Empat
tahun yang lalu pukul 15.10 aku menemukan diriku dihempaskan sedalam-dalamnya
oleh kenyataan pahit itu. Saat di mana aku dipaksa bangun dari mimpi
dan menerima kenyataan bahwa beliau benar-benar sudah pergi dari dunia ini dan meninggalkan
kami yang begitu mencintainya. Hari ini empat tahun yang lalu, aku berada di
samping jasad beliau, menangis, terdiam, menangis lagi dan terdiam lagi hingga air mata ini kering tak tersisa.
Empat
tahun berlalu, namun otakku masih merekam dengan baik semua runtutan kejadian di hari itu. Aku
masih bisa dengan jelas membayangkan detik-detik memilukan itu, segala yang
terjadi di rumah kami pada hari itu bisa tergambar dengan jelas di sini__di
otakku hingga hari ini.
Tangis
dan air mata, suara Yasin dan doa, suara kerabat dan sahabat, suara orang-orang
yang berusaha menenangkanku, ibuku, serta adik-kakakku, semua saling berantai
tersusun rapi dalam memori ini hingga membentuk sekenario utuh semua kejadian pada hari itu.
Hari
ini pun masih sama, di kalender kantor aku masih memberi tanda hitam untuk hari ini,
6 January 2017 (Papa 4th years L)
dan sejujurnya aku masih merasa gugup setiap kali menuju tanggal tersebut.
Mungkin inilah yang disebut traumatic akibat kehilangan seseorang yang berarti
dalam hidup kita, dan aku rasa hanya waktu yang akhirnya bisa memulihkan
segalanya, yang bisa membuatku akan terbiasa ketika melihat tanggal itu, dan
ketika aku bisa dengan berbesar hati berdamai dengan semua memori memilukan
itu.
Aku
tidak pernah marah pada Tuhan atas diambilnya Papa dari kami, beliau adalah
milik Tuhan dan Tuhan memiliki hak sepenuhnya kapanpun Dia ingin memanggil
pulang setiap jiwa umatNya. Yang menguatkanku saat itu adalah, aku yakin Papa
akan bahagia di sisiNya dan Papa tidak akan merasakan sakit sebagaimana yang
beliau rasakan ketika bersama kami di sini dan Papa akan ada di tempat terindah yang telah disiapkan Tuhan untuknya, sambil menjaga kami dari sana.
Tugas
kami merawat beliau di dunia telah usai, namun bakti kami sebagai anak masih
terus berlanjut dengan cara untuk terus berusaha menjadi anak sholeh dan
mendoakan beliau. Beliau memang tidak ada di tengah-tengah kami, namun aku dan
kami semua akan selalu mendoakan ketenangan beliau di sana, karena hanya itu
yang bisa kami lakukan.
“Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.” (HR Muslim).
this must be so hard for you everytime you rememberring him, keep strong naa!! your father will always be here and keep praying for him :)
ReplyDelete*kamu ga cerita2 ke aku ciii, aku kurang update skg T_T