Health Issue
Travel
Thoughts
Review

Nikmatnya Merayu Tuhan

By hanaumiya - 13 November 2016




Merayu adalah cara yang paling ampuh dilakukan untuk medapatkan sesuatu yang kita inginkan. Katakan saja ketika kecil saya suka merayu orang tua untuk dibelikan mainan yang saya inginkan, saya juga suka merayu kakak untuk sekedar diajak nonton film bioskop yang saya tunggu-tunggu misalnya. Nah, hasil dari merayu itu akhirnya saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Teknik-teknik rayuan kepada orang tua atau kakak yang biasa saya gunakan se-simple memuji mereka, melakukan apa yang mereka perintahkan, bahkan berusaha mencari perhatian mereka dengan membantu mereka melakukan pekerjaan rumah misalnya. Dari situ mungkin mereka akhirnya memutuskan untuk memberikan apa yang saya inginkan.

Jika selama ini saya cukup bahagia ketika rayuan saya kepada orang-orang terdekat saya membuahkan hasil, belakangan saya sedang menikmati manisnya nikmat merayu Tuhan dan betapa bahagianya ketika Dia menjawab rayuan yang saya luncurkan kepadaNya. 

Entah dari mana saya mendapat kata-kata ‘merayu Tuhan’ ini, tapi bagi saya inilah kenikmatan yang sedang saya jalani dan saya ingin berbagi cerita melalui tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya. 

Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan ujian dari Allah, ujian yang bisa dikatakan sebagai salah satu ujian besar dalam perjalanan hidup saya selama ini, ujian yang pada awalnya saya pikir tidak akan bisa melewatinya dan ujian yang saya yakini akan menghancurkan hidup saya pada awalnya. Namun ketika semua itu benar-benar terjadi di depan mata, kenyataan yang ada  justru berbanding terbalik dengan apa yang saya perkirakan. Ternyata dalam waktu singkat saya bisa bangkit dan menata kembali kehidupan saya dari semua kekacauan yang terjadi. Dan voilaa... inilah saya yang kini sudah kembali berdiri tegak dengan kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Ujian dari Tuhan ini telah menuntun saya dalam menemukan hidayah dan menjadi manusia yang jauh lebih baik dari sebelumnya, membuat saya menemukan kehidupan yang jauh lebih baik, dan membuat saya menemukan arti berpasrah dan bergantung pada ALLAH sepenuhnya.

Pada kondisi itulah saya belajar untuk merayu Sang Pencipta untuk mendapatkan apa yang saya inginkan. Rayulah Tuhan, tunjukkanlah usaha dan tekadmu, tariklah perhatianNya, buatlah Ia melihatmu karena kegigihanmu, buatlah Ia menyayangimu karena ke-istiqomahanmu dan buatlah Ia mengabulkan apa yang kamu minta dari rayuan itu. Dan saya yang menulis cerita hari ini, adalah jawaban dari rayuan saya kepada Tuhan selama ini, dari situ saya merasakan begitu banyak berkah dan kenikmatan yang saya dapatkan dari Nya. Ia menjawab doa-doa dan rayuan saya secara beruntun dan dalam waktu yang singkat, dan itulah yang menjadi modal saya untuk bangkit dan berdiri tegak dari keterpurukan hingga saat ini. Jika beberapa orang yang melihat saya mengatakan saya hebat karena bisa bangkit secepat ini, maka saya katakan bahwa ini BUKAN karena saya yang hebat, melainkan karena Allah yang memudahkan semua urusan saya.

Bagaimana cara merayu Tuhan?
Konsepnya masih sama dengan ketika saya merayu orang tua, saya terus berusaha mendekati Allah dengan melakukan segala apa yang diperintahkanNya dan menjauhi segala laranganNya. Sesederhana itu saja. Namun akan saya jabarkan beberapa resep yang saya jalani sebagai berikut :
  
1. Perbaiki niat
Luruskan niat awal melakukan semua ini adalah Lillahita’ala karena Allah semata, jangan pernah melakukan sesuatu karena niat yang selain karena Allah, karena semua hasil akhir adalah cerminan dari niat awal kita. Jika niatnya saja sudah benar, insyaallah hasilnya akan baik sesuai tujuan. Namun jika niatnya saja sudah bukan karena Allah, maka jangan bersedih jika hasil akhirnya menjadi tidak sempurna.

2. Lengkapi ibadah wajib dengan ibadah sunnah ekstra
Jika selama ini ibadah yang saya lakukan hanya meliputi ibadah wajib dan beberapa ibadah sunnah yang umumnya dilakukan, maka kali ini saya berusaha melakukan ibadah sunnah ekstra lainnya dan juga berusaha lebih giat lagi dalam mendekatkan diri kepadaNya dalam rangka misi merayu Tuhan ini. Berusaha sekuat tenaga untuk menjadi manusia yang lebih taat, menjadi manusia yang takut dosa, dan menjadi manusia yang berendah hati. 

3. Berusaha dalam mencapai apa yang diinginkan
Setelah tahu apa yang akan saya minta pada Allah, maka saya juga akan melakukan usaha yang maksimal untuk mencapai tujuan tersebut, karena saya percaya bahwa doa akan mendapat hasil yang sesuai jika diikuti oleh usaha terbaik kita untuk mencapai hal tersebut. 

4. Berprasangka baik dan berserah pada Allah 
 Doa + Usaha + Tawakkal adalah salah satu kunci kesuksesan. Setelah doa dan usaha saya lakukan, maka terakhir saya tinggal berserah pada Allah untuk hasil terbaik menurutNya. Teruslah berprasangka baik padaNya karena seperti yang kita semua ketahui bahwa Allah adalah sebagaimana prasangka hambaNya. Jika kita berprasangka baik, maka hal baik itu yang akan diwujudkan olehNya begitupun sebaliknya. 

5. Harus continue dan tidak boleh musiman

Nah ini yang paling penting, kita tidak boleh mendekati Allah atau merayuNya hanya ketika kita membutuhkan pertolonganNya.Teruslah bersabar dan kuatkan rayuan jika memang keinginanmu belum dikabulkan, Allah pasti punya maksud dari ditundanya doa kita. Namun jika keinginanmu dengan cepat dijawab olehNya, maka jangan pula kamu cepat berpuas diri dan jangan pula kamu lantas berhenti merayuNya.

Nahh itu beberapa resep singkat yang bisa saya share, saya hanya percaya bahwa merayu Tuhan adalah salah satu hal yang tidak akan pernah sia-sia, Tuhan tidak akan mengecewakan kita apapun jawabanNya atas semua doa dan rayuan kita. Karena Ia menjawab doa-doa kita hanya dengan 3 jawaban : Aku kabulkan segera, Aku berikan tapi nanti dan Aku berikan yang lebih baik dari yang kamu minta. Tiga jawaban yang sudah pasti terbaik untuk kita karena diberikan oleh Dia Yang Maha Mengetahui.




Kebiasaanmu Itulah Dirimu

By hanaumiya - 8 November 2016


Kita yang terbiasa menabung akan membentuk kita yang rajin menabung. 
Kita yang tebiasa beribadah akan membentuk kita yang rajin beribadah.
Kita yang terbiasa berselingkuh akan membentuk kita menjadi seorang peselingkuh yang handal.
Kita yang terbiasa berbohong juga akan membentuk kita sebagai pembohong yang ahli.
Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang pada kurun waktu terus menerus. Pada awalnya, kegiatan ini hanyalah berupa kegiatan yang dilakukan secara sadar, namun karena prosesnya yang dilakukan secara berulang dan terus menerus, sehingga ketika sudah menjadi suatu kebiasaan maka kegiatan itu bisa dilakukan secara tidak sadar. Dengan kata lain, seseorang bisa melakukan hal tersebut tanpa perlu berfikir lama.

Kebiasaan ini menyangkut banyak hal seperti sikap, pola pikir, perilaku, perasaan, hasrat, keinginan dan lain sebagainya. Semua inilah yang menjadi poros utama pembentukan kebiasaan dalam diri kita.
Jika sejak awal kita sudah terbiasa untuk menabung, maka pola menabung akan menjadi sangat erat dalam kehidupan kita. Kegiatan menabung yang pada awalnya dilakukan secara sadar kemudian berubah menjadi kebiasaan sehingga ketika tiba waktunya harus menabung, kita bisa melakukannya secara otomatis tanpa perlu berpikir lama, dan jika kita tidak melakukannya akan terasa ada yang berbeda dari kebiasaan kita.
Pada awalnya kebiasaan itu dibentuk oleh seseorang, kemudian lambat laun kebiasaan itu yang justru akan membentuk orang tersebut. Kebiasaan yang baik akan membentuk seseorang dengan karakter yang baik, pun sebaliknya, kebiasaan yang jelek akan membentuk seseorang ke arah yang juga kurang baik. Ketika pada awalnya kita menerima rangsangan untuk melakukan hal yang tidak baik, nah di situlah peran hati dan otak kita apakah kita mau menerima rangsangan itu dan menjadikannya sebagai kebiasaan atau justru menolak rangsangan itu dan meng-cut–nya sebelum membentuk suatu kebiasaan. Kita mempunyai hak untuk memilih mana saja hal yang akan dijadikan sebagai kebiasaan dan mana yang tidak.

Contohnya ketika ada seorang pria yang di masa mudanya sudah terbiasa berselingkuh. Sebelum dia memutuskan untuk melakukan perselingkuhan, otak dan hati pria itu pada awalnya akan menentukan apakah sikap dan perilaku itu baik untuk dilakukan, apakah pantas untuk dilakukan. Jika sedari awal dia menolak rangsangan untuk berselingkuh, maka secara otomatis prilaku selingkuh itu tidak akan melekat dalam dirinya dan kemungkinan hal itu dijadikan sebagai kebiasaan sangatlah kecil. Berbeda halnya ketika sedari awal ketika dia memutuskan menerima rangsangan itu, dan pada waktu bersamaan hati dan otak pria itu merasionalisasi serta melakukan pembenaran atas perbuatan itu. Maka yang akan terjadi kemudian adalah prilaku selingkuh yang awalnya hanya menjadi ajang coba-coba bisa menjadi suatu kebiasaan karena ketidakmampuannya dalam mengontrol pola pikir, perasaan dan hasrat dalam dirinya.

Pada akhirnya diri kita ini adalah sekumpulan dari kebiasaan-kebiasaan yang kita jalani dari hari ke hari. Orang akan menilai diri kita dari semua kebiasaan yang kita lakukan. Pun sikap, prilaku, pola pikir dan perasaan yang ada pada diri kita adalah buah dari kebiasaan-kebiasaan yang kita jalani selama hidup ini. Kebiasaan bisa dibentuk dengan atau tanpa disadari, oleh karena itu pandai-pandailah mengontrol diri dalam melakukan sesuatu ataupun dalam mengambil keputusan. Karena jika sejak awal kita sudah terjerumus kedalam kebiasaan yang kurang baik, maka akan cukup sulit bagi kita untuk meninggalkan semua kebiasaan itu. Sulit bukan berarti tidak bisa, melainkan membutuhkan effort dan komitmen yang kuat untuk bisa keluar dari lingkaran kebiasaan yang buruk itu.

"You cannot change your future, but you can change your habits, and surely your habits will change your future" -
Dr. A.P.J. Abdul Kalam

Melihat via Kacamata Hikmah

By hanaumiya - 5 November 2016

 
Pernahkah kamu merasa iri atas apa yang orang lain miliki?
Pernahkah kamu merasa sedih atas apa yang hilang atau pergi dalam hidupmu?
Pernahkah kamu berkecil hati atas hal yang tidak sempurna dalam diri atau hidupmu?
Pernahkah kamu menyesali akan apa yang tidak berhasil kamu dapatkan?
Atau pernahkah kamu marah akan pemberian Tuhan yang yang tidak sesuai keinginanmu?

Pasti saya akan mendapatkan jawaban yang seragam untuk semua pertanyaan di atas, dan jawabannya adalah 'Ya. Pernah'.

Ketika kita berada dalam kondisi tersebut di atas, pasti hati ini dipenuhi oleh rasa kecewa, sedih, sakit hati, marah serta rasa benci yang membuncah pada awalnya, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap hal yang menyebabkan semua rasa itu muncul.

Lalu bagaimana cara mengatasi semua perasaan itu? dan bagaimana caranya agar semua perasaan negatif itu tidak mengganggu ketenangan dalam hati dan kehidupan kita kedepannya? Salah satu cara yang menurut saya paling ampuh adalah dengan mengubah FOKUS dan SUDUT PANDANG kita dalam melihat setiap kesempitan yang sedang dihadapi.

Inilah yang sedang saya pelajari, belajar untuk melihat setiap masalah dari kacamata hikmah. Maksudnya adalah ketika kita ditimpa masalah, saya berusaha belajar untuk langsung mencari hikmah dari setiap permasalahan tersebut dan jangan melulu langsung meluapkan emosi dan ketidaksenangan terhadap sang pemberi ujian. Memang bukan hal mudah, tapi saya percaya bahwa adanya masalah atau ujian dalam hidup kita adalah salah satu bentuk kasih sayang Tuhan kepada saya. Saya belajar banyak dari adanya ujian hidup, ujian dan masalah itulah yang membentuk saya seperti hari ini. Inilah yang kemudian menghantarkan saya pada pola pikir seperti yang saya sebutkan di atas.

Yang saya pikirkan adalah, jika saya terus membiarkah hati dan pikiran ini dikuasai oleh hal-hal negatif dari adanya permasalahan, maka semakin berat pula bagi saya untuk menjalani hari-hari kedepannya. Oleh karena itu, saya lantas berpikir bagaimana caranya agar saya bisa tetap tenang dan enjoy dalam menghadapi berbagai macam hal itu, dan salah satu kuncinya adalah dengan mengubah fokus dan sudut pandang kita dalam melihat suatu permasalahan yang ada. Kita harus mampu mengubah semua perasaan dan perspektif negatif itu menjadi sesuatu yang positif yang justu akan bermanfaat bagi hidup kita kedepannya. 

Jika dimulai dari hal yang paling dekat misalnya, lihatlah ke dalam diri kita masing-masing. Ketika membicarakan masalah Strengths dan Weaknesses kita sering berfokus terhadap kekurangan hingga terkadang kita melupakan akan adanya kekuatan yang bisa kita kembangkan dalam diri kita. Cobalah untuk menjadikan Strength yang kita miliki sebagai fokus utama sehingga kita bisa mengeksplor semua kekuatan itu yang justru akan membuat kita menjadi orang yang lebih baik lagi, dan jika kita ingin yang lebih lagi, kita bisa menjadikan kekurangan sebagai sumber kekuatan diri kita yang lainnya.

Ketika kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita misalnya, cobalah ubah fokusnya dari 'kehilangan' menjadi 'hal positif apa yang kita dapatkan dari kehilangan tersebut'. Jika fokus kita hanya ditujukan pada rasa sakit akibat kehilangan, maka rasa sakit itu akan semakin membuat kita terpuruk dan membuat luka semakin menganga. Coba lihatlah dari sudut pandang sebaliknya, coba kita cari hal positif apa yang kita dapatkan dari kehilangan. Jika sudah menemukannya, maka fokuskanlah hati dan pikiran kita pada hal tersebut, sehingga lambat laun alam bawah sadar kita hanya akan merekam sisi baik dari kehilangan tersebut daripada kenahasannya. Dan ketika saatnya tiba, bukan lagi kesedihan yang akan kita rasakan melainkan kebahagiaan karena berhasil mengubah kondisi dari seorang looser menjadi winner.

Setiap orang berhak bermimpi setinggi-tingginya, dan setiap orang berhak mengejar kehidupan yang terbaik selama hidupnya. Namun ketika kita menatap mimpi yang tinggi, seyogyanya kita juga berusaha untuk tetap merunduk kebawah untuk membuat pandangan kita tentang hidup menjadi berimbang. Katakan saja ketika kita melihat kehidupan seseorang yang jauh lebih baik dari kita, secara manusiawi pasti akan muncul rasa iri dalam hati, kita menyayangkan kenapa hidup kita tidak seperti kehidupannya, kenapa Tuhan tidak memberikan nikmat itu kepada kita saja dan kenapa dia begitu beruntung dengan kehidupannya. Jika semua rasa iri tersebut dibiarkan menguasai fokus kita, maka merugilah kita.

Untuk apa menghabiskan energi untuk memikirkan apa yang tidak kita miliki, akan jauh lebih baik jika kita menatap dan memperhatikan lagi apa yang sudah kita miliki saat ini, betapa banyak nikmat yang telah Tuhan berikan untuk kita yang bahkan mungkin tidak kita sadari dan syukuri. Ubahlah fokus dari 'apa yang tidak kita miliki' menjadi 'apa yang kita miliki' agar kita menjadi manusia yang terus bersyukur akan semua nikmat dan berkat yang telah Tuhan berikan dalam hidup kita.

Yang ingin saya tuliskan di sini adalah mengenai bagaimana kita sebagai manusia yang diberi akal dan perasaan bisa pandai-pandai melihat sisi positif dari berbagai hal yang kita alami dalam hidup ini. Seberat apapun masalah yang kita hadapi, sepahit apapun luka yang kita rasakan dan sesulit apapun kondisi yang kita jalani, jika kita bisa mengubah fokus dalam memandang setiap permasalahan itu, maka di situlah letak jalan keluar yang bisa kita gunakan untuk mengubah semua kondisi sulit itu menjadi lebih baik bagi kehidupan kita. Namun kembali lagi, bukan hal yang mudah untuk mengubah fokus ketika kita dalam keadaan sempit dan terpuruk, tapi jika kita benar-benar ingin meringankan beban keterpurukan dan kesempitan yang sedang dihadapi, maka cara ini patut dicoba. Saya sudah membuktikannya dan it works for me.

Kuncinya hanya satu, syukurilah setiap kejadian dan hal yang datang dalam hidup kita. Pandai-pandailah dalam melihat secercah kemungkinan kebahagiaan dari setiap kesulitan yang sedang dihadapi. Tuhan tidak pernah salah dalam menempatkan kita di setiap kondisi, itu hanya tentang bagaimana kita melihat dan menghadapi semua keadaan dan jalan yang telah Tuhan rancang untuk kita sebagai makhluknya. Rencana Tuhan adalah selalu indah bagi setiap umatnya, pun jalan keluar untuk semua itu pasti akan indah bila kita pandai melihatnya.

#everydayIgotbetter #selfreminder

Weekend List - Lari dari Mall dan Pergi ke Gunung


Weekend kali ini saya dan kedua sahabat saya Ajeng dan Minda akan melakukan hal yang berbeda dari biasanya. Kalau biasanya quality time kami habiskan di mall atau cafe, maka kali ini kami memutuskan untuk mengikuti Open Trip ke Gunung Padang-Padang di wilayah Jawa Barat untuk merasakan sensasi yang berbeda.

Kami berkumpul di Plaza Semanggi pada hari Sabtu pagi dan sekitar pukul 07.30 kami mulai bertolak meninggalkan Jakarta. Open Trip kali ini terdiri dari 14 orang termasuk tour leadernya, dan ini adalah pertama kalinya saya mengikuti open trip semacam ini, menyenangkan.

Seperti weekend pada umumnya, wilayah Puncak selalu macet tiada tara, perjalanan dari Jakarta menuju daerah Cianjur kami tempuh dalam waktu lebih dari 3 jam. Setelah melewati Cianjur, perjalanan menuju lokasi Gunung Padang-Padang pun masih cukup jauh, ditambah kondisi jalanan menuju TKP bisa dikatakan kurang bersahabat. Jalanan yang tidak bagus dan cenderung sempit membuat mobil Elf yang membawa kami semua tidak bisa melaju dengan kecepatan normal. Hingga tepatnya sekitar pukul 12.30 kami singgah di Stasiun Lampegan untuk makan siang dan berfoto di terowongan yang menjadi spot foto favorit kebanyakan orang.
Stasiun Lampegan
Setelah selesai makan siang dan sesi foto di Stasiun Lampegan, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Situs Megalitikum Gunung Padang-Padang yang menjadi destinasi utama kami. Sekitar 15 menit menempuh perjalanan, kamipun sampai di lokasi parkir Gunung Padang-Padang, dan untuk mencapai pintu masuk kami masih harus berjalan dari lokasi parkir menuju ke atas lokasi pintu masuk ke situs tersebut. Perjalanan itu bisa ditempuh dalam waktu 20 menit dengan berjalan santai, dan untungnya meskipun treknya sangat menanjat tapi jalananya sudah diaspal dan sangat nyaman untuk dilewati. Jika kita tidak ingin berjalan kaki, kita bisa menggunakan jasa ojek sebagai alternatif lainnya dari lokasi parkir menuju main enterance Gunung Padang-Padang, dengan biaya 15,000 kita bisa sampai dengan santai di lokasi. Nah ini juga merupakan salah satu trik agar kita bisa menghemat tenaga ketika mendaki ke pusat Situs Megalithikum.
Anak Tangga Menuju Puncak Situs
Sesampainya di lokasi Gunung Padang-Padang, kami kemudian diarahkan untuk mendaki anak tangga yang sangat tinggi dan bisa dikatakan sangat curam dan licin. Kamipun perlahan mendaki satu per satu anak tangga tersebut dengan pemandangan pepohonan di kanan dan kiri trek tanjakan kami. Lelah memang, tapi semakin ke atas udara yang kami rasakan semakin segar dan membuat kami tidak sabar untuk mencapai puncak utama gunung ini. Setelah mendaki hampir 30 menit akhirnya kami tiba di hamparan bebatuan Situs Megalithikum Gunung Padang-Padang.
Foto diambil dari puncak Gunung Padang-Padang
Udara di atas yang begitu sejuk dan segar membuat kami tidak ingin beranjak. Aku dan kedua sahabatku tidak langsung mengeksplor hamparan bebatuan tersebut, kami memilih untuk duduk sejenak untuk beristirahat sambil menikmati udara dan hawa yang sangat segar tersebut. Sangat nyaman dan sangat menenenangkan.

Selesai beristirahat kami kemudian mengeksplor semua spot untuk kami abadikan dalam foto dan juga untuk foto wefie kami tentunya :) dan jujur, hamparan bebatuan alami ini sangatlah indah, tersebar seperti gundukan-gundukan bebatuan yang seakan disusun menyerupai pola tertentu. 


Cuaca pada hari itu lumayan bersahabat, di perjalanan Jakarta menuju Puncak kami disiram gemericik hujan yang membuat suasana menjadi sangat sejuk, hujan yang berhenti kemudian digantikan oleh cerahnya awan yang membuat kami begitu menikmati perjalanan. Pun ketika kami berada di Situs Gunung Padang-Padang, perjalanan kami diiringi gerimis-gerimis kecil dengan langit yang sangat cerah, sehingga dingin dan sejuknya pegunungan begitu terasa selama perjalanan.

Setelah puas menikmati udara dan pemandangan di puncak gunung, kamipun turun sekitar pukul 16.30 mengingat kabut tebal sudah mulai turun. perjalanan turun kami tempuh dalam waktu 30 menit hingga kami tiba di lokasi parkir mobil, Mobil kami kemudian bertolak menuju Jakarta dan selesailah open trip saya kali ini.

Sampai jumpa pada trip-trip berikutnya  :)