justru berbanding terbalik dengan apa yang saya perkirakan. Ternyata dalam waktu singkat saya bisa bangkit dan menata kembali kehidupan saya dari semua kekacauan yang terjadi. Dan voilaa... inilah saya yang kini sudah kembali berdiri tegak dengan kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Ujian dari Tuhan ini telah menuntun saya dalam menemukan hidayah dan menjadi manusia yang jauh lebih baik dari sebelumnya, membuat saya menemukan kehidupan yang jauh lebih baik, dan membuat saya menemukan arti berpasrah dan bergantung pada ALLAH sepenuhnya.

Pada kondisi itulah saya belajar untuk merayu Sang Pencipta untuk mendapatkan apa yang saya inginkan. Rayulah Tuhan, tunjukkanlah usaha dan tekadmu, tariklah perhatianNya, buatlah Ia melihatmu karena kegigihanmu, buatlah Ia menyayangimu karena ke-istiqomahanmu dan buatlah Ia mengabulkan apa yang kamu minta dari rayuan itu. Dan saya yang menulis cerita hari ini, adalah jawaban dari rayuan saya kepada Tuhan selama ini, dari situ saya merasakan begitu banyak berkah dan kenikmatan yang saya dapatkan dari Nya. Ia menjawab doa-doa dan rayuan saya secara beruntun dan dalam waktu yang singkat, dan itulah yang menjadi modal saya untuk bangkit dan berdiri tegak dari keterpurukan hingga saat ini. Jika beberapa orang yang melihat saya mengatakan saya hebat karena bisa bangkit secepat ini, maka saya katakan bahwa ini BUKAN karena saya yang hebat, melainkan karena Allah yang memudahkan semua urusan saya.

Bagaimana cara merayu Tuhan?
Konsepnya masih sama dengan ketika saya merayu orang tua, saya terus berusaha mendekati Allah dengan melakukan segala apa yang diperintahkanNya dan menjauhi segala laranganNya. Sesederhana itu saja. Namun akan saya jabarkan beberapa resep yang saya jalani sebagai berikut :
  
1. Perbaiki niat
Luruskan niat awal melakukan semua ini adalah Lillahita’ala karena Allah semata, jangan pernah melakukan sesuatu karena niat yang selain karena Allah, karena semua hasil akhir adalah cerminan dari niat awal kita. Jika niatnya saja sudah benar, insyaallah hasilnya akan baik sesuai tujuan. Namun jika niatnya saja sudah bukan karena Allah, maka jangan bersedih jika hasil akhirnya menjadi tidak sempurna.

2. Lengkapi ibadah wajib dengan ibadah sunnah ekstra
Jika selama ini ibadah yang saya lakukan hanya meliputi ibadah wajib dan beberapa ibadah sunnah yang umumnya dilakukan, maka kali ini saya berusaha melakukan ibadah sunnah ekstra lainnya dan juga berusaha lebih giat lagi dalam mendekatkan diri kepadaNya dalam rangka misi merayu Tuhan ini. Berusaha sekuat tenaga untuk menjadi manusia yang lebih taat, menjadi manusia yang takut dosa, dan menjadi manusia yang berendah hati. 

3. Berusaha dalam mencapai apa yang diinginkan
Setelah tahu apa yang akan saya minta pada Allah, maka saya juga akan melakukan usaha yang maksimal untuk mencapai tujuan tersebut, karena saya percaya bahwa doa akan mendapat hasil yang sesuai jika diikuti oleh usaha terbaik kita untuk mencapai hal tersebut. 

4. Berprasangka baik dan berserah pada Allah 
 Doa + Usaha + Tawakkal adalah salah satu kunci kesuksesan. Setelah doa dan usaha saya lakukan, maka terakhir saya tinggal berserah pada Allah untuk hasil terbaik menurutNya. Teruslah berprasangka baik padaNya karena seperti yang kita semua ketahui bahwa Allah adalah sebagaimana prasangka hambaNya. Jika kita berprasangka baik, maka hal baik itu yang akan diwujudkan olehNya begitupun sebaliknya. 

5. Harus continue dan tidak boleh musiman

Nah ini yang paling penting, kita tidak boleh mendekati Allah atau merayuNya hanya ketika kita membutuhkan pertolonganNya.Teruslah bersabar dan kuatkan rayuan jika memang keinginanmu belum dikabulkan, Allah pasti punya maksud dari ditundanya doa kita. Namun jika keinginanmu dengan cepat dijawab olehNya, maka jangan pula kamu cepat berpuas diri dan jangan pula kamu lantas berhenti merayuNya.

Nahh itu beberapa resep singkat yang bisa saya share, saya hanya percaya bahwa merayu Tuhan adalah salah satu hal yang tidak akan pernah sia-sia, Tuhan tidak akan mengecewakan kita apapun jawabanNya atas semua doa dan rayuan kita. Karena Ia menjawab doa-doa kita hanya dengan 3 jawaban : Aku kabulkan segera, Aku berikan tapi nanti dan Aku berikan yang lebih baik dari yang kamu minta. Tiga jawaban yang sudah pasti terbaik untuk kita karena diberikan oleh Dia Yang Maha Mengetahui.




Kebiasaanmu Itulah Dirimu

By hanaumiya - 8 November 2016


Kita yang terbiasa menabung akan membentuk kita yang rajin menabung. 
Kita yang tebiasa beribadah akan membentuk kita yang rajin beribadah.
Kita yang terbiasa berselingkuh akan membentuk kita menjadi seorang peselingkuh yang handal.
Kita yang terbiasa berbohong juga akan membentuk kita sebagai pembohong yang ahli.
Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang pada kurun waktu terus menerus. Pada awalnya, kegiatan ini hanyalah berupa kegiatan yang dilakukan secara sadar, namun karena prosesnya yang dilakukan secara berulang dan terus menerus, sehingga ketika sudah menjadi suatu kebiasaan maka kegiatan itu bisa dilakukan secara tidak sadar. Dengan kata lain, seseorang bisa melakukan hal tersebut tanpa perlu berfikir lama.

Kebiasaan ini menyangkut banyak hal seperti sikap, pola pikir, perilaku, perasaan, hasrat, keinginan dan lain sebagainya. Semua inilah yang menjadi poros utama pembentukan kebiasaan dalam diri kita.
Jika sejak awal kita sudah terbiasa untuk menabung, maka pola menabung akan menjadi sangat erat dalam kehidupan kita. Kegiatan menabung yang pada awalnya dilakukan secara sadar kemudian berubah menjadi kebiasaan sehingga ketika tiba waktunya harus menabung, kita bisa melakukannya secara otomatis tanpa perlu berpikir lama, dan jika kita tidak melakukannya akan terasa ada yang berbeda dari kebiasaan kita.
Pada awalnya kebiasaan itu dibentuk oleh seseorang, kemudian lambat laun kebiasaan itu yang justru akan membentuk orang tersebut. Kebiasaan yang baik akan membentuk seseorang dengan karakter yang baik, pun sebaliknya, kebiasaan yang jelek akan membentuk seseorang ke arah yang juga kurang baik. Ketika pada awalnya kita menerima rangsangan untuk melakukan hal yang tidak baik, nah di situlah peran hati dan otak kita apakah kita mau menerima rangsangan itu dan menjadikannya sebagai kebiasaan atau justru menolak rangsangan itu dan meng-cut–nya sebelum membentuk suatu kebiasaan. Kita mempunyai hak untuk memilih mana saja hal yang akan dijadikan sebagai kebiasaan dan mana yang tidak.

Contohnya ketika ada seorang pria yang di masa mudanya sudah terbiasa berselingkuh. Sebelum dia memutuskan untuk melakukan perselingkuhan, otak dan hati pria itu pada awalnya akan menentukan apakah sikap dan perilaku itu baik untuk dilakukan, apakah pantas untuk dilakukan. Jika sedari awal dia menolak rangsangan untuk berselingkuh, maka secara otomatis prilaku selingkuh itu tidak akan melekat dalam dirinya dan kemungkinan hal itu dijadikan sebagai kebiasaan sangatlah kecil. Berbeda halnya ketika sedari awal ketika dia memutuskan menerima rangsangan itu, dan pada waktu bersamaan hati dan otak pria itu merasionalisasi serta melakukan pembenaran atas perbuatan itu. Maka yang akan terjadi kemudian adalah prilaku selingkuh yang awalnya hanya menjadi ajang coba-coba bisa menjadi suatu kebiasaan karena ketidakmampuannya dalam mengontrol pola pikir, perasaan dan hasrat dalam dirinya.

Pada akhirnya diri kita ini adalah sekumpulan dari kebiasaan-kebiasaan yang kita jalani dari hari ke hari. Orang akan menilai diri kita dari semua kebiasaan yang kita lakukan. Pun sikap, prilaku, pola pikir dan perasaan yang ada pada diri kita adalah buah dari kebiasaan-kebiasaan yang kita jalani selama hidup ini. Kebiasaan bisa dibentuk dengan atau tanpa disadari, oleh karena itu pandai-pandailah mengontrol diri dalam melakukan sesuatu ataupun dalam mengambil keputusan. Karena jika sejak awal kita sudah terjerumus kedalam kebiasaan yang kurang baik, maka akan cukup sulit bagi kita untuk meninggalkan semua kebiasaan itu. Sulit bukan berarti tidak bisa, melainkan membutuhkan effort dan komitmen yang kuat untuk bisa keluar dari lingkaran kebiasaan yang buruk itu.

"You cannot change your future, but you can change your habits, and surely your habits will change your future" -
Dr. A.P.J. Abdul Kalam

Melihat via Kacamata Hikmah

By hanaumiya - 5 November 2016

 
Pernahkah kamu merasa iri atas apa yang orang lain miliki?
Pernahkah kamu merasa sedih atas apa yang hilang atau pergi dalam hidupmu?
Pernahkah kamu berkecil hati atas hal yang tidak sempurna dalam diri atau hidupmu?
Pernahkah kamu menyesali akan apa yang tidak berhasil kamu dapatkan?
Atau pernahkah kamu marah akan pemberian Tuhan yang yang tidak sesuai keinginanmu?

Pasti saya akan mendapatkan jawaban yang seragam untuk semua pertanyaan di atas, dan jawabannya adalah 'Ya. Pernah'.

Ketika kita berada dalam kondisi tersebut di atas, pasti hati ini dipenuhi oleh rasa kecewa, sedih, sakit hati, marah serta rasa benci yang membuncah pada awalnya, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap hal yang menyebabkan semua rasa itu muncul.

Lalu bagaimana cara mengatasi semua perasaan itu? dan bagaimana caranya agar semua perasaan negatif itu tidak mengganggu ketenangan dalam hati dan kehidupan kita kedepannya? Salah satu cara yang menurut saya paling ampuh adalah dengan mengubah FOKUS dan SUDUT PANDANG kita dalam melihat setiap kesempitan yang sedang dihadapi.

Inilah yang sedang saya pelajari, belajar untuk melihat setiap masalah dari kacamata hikmah. Maksudnya adalah ketika kita ditimpa masalah, saya berusaha belajar untuk langsung mencari hikmah dari setiap permasalahan tersebut dan jangan melulu langsung meluapkan emosi dan ketidaksenangan terhadap sang pemberi ujian. Memang bukan hal mudah, tapi saya percaya bahwa adanya masalah atau ujian dalam hidup kita adalah salah satu bentuk kasih sayang Tuhan kepada saya. Saya belajar banyak dari adanya ujian hidup, ujian dan masalah itulah yang membentuk saya seperti hari ini. Inilah yang kemudian menghantarkan saya pada pola pikir seperti yang saya sebutkan di atas.

Yang saya pikirkan adalah, jika saya terus membiarkah hati dan pikiran ini dikuasai oleh hal-hal negatif dari adanya permasalahan, maka semakin berat pula bagi saya untuk menjalani hari-hari kedepannya. Oleh karena itu, saya lantas berpikir bagaimana caranya agar saya bisa tetap tenang dan enjoy dalam menghadapi berbagai macam hal itu, dan salah satu kuncinya adalah dengan mengubah fokus dan sudut pandang kita dalam melihat suatu permasalahan yang ada. Kita harus mampu mengubah semua perasaan dan perspektif negatif itu menjadi sesuatu yang positif yang justu akan bermanfaat bagi hidup kita kedepannya. 

Jika dimulai dari hal yang paling dekat misalnya, lihatlah ke dalam diri kita masing-masing. Ketika membicarakan masalah Strengths dan Weaknesses kita sering berfokus terhadap kekurangan hingga terkadang kita melupakan akan adanya kekuatan yang bisa kita kembangkan dalam diri kita. Cobalah untuk menjadikan Strength yang kita miliki sebagai fokus utama sehingga kita bisa mengeksplor semua kekuatan itu yang justru akan membuat kita menjadi orang yang lebih baik lagi, dan jika kita ingin yang lebih lagi, kita bisa menjadikan kekurangan sebagai sumber kekuatan diri kita yang lainnya.

Ketika kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita misalnya, cobalah ubah fokusnya dari 'kehilangan' menjadi 'hal positif apa yang kita dapatkan dari kehilangan tersebut'. Jika fokus kita hanya ditujukan pada rasa sakit akibat kehilangan, maka rasa sakit itu akan semakin membuat kita terpuruk dan membuat luka semakin menganga. Coba lihatlah dari sudut pandang sebaliknya, coba kita cari hal positif apa yang kita dapatkan dari kehilangan. Jika sudah menemukannya, maka fokuskanlah hati dan pikiran kita pada hal tersebut, sehingga lambat laun alam bawah sadar kita hanya akan merekam sisi baik dari kehilangan tersebut daripada kenahasannya. Dan ketika saatnya tiba, bukan lagi kesedihan yang akan kita rasakan melainkan kebahagiaan karena berhasil mengubah kondisi dari seorang looser menjadi winner.

Setiap orang berhak bermimpi setinggi-tingginya, dan setiap orang berhak mengejar kehidupan yang terbaik selama hidupnya. Namun ketika kita menatap mimpi yang tinggi, seyogyanya kita juga berusaha untuk tetap merunduk kebawah untuk membuat pandangan kita tentang hidup menjadi berimbang. Katakan saja ketika kita melihat kehidupan seseorang yang jauh lebih baik dari kita, secara manusiawi pasti akan muncul rasa iri dalam hati, kita menyayangkan kenapa hidup kita tidak seperti kehidupannya, kenapa Tuhan tidak memberikan nikmat itu kepada kita saja dan kenapa dia begitu beruntung dengan kehidupannya. Jika semua rasa iri tersebut dibiarkan menguasai fokus kita, maka merugilah kita.

Untuk apa menghabiskan energi untuk memikirkan apa yang tidak kita miliki, akan jauh lebih baik jika kita menatap dan memperhatikan lagi apa yang sudah kita miliki saat ini, betapa banyak nikmat yang telah Tuhan berikan untuk kita yang bahkan mungkin tidak kita sadari dan syukuri. Ubahlah fokus dari 'apa yang tidak kita miliki' menjadi 'apa yang kita miliki' agar kita menjadi manusia yang terus bersyukur akan semua nikmat dan berkat yang telah Tuhan berikan dalam hidup kita.

Yang ingin saya tuliskan di sini adalah mengenai bagaimana kita sebagai manusia yang diberi akal dan perasaan bisa pandai-pandai melihat sisi positif dari berbagai hal yang kita alami dalam hidup ini. Seberat apapun masalah yang kita hadapi, sepahit apapun luka yang kita rasakan dan sesulit apapun kondisi yang kita jalani, jika kita bisa mengubah fokus dalam memandang setiap permasalahan itu, maka di situlah letak jalan keluar yang bisa kita gunakan untuk mengubah semua kondisi sulit itu menjadi lebih baik bagi kehidupan kita. Namun kembali lagi, bukan hal yang mudah untuk mengubah fokus ketika kita dalam keadaan sempit dan terpuruk, tapi jika kita benar-benar ingin meringankan beban keterpurukan dan kesempitan yang sedang dihadapi, maka cara ini patut dicoba. Saya sudah membuktikannya dan it works for me.

Kuncinya hanya satu, syukurilah setiap kejadian dan hal yang datang dalam hidup kita. Pandai-pandailah dalam melihat secercah kemungkinan kebahagiaan dari setiap kesulitan yang sedang dihadapi. Tuhan tidak pernah salah dalam menempatkan kita di setiap kondisi, itu hanya tentang bagaimana kita melihat dan menghadapi semua keadaan dan jalan yang telah Tuhan rancang untuk kita sebagai makhluknya. Rencana Tuhan adalah selalu indah bagi setiap umatnya, pun jalan keluar untuk semua itu pasti akan indah bila kita pandai melihatnya.

#everydayIgotbetter #selfreminder

Weekend List - Lari dari Mall dan Pergi ke Gunung


Weekend kali ini saya dan kedua sahabat saya Ajeng dan Minda akan melakukan hal yang berbeda dari biasanya. Kalau biasanya quality time kami habiskan di mall atau cafe, maka kali ini kami memutuskan untuk mengikuti Open Trip ke Gunung Padang-Padang di wilayah Jawa Barat untuk merasakan sensasi yang berbeda.

Kami berkumpul di Plaza Semanggi pada hari Sabtu pagi dan sekitar pukul 07.30 kami mulai bertolak meninggalkan Jakarta. Open Trip kali ini terdiri dari 14 orang termasuk tour leadernya, dan ini adalah pertama kalinya saya mengikuti open trip semacam ini, menyenangkan.

Seperti weekend pada umumnya, wilayah Puncak selalu macet tiada tara, perjalanan dari Jakarta menuju daerah Cianjur kami tempuh dalam waktu lebih dari 3 jam. Setelah melewati Cianjur, perjalanan menuju lokasi Gunung Padang-Padang pun masih cukup jauh, ditambah kondisi jalanan menuju TKP bisa dikatakan kurang bersahabat. Jalanan yang tidak bagus dan cenderung sempit membuat mobil Elf yang membawa kami semua tidak bisa melaju dengan kecepatan normal. Hingga tepatnya sekitar pukul 12.30 kami singgah di Stasiun Lampegan untuk makan siang dan berfoto di terowongan yang menjadi spot foto favorit kebanyakan orang.
Stasiun Lampegan
Setelah selesai makan siang dan sesi foto di Stasiun Lampegan, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Situs Megalitikum Gunung Padang-Padang yang menjadi destinasi utama kami. Sekitar 15 menit menempuh perjalanan, kamipun sampai di lokasi parkir Gunung Padang-Padang, dan untuk mencapai pintu masuk kami masih harus berjalan dari lokasi parkir menuju ke atas lokasi pintu masuk ke situs tersebut. Perjalanan itu bisa ditempuh dalam waktu 20 menit dengan berjalan santai, dan untungnya meskipun treknya sangat menanjat tapi jalananya sudah diaspal dan sangat nyaman untuk dilewati. Jika kita tidak ingin berjalan kaki, kita bisa menggunakan jasa ojek sebagai alternatif lainnya dari lokasi parkir menuju main enterance Gunung Padang-Padang, dengan biaya 15,000 kita bisa sampai dengan santai di lokasi. Nah ini juga merupakan salah satu trik agar kita bisa menghemat tenaga ketika mendaki ke pusat Situs Megalithikum.
Anak Tangga Menuju Puncak Situs
Sesampainya di lokasi Gunung Padang-Padang, kami kemudian diarahkan untuk mendaki anak tangga yang sangat tinggi dan bisa dikatakan sangat curam dan licin. Kamipun perlahan mendaki satu per satu anak tangga tersebut dengan pemandangan pepohonan di kanan dan kiri trek tanjakan kami. Lelah memang, tapi semakin ke atas udara yang kami rasakan semakin segar dan membuat kami tidak sabar untuk mencapai puncak utama gunung ini. Setelah mendaki hampir 30 menit akhirnya kami tiba di hamparan bebatuan Situs Megalithikum Gunung Padang-Padang.
Foto diambil dari puncak Gunung Padang-Padang
Udara di atas yang begitu sejuk dan segar membuat kami tidak ingin beranjak. Aku dan kedua sahabatku tidak langsung mengeksplor hamparan bebatuan tersebut, kami memilih untuk duduk sejenak untuk beristirahat sambil menikmati udara dan hawa yang sangat segar tersebut. Sangat nyaman dan sangat menenenangkan.

Selesai beristirahat kami kemudian mengeksplor semua spot untuk kami abadikan dalam foto dan juga untuk foto wefie kami tentunya :) dan jujur, hamparan bebatuan alami ini sangatlah indah, tersebar seperti gundukan-gundukan bebatuan yang seakan disusun menyerupai pola tertentu. 


Cuaca pada hari itu lumayan bersahabat, di perjalanan Jakarta menuju Puncak kami disiram gemericik hujan yang membuat suasana menjadi sangat sejuk, hujan yang berhenti kemudian digantikan oleh cerahnya awan yang membuat kami begitu menikmati perjalanan. Pun ketika kami berada di Situs Gunung Padang-Padang, perjalanan kami diiringi gerimis-gerimis kecil dengan langit yang sangat cerah, sehingga dingin dan sejuknya pegunungan begitu terasa selama perjalanan.

Setelah puas menikmati udara dan pemandangan di puncak gunung, kamipun turun sekitar pukul 16.30 mengingat kabut tebal sudah mulai turun. perjalanan turun kami tempuh dalam waktu 30 menit hingga kami tiba di lokasi parkir mobil, Mobil kami kemudian bertolak menuju Jakarta dan selesailah open trip saya kali ini.

Sampai jumpa pada trip-trip berikutnya  :)

Mencari Passion dan Mengejar Mimpi

By hanaumiya - 21 October 2016

Photo Credited to : Andrianiken


Mimpi.. 
Sebuah kata sederhana yang sudah berhasil mengantarkan banyak orang ke tingkat tertinggi keberhasilannya. Sebuah kata yang menjadi awal dari sesuatu yang besar, sebuah kata yang menjadi modal untuk terbang meraih cita-cita, dan sebuah kata yang tiada berarti tanpa ada aksi yang nyata. 

Mimpiku sederhana, aku hanya ingin bermanfaat bagi orang lain selama hidupku. Bermanfaat tidak hanya untuk keluarga, kerabat, teman-teman, maupun orang terdekat, aku ingin bermanfaat untuk lebih banyak orang lagi. 

Ketika banyak orang sudah mulai sibuk mewujudkan mimpinya, aku masih di sini mencari apa yang aku inginkan. Hingga akhirnya aku menemukan di mana letak dan sumber mimpiku. Aku senang belajar, akupun suka mengajar, mengajar bagiku bukan hanya mengenai berbagi ilmu dan pengetahuan, mengajar adalah cara menghasilkan ilmu dan pengetahuan lainnya melalui proses itu sendiri.

Dunia pendidikan adalah dunia yang begitu dekat denganku, dan di situlah aku tumbuh besar hingga kini. Kakekku, Ayahku, dan Kakak-kakakku adalah orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Mereka semua adalah orang-orang yang haus akan ilmu dan buku. Di keluarga kami, buku adalah barang berharga dan membaca adalah salah satu kecintaan kami. Tidak heran jika mengajar dan belajar menjadi salah satu poros kesukaan dan kebahagiaanku hingga kini. 

Meskipun aku tidak berkecimpung langsung di dunia pendidikan, namun itu tidak lantas membuatku tidak bisa menyalurkan hobi mengajar dan belajarku. Menjadi pengajar privat sudah aku lakoni sejak aku duduk di bangku kuliah bahkan hingga kini di sela waktu kerjaku. Namun, aku merasa masih ada yang kurang. Kebahagiaanku selama ini hanya berporos pada kesenangan konsumtif dan materi. Aku menjalankan profesiku sehari-hari untuk mendapatkan gaji setiap bulannya, dan akupun melakoni dunia pengajar privat dengan imbalan fee, meskipun alasan aku mengajar privat yang utama bukanlah mengenai fee, melainkan karena aku menyukai proses belajar dan mengajarnya. 

Hingga aku menemukan beberapa kegiatan volunteer di bidang pendidikan yang pada akhirnya bisa melengkapi kekurangan yang ku rasakan. Dunia volunteer adalah dunia yang sangat jauh dari hidupku selama ini. Namun ketika aku mulai memasukinya, aku menemukan kebahagiaan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Bahagia karena akhirnya aku bisa melakukan sesuatu yang dinilai TIDAK dengan materi. Kepuasan batin dan kebahagiaan yang aku dapatkan dari kegiatan volunteer ini tidak bisa disandingkan dengan seberapapun materi.

Aku memang harus pandai-pandai menyisihkan waktu untuk kegiatan ini, aku harus merelakan waktu istirahatku, aku harus mengorbankan waktu bermainku dan aku juga harus menyiapkan tenaga dan pikiran ekstra untuk semua ini. Tapi tidak pernah sedikitpun aku mengeluh dengan kondisi ini, bahkan justru aku begitu menikmati semua prosesnya.

Bahagia bagiku adalah ketika aku bisa bermanfaat bagi orang lain, sekecil apapun itu. Aku merasa bahwa berbagi (dalam bentuk apapun) adalah salah satu cara bersyukurku atas semua nikmat dan karunia yang telah Allah berikan padaku. Seperti apa yang pernah aku dengar dari Ayahku "Hidup kita belum benar-benar berarti jika kita tidak bisa memberikan manfaat bagi orang lain". Dan aku ingin membuat hidupku berarti.

Hari Inspirasi Depok 3


Happy Inspiration Day!

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Hari Inspirasi di mana kami sebagai team akan memberikan kontribusi nyata kami secara langsung kepada anak-anak di sekolah MIS Al-Hikmah, Bojongsari, Depok. Dan di sinilah semua keseruan dan pengalaman berharga saya di mulai.

Pagi itu kami berkumpul di sekolah MIS Al-Hikmah pukul 6.00 dan langsung masuk ke ruang perpustakaan yang akan kami gunakan sebagai ruangan operasional kami selama satu hari. Setelah masuk ke ruangan, kami mulai menyiapkan semua properti dan persiapan yang masih belum selesai. Oiyaa, kegiatan belajar-mengajar di sekolah ini di mulai dengan  tadarus Al-Quran di setiap kelas pada pukul 07.30 dan baru kemudian dilanjutkan dengan jam pelajaran pertama pada pukul 08.00. 

Bel tanda masuk kelaspun berbunyi pada pukul 07.30, semua anak-anak berbondong-bondong berlarian menuju ruang kelas mereka masing-masing. Mereka yang sedang bermain di luar kelas, mereka yang sedang jajan di luar kelas semua bergegas masuk ke ruang kelas untuk memulai tadarus di ruang kelas mereka masing-masing. Dan kami, mulai bersiap dan berdoa untuk kelancaran kegiatan kami hari ini. Sekitar pukul 07.45 semua anak-anak diarahkan untuk menuju lahan parkir di mana pihak sekolah akan menginformasikan mengenai kegiatan Kelas Inspirasi ini beserta perkenalan singkat dengan para relawan.

Para Inspirator, Fotografer dan Videografer KI Depok 3 Kel.7 (Sebelum masuk kelas)

Sebelum anak-anak dibubarkan dari barisan, kami mengajak anak-anak beserta guru-guru MIS Al-Hikmah untuk meneriakkan tagline dari kegiatan KI ini untuk menambah semangat di pagi hari ini. "Kelas Inspirasi Membangun Mimpi Anak Indonesia" begitulah tagline yang kami gaungkan dan honestly kalimat itu berhasil menggetarkan hati saya. 

Waktu menunjukkan pukul 08.00 dan artinya kami semua harus mulai masuk ke dalam ruang kelas sesuai jadwal mengajar yang telah di bagikan. Untuk kelas pertama saya akan mengajar di kelas V yang hanya terdiri dari 25an orang siswa. Saya kemudian masuk dengan membawa seperangkat peralatan perang yang sudah saya siapkan dari rumah. Dengan penuh rasa deg-degan saya akhirnya masuk dan berdiri di depan anak-anak kelas V dan membuka percakapan. Melihat senyum dan tawa anak-anak membuat saya merasa sangat nyaman dan lupa akan ketegangan yang saya rasakan sebelumnya, dan sayapun memulai menyampaikan materi mengenai Bankir seperti yang sudah saya buat di dalam lesson plan kemarin.

Alat Peraga Profesi Bankir
Setiap inspirator memiliki waktu 40 menit di setiap jam pelajaran untuk menyampaikan materi dan perkenalan mengenai profesi masing-masing. Bahkan saya merasa bahwa di kelas V ini waktu berjalan begitu cepat hingga tiba-tiba seorang inspirator yang saat itu bertindak sebagai time keeper mengingatkan saya bahwa sesi mengajar akan selesai dalam 5 menit. Saya sedikit kaget karena saat itu materi yang saya sampaikan bahkan belum sampai setengahnya, tapi saya berusaha merangkum dan menutup sesi di kelas tersebut dengan kata-kata motivasi untuk membangkitkan semagat adik-adik semua dalam meraih dan mewujudkan mimpi besar mereka
Me around the 5th grade students (they are such a nice and smart students)
Selain kelas V, saya juga mendapat jadwal mengajar di kelas III dan kelas VI. Saya bersyukur karena semuanya berjalan lancar. Sedikit cerita ketika mengajar anak-anak kelas III, sejujurnya saya merasa sedikit kewalahan karena jumlah muridnya yang lumayan banyak, di tambah lagi kondisi kelas yang kurang kondusif karena anak-anak sulit sekali diajak untuk fokus, meskipun begitu saya tetap memutar otak agar anak-anak tetap tenang dan fokus dengan apa yang akan saya sampaikan di kelas.

Lain halnya dengan siswa kelas VI, saya merasa bahwa siswa di kelas VI sangat cerdas dan kritis, mereka semua kompak untuk saling menjaga konduktifitas di dalam kelas sehingga materi yang saya sampaikan bisa diterima dengan baik oleh mereka, pada akhirnya sayapun memberikan beberapa bonus materi tambahan secara spontan karena rasa keingintahuan mereka yang sangat tinggi akan profesi yang saya tekuni.

Me around the 6th grade students
Selesailah tugas saya sebagai inspirator hari ini, dan di jam pelajaran terakhir di setiap kelas setiap inspirator akan memberikan Kartu Pos Mimpi kepada setiap siswa. Kartu pos tersebut harus diisi nama dan cita-cita mereka kelak, dan kemudian anak-anak akan memasukkan kartu pos tersebut ke dalam Kotak Pos Cita-Cita yang telah kami siapkan.Kartu pos ini nantinya akan diberikan kepada orang tua mereka masing-masing ketika pengambilan raport.
Kartu Pos Mimpi

Ketika anak-anak memasukkan Kartu Pos Mimpi ke dalam Kotak Pos. (Insyaallah mimpi kalian terwujud ya nakk)
Setelah prosesi memasukkan kartu pos semua murid selesai, kami kemudian menghabiskan waktu untuk berfoto-foto bersama anak-anak serta bapak-ibu guru sekolah MIS Al-Hikmah.
Berfoto di photobooth bersama adik-adik

Setelah berfoto kami memberikan secara simbolis Kotak Pos Cita-cita yang berisi Kartu Pos Mimpi kepada Bapak Kepala Sekolah beserta sedikit kenang-kenangan dari kami untuk sekolah MIS Al-Hikmah.
Kami bersama Bapak Kepala Sekolah MIS Al-Hikmah dan para guru

Setelah berpamitan dengan pihak sekolah, kami menyempatkan diri untuk mencicipi jajanan yang dijajakan di depan sekolah itu. Berkunjung ke sekolah SD manapun tidak lengkap rasanya jika tidak menyempatkan diri untuk sekedar icip-icip jajanan sekolah. Setelah puas jajan-jajan, kami kemudian menghabiskan waktu dengan makan siang bersama sambil mengobrol di salah satu tempat makan di bilangan Depok.

8 Inspirator, 1 Fototgrafer, 1 Videografer dan 2 orang Fasilitator.
Ini adalah pertama kalinya saya mengikuti kegiatan KI, dan kegiatan ini benar-benar memberi saya banyak pelajaran dan pengalaman berharga. Di sini juga saya bertemu dengan orang-orang hebat yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan kontribusi nyata mereka bagi pendidikan anak-anak indonesia. Saya hanyalah orang biasa di tengah orang-orang istimewa ini, mereka yang sudah sangat akrab dengan dunia kerelawanan, mereka yang sudah sangat nyaman dan pandai menghadapi anak-anak, dan mereka yang memiliki niat dan tekad yang besar untuk turut serta membangun kemajuan pendidikan Indonesia.
Bersama KI dan bersama teman-teman relawan selama 2 hari kemarin telah membangunkan saya dari tidur panjang selama ini, saya yang selama ini hanya sibuk dengan kehidupan sendiri, sibuk mencari kebahagiaan dengan cara yang tidak produktif, dan saya yang tidak bisa bermanfaat bagi orang lain. Kini saya bertekad untuk memberdayakan diri ini untuk bisa bermanfaat bagi orang lain, bermanfaat bagi masyarakat dan bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Saya percaya bahwa sesedikit apapun hal yang kita lakukan akan memiliki arti dan dampak yang luar biasa jika kita melakukannya dengan tulus dan ikhlas.
KI telah mengajarkan saya mengenai definisi baru tentang 'BAHAGIA'. Bahagia bukanlah ketika bisa mendapatkan segala yang kita inginkan, bahagia adalah ketika kita mampu berbagi atas apa yang kita miliki kepada orang lain, dan melalui KI aku mendapatkannya.

Surat kesan & pesan dari seorang murid untuk saya
Saya mendapatkan sebuah surat dari seorang murid yang diberikan oleh teman inspirator di kelasnya, saya sangat terharu dan bahagia membaca surat itu, saya tidak menyangka bahwa apa yang saya berikan di kelas bisa membuat mereka begitu termotivasi seperti ini. Honestly, this is the greatest happiness I've got from KI. Bahagia karena kehadiran saya ternyata bisa memberikan manfaat bagi orang lain, bagi adik-adik, dan bagi cita-cita mereka. Terima kasih KI, terima kasih teman-teman Kelompok 7 yang luar biasa. Terima kasih Tuhan telah memberi saya kesempatan untuk mengenal KI, bergabung di KI dan bekerja sama dengan orang-orang hebat di dalamnya. 

I promise it won't be the last. It would be the first step for me to chase my another dream in 'this world'. :)


Kindly find our team video on youtube.