Health Issue
Travel
Thoughts
Review

Ceritaku di Sembalun

By hanaumiya - 28 January 2017

Salah satu bagian pulau Lombok sebelum pesawat landing

Sembalun adalah sebuah kecamatan di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang merupakan salah satu jalur pendakian Rinjani. Sembalun terdiri dari 6 desa yakni Sembalun Bumbung, Sembalun Lawang, Desa Sajang, Desa Bilok Petung, Desa Sembalun dan Desa Sembalun Timba Gading. Dan di desa-desa inilah kami__para relawan akan menginspirasi anak-anak di berbagai sekolah dasar yang tersebar di Sembalun melalui program Kelas Inspirasi Lombok 4 KaKI Rinjani.

Ini adalah kali pertama aku mengikuti KI di luar Jabodetabek, dan aku bersyukur sekali karena ada tiga orang temanku di KI sebelumnya yang juga turut serta di KI Lombok kali ini, dan itulah yang membuatku mantap untuk terus maju di tengah cuaca Sembalun yang terbilang cukup ekstrim akhir-akhir ini. 

Jumat, 20 Januari aku, Astrid dan Hanif memulai perjalanan kami dari Bandara Soetta menuju Lombok, sekitar pk. 8.50 kami lepas landas meninggalkan Jakarta dan tiba di Lombok International Airport sekitar pk. 11.50. Setelah ambil bagasi, Aku dan Astrid berpisah dengan Hanif yang sudah dijemput oleh rekannya untuk survei sekolah. Sedangkan aku dan Astrid dijemput oleh Kak Ari__teman sekelompok Astrid dari Jakarta__yang kemudian menjadi idola kami selama di Sembalun, eeaaaa....

Cuaca Lombok hari itu cukup terik dan membuat orang tidak ingin berlama-lama di luar ruangan, Selepas sholat Jumat kami pergi makan siang di RM Ibu Ria di kawasan Praya, menikmati nasi campur dan plecing kangkung pedas yang menjadi awal dari perjalanan kami di Lombok.


Setelah makan siang, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Sembalun, jarak dari Praya ke Sembalun memakan waktu 3-4 jam dengan kecepatan normal. Medan yang ditempuh menuju puncak bisa dikatakan cukup terjal, badan jalan juga tidak terlalu besar, sehingga ketika berpapasan dengan mobil lainnya kami harus mengurangi kecepatan mobil bahkan berhenti sejenak karena kecilnya badan jalan ini. Sepanjang jalan kami hanya dikelilingi hutan dan tebing, tidak heran jika ada begitu banyak monyet dan anjing yang berkeliaran di sepanjang perjalanan kami.

Setelah berlalu dua atau 3 jam kemudian, Kak Ari menghentikan mobilnya di suatu tempat yang katanya merupakan Puncak Pass-nya Rinjani, namanya Taman Wisata Pusuk Sembalun.
Taman Wisata Pusuk Sembalun diselimuti kabut
Udara di Taman Wisata Pusuk Sembalun sudah terasa dingin, kabut tebal menyelimuti taman wisata tersebut. Aku yang tidak begitu tahan dingin langsung membongkar koper untuk mengambil jaket, kemudian turun untuk melihat-lihat pemandangan di sekitar Pusuk Sembalun. Tidak banyak yang bisa kami lihat karena hampir semua pemandangan tertutup kabut. Ternyata tempat ini merupakan salah satu tempat yang wajib disinggahi dalam perjalanan menuju Sembalun. Selain melihat pemandangan, kamipun membeli jajanan semacam Cilok, tapi rasanya berbedaa dengan cilok-cilok di Jakarta, enakkkk sekaliii :) 

Setelah puas bermain di Pusuk Sembalun, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Sembalun. Cuaca hari itu sudah mulai tidak stabil, seketika turun hujan besar, angin besar, tapi seketika bisa langsung berubah menjadi terang benderang dan begitu seterusnya, kebayang kan betapa sebetulnya berjalanan kami bisa dikatakan cukup ekstrim, ditambah kabut tebal yang membuat keterbatasan jarak pandang kami__ehh Kak Ari maksudnya sebagai pilot kami, hehe..

Satu jam kemudian, tibalah kami di Sembalun, yeaaayy... dan kami langsung menuju tempat briefing di Cemara Siu yang terletak di Desa Sembalun Lawang. Hujan masih turun ketika kami tiba, dan banyaknya jumlah relawan membuat kami tidak bisa masuk ke tempat briefing sehingga kami hanya mendengarkan briefing dari dalam mobil di parkiran Cemara Siu.

Beberapa waktu kemudian kami semua turun karena harus berkumpul dengan kelompok kami masing-masing. Astrid yang sekelompok dengan Kak Ari kemudian berpisah dengan aku dan Wanda yang juga satu kelompok. dan Sejak hari itu kami sudah mulai bergabung dengan kelompok kami masing-masing untuk persiapan Hari Inspirasi di sekolah kami masing-masing.

Dan di sinilah segala hal tentang Sembalun dimulai...


No comments

Post a Comment