Saya sedang belajar tentang berserah dan berpasrah sama jalan takdirnya Allah, pasrah di sini bukan berarti tidak melakukan apa-apa, justru berpasrah setelah melakukan segala yang bisa saya lakukan untuk mencapai hal yang saya inginkan.
Saya termasuk orang yang perfectionist dan selalu mengatur segalanya agar berada di line yang memang saya inginkan dan saya sukai. Aneh memang, dan lelah pastinya, karena saya selalu mengusahakan segala sesuatunya berjalan sesuai keinginan, lalu bagaimana kalau justru setelah semua hal saya lakukan tapi ternyata hasilnya tidak sesuai harapan? nah di situlah jeleknya, saya bisa menjadi sangat kecewa dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Berbagai jenis pertanyaan memenuhi kepala saya kala itu "coba dulu saya melakukan itu, coba dulu saya tidak begini, coba dulu saya lebih keras usahanya" dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang kalau dipikir-pikir sekarang ya mbok kesannya saya tidak percaya sama Allah. Astagfirullahaladzim..
Nah kondisi krisis seperti itu terus berlangsung lama meskipun setahun terakhir ini sudah sedikit lebih baik, dan belakangan saya menemukan kenyamanan dan ketenangan atas kalimat "pasrah aja deh sama Allah". Yiphii.. ternyata nikmatnya pasrah sama Allah itu rasanya luar biasa banget lhoo. Tapi seperti yang saya bilang sebelumnya, pasrah itu juga ada T&Cnya lhoo.. yakni pasrah setelah semua usaha dan doa maksimal yang bisa kita lakukan, jadi jangan sampai ngomong pasrah kalau kitanya sendiri belum usaha maksimal dan belum minta bantuan dari tangan Allah melalui doa-doa yang khusuk.
Kenikmatan seperti apa yang akan didapat kalau kita pasrah sama Allah?
Yang pertama, saya tidak akan merasa kecewa apapun hasil yang diberikanNya atas perkara yang sedang kita hadapi. Jika hasilnya positif sesuai keinginan maka saya akan banyak bersyukur dan berterima kasih pada Allah karena usaha dan doa yang saya lakukan memiliki hasil yang sejalan. Dengan ini saya belajar bahwa untuk mencapai sesuatu, saya harus berusaha dan berdoa semaksimal yang saya bisa.
Namun sebaliknya, jika hasil dari kepasrahan saya justru negatif dan berbanding terbalik dengan harapan, maka sayapun tidak akan kecewa, karena semua ini adalah jalan yang telah Dia pilihkan untuk saya. Melalui kegagalan dan ketidaksempurnaan yang Allah berikan atas perkara yang sedang dihadapi justru saya belajar untuk tetap bersyukur, sesulit dan seberat apapun Allah pasti punya rencanaNya sendiri untuk saya.
Kegagalan tidak lantas membuat saya menyesal akan usaha dan doa yang saya lakukan, kegagalan bukan berarti Dia tidak menjawab doa saya, justru kegagalan itu adalah salah satu jawaban dari doa saya. Seperti yang sudah pernah saya bahas, Allah itu selalu menjawab doa-doa hambanya dengan tiga jawaban : Ya, Aku kabulkan ; Ya, Aku kabulkan tapi nanti dan Ya, Aku akan memberikan yang lebih baik dari ini. Nah kegagalan itulah yang kemudian saya artikan sebagai jawaban kedua dan ketiga dari Allah. Mungkin Dia ingin aku berusaha dan berdoa lebih keras lagi, atau mungkin memang perkara ini tidak baik untuk saya sehingga Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi.
Kenikmatan lainnya yaitu hidup menjadi tenang. Ini karena saya percaya bahwa segala hal di dunia ini terjadi atas izinNya, dan Dialah penulis skenario terbaik di alam semesta ini. Buat apa buang-buang energi, hati dan pikiran untuk mengkhawatirkan suatu hal, toh pada akhirnya yang akan terjadi adalah hal yang dipilihkan oleh Allah dan bukan hal yang kita khayal-khayalkan. Saya percaya bahwa jika sesuatu sudah ditakdirkan menjadi milik kita, maka itu tidak akan pernah menjadi milik orang lain. Namun demikian tidak lantas kita bisa berpangku tangan karenanya. Misalnya saja untuk urusan rejeki dan jodoh, memang kedua hal itu sudah dijamin sama Allah, tapi yaa semua tetap harus diusahakan dengan cara terbaik dari diri kita masing-masing dan dengan cara yang benar menurut pandangan syariat islam.
Memang semua ini tidak gampang dan sayapun masih belajar dan masih sangat jauh dari sempurna soal kepasrahan ini. Tulisan ini sebetulnya reminder bagi diri saya pribadi, tanpa ada maksud untuk riya atau menggurui siapapun. Menulis seusuatu yang positif itu seperti menulis buku motivasi pribadi, yang mana bisa jadi pengingat kalau kelak kita berada dari sikap dan pemikiran yang jauh dari kata positif.
#notetomyself #selfreminder