Sabtu di Jendela Jakarta
By hanaumiya - 13 April 2017
Sabtu ini saya melakukan kegiatan yang menarik bersama Komunitas Jendela Jakarta Manggarai. Jendela Jakarta adalah sebuah perpustakaan yang didalamnya megandung misi sosial untuk menggerakkan minat baca bagi anak-anak di sekitaran stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Selain berbentuk perpustakaan, di sini juga mengadakan kegiatan pendampingan belajar sesuai dengan tema-tema tertentu yang telah disiapkan oleh divisi program Jendela Jakarta sendiri melalui kerjasama dengan relawan pendidik.
Perpustakaan Jendela Jakarta sendiri terdiri dari tiga tempat, yakni Manggarai, Serpong dan Sungai Bambu. Untuk perpus Manggarai sendiri letaknya sangat mudah dijangkau, dari stasiun Manggarai kami hanya perlu berjalan ke arah kanan hingga SMK____ dan tidak jauh dari situ sudah terlihat spanduk Jendela Jakarta.
Hari ini, saya dan beberapa teman baru saya berkunjung ke sana untuk melihat-lihat terlebih dahulu bagaimana konsep dan sistem pengajaran di Jendela Jakarta ini, dan ini adalah kali pertama kami hadir di sana untuk bertemu adik-adik. Untuk pembagian kelas sendiri dibagi menjadi 3 kelas, kelas A untuk anak PAUD sampai TK ; kelas B untuk anak kelas 1 sampai kelas 6 SD dan kelas C untuk kelas SMP.
Karena masih baru, kami diminta untuk melihat-lihat dan mendampingi adik-adik yang sedang menerima materi pelajaran sore itu, dan saya memilih untuk berada di kelas A bersama adik-adik PAUD dan TK. Awalnya sempat bingung karena seperti biasa anak-anak seusia ini lumayan sulit untuk dikontrol, ditambah lagi belum ada sistem pengajaran yang terprogram. Jadi agak sulit bagi saya untuk mengikuti jalannya bimbingan ini, karena jauh berbeda dengan KI yang sudah biasa saya ikuti sebelumnya.
Sangat menyenangkan bisa menemani anak-anak ini belajar, terlebih saya melihat betapa anak-anak begitu open, begitu berani untuk mengenal kami yang notabene adalah orang-orang baru yang tidak pernah mereka temui sebelumnya. Mereka dengan manjanya duduk di pangkuan kami, belajar bersama hingga bernyanyi bersama, yaa Tuhan, Engkau memberiku kesempatan lagi untuk menikmati momen berati ini, terima kasih yaa Allah.
Kehidupan masyarakat di sekitar sini bisa dikategorikan menengah ke bawah, sehingga keberadaan perpustakaan Jendela Jakarta ini bisa menjadi pilihan bagi anak-anak untuk mengisi waktu luang mereka. Yang membuat aku salut adalah, anak-anak ini datang ke perpus ini dengan kesadaran mereka sendiri, padahal mereka bisa memilih untuk bermain di luaran di hari libur mereka, tapi mereka memilih untuk datang ke perpus ini dan melakukan berbagai kegiatan positif bersama teman-teman lainnya.
Seperti biasa, keseruan menjadi relawan bukan hanya mengenai manfaat apa yang kita bisa berikan kepada orang lain, juga bukan hanya mengenai kepuasan batin setelah melakukannya, tapi juga karena kita bisa bertemu dengan orang-orang baik dan hebat dalam komunitas ini, bertemu dan berinteraksi dengan para relawan luar biasa yang memiliki hati dan kepedulian untuk kemajuan bangsa ini melalui pendidikan.
Bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang baik dan berada di lingkungan yang positif akan membuat kita terpacu untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat lagi bagi orang lain. Allah Maha Baik menempatkan saya ditengah-tengah orang baik, mempertemukan saya dengan orang-orang dengan hati yang sangat mulia di tengah kerasnya dunia yang selama ini saya jalani, maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan?
"Bersamalah orang-orang yang bisa membuatmu menjadi manusia yang lebih baik, dan lepaskanlah orang-orang yang justru akan membawa pengaruh dan mudhorot bagimu di dunia dan akhirat kelak." -Hana
The Power of Forgiving
By hanaumiya - 6 April 2017
Saya pernah mendengar sebuah kata-kata menarik dari seorang Abdi Hening Adjie Santosoputro yang isinya mengenai memaafkan dan mengikhlaskan. Jika kita benci terhadap seseorang, itu adalah salah satu kerugian bagi kita, kenapa bisa merugi? begini konsepnya...
Cinta dan benci adalah sebuah perasaan yang letaknya di dalam hati yang mau tidak mau menduduki porsi paling besar dalam hidup kita. Okelah kalau rasa cinta yang kita letakkan di hati, pasti hidup terasa nyaman dan bahagia karena ruang di hati dipenuhi oleh berbagai macam rasa cinta, baik cinta kepada orang tua, keluarga ataupun pasangan. Nah ketika hati kita menyimpan rasa benci, otomatis si benci ini juga menempati ruang di hati kita dong yaa, rasa benci itu akan menimbulkan ketidaknyamanan, ketidaksukaan dan beragam efek negatif bagi diri kita sendiri. Bukankah itu jadi kerugian buat kita?
Ini konsep yang sangat bagus dan patut dicoba, susah sih memang, tapi demi hidup tenang dan nyaman ya mau ngga mau harus nyoba ini and when it works, you'll find the true serenity in life.
Simplenya gini deh, ketika saya disakiti misalnya, atau ketika saya dizhalimin sama orang (disakiti dan dizhalimin dalam arti luas ya), kan sebetulnya saya berpotensi untuk benci sama orang-orang yang nyakitin atau ngezhalimi saya. Tapi ya kalau dipikir-pikir ya mbok rugi banget kalau orang-orang itu dikasi tempat di hati meskipun dalam bentuk rasa benci. Udah disakiti / dizhalimi kok masih ngizinin oknum-oknum itu nempatin posisi paling penting dalam diri kita sih?! Gak ada untungnya toh..
Dari situ saya kemudian berpikir dan belajar untuk memafkan oknum-oknum yang menyakiti atau menzhalimi ataupun sekedar bikin saya kesal. Memaafkan dan kemudian mengikhlaskan semua kejadian yang tidak mengenakkan yang terjadi karena atau melalui perantara oknum-oknum tersebut. Dan hasilnya ya Alhamdulillah hati rasanya jadi lebih enteng.
Kalau hati ini diibaratkan handphone nih, istilahnya ya semua foto-foto ngga penting, atau file-file spam yang ngga ada manfaatnya ya mbok buru-buru dibuang aja dari handphone kita, kan cuma menuh-menuhin memori handphone aja, atau bahkan bisa membuat handphone jadi lemot. Setelah itu, memory handhone kita jadi punya lebih banyak kapasitas untuk menyimpan foto-foto atau file-file yang jauh lebih bermanfaat toh. Konsep ini yang kemudian bisa diaplikasikan ke hati kita masing-masing. "Penuhilah hati dengan berbagai rasa cinta dan kebahagiaan seiring kita berusaha meminimalisir rasa benci dan kesedihan yang akan menempati setiap ruang di hati."
Salam hidup tenang! :)
Mengejar Sunset di Bukit Merese
By hanaumiya - 1 April 2017
![]() |
Anak Gembala |
Setelah dari airport sekitar jam 16.30 kami kembali menuju bukit Merese untuk mengejar sunset. Kami duduk di pinggir bukit menunggu sang raja siang kembali ke peraduannya, dan ternyata banyak turis yang juga berkumpul di sana dengan tujuan yang sama dengan kami.
Yang menarik adalah aku bisa bertemu dengan anak-anak pengembala kambing dan sapi di atas Bukit Merese itu. Jika ketika kecil aku hanya tau mengenai anak gembala melalui lagu 'Anak Gembala'nya Tasya, maka sore itu aku berkesempatan untuk melihat secara langsung dan mengobrol dengan anak-anak gembala itu. Aku lupa nama anak-anak itu, yang jelas dua orang anak perempuan kelas 5 SD dan seorang adiknya yang berusia 2 tahun dengan asyik dan santainya mengendalikan kambing yang mereka bawa.
Anak itu mengatakan bahwa mereka setiap sore selalu membawa kambing-kambing keluarga mereka ke bukit ini untuk mencari makan. Nah ternyata tugas anak-anak kecil ini hanya mengembala kambing, sedangkan untuk sapi biasanya digembala oleh ayah atau ibu mereka.
Mengobrol dengan mereka sangat menyenangkan dan jujur aku bahagia, tidak pernah sekalipun terpikir bisa bertemu mereka karena bagiku selama ini cerita anak gembala hanya ada di buku-buku tapi di perjalanan ini aku menemukannya.
![]() |
Aku, Wanda dan anak-anak gembala |
Angin sepoi-sepoi, langit yang mulai menghitam, membuat kami semua terdiam dalam pikiran kami masing-masing. Aku menikmati setiap detik moment itu dan aku merasa nyaman. Namun ternyata cuaca tidak sebersahabat itu, seketika turun gerimis sehingga kami terpaksa harus turun bukit dan kembali ke mobil. Aku memang tidak mendapatkan sunset indah itu, tapi bisa bermain dengan anak-anak gembala itu bagiku sudah sangat cukup membahagiakan.
Under the Blue Sky (Part 2) - Bukit Merese
Bukit Merese terletak di sebelah barat Tanjung Aan, bagi saya yang tidak pernah mendaki bukit atau gunung, pengalaman ini tentu menjadi sangat menarik bagi saya. Setelah parkir di pintu masuk Bukit Merese, kami memulai perjalanan kami menuju hamparan bukit indah itu. Awalnya saya cukup ngos-ngosan mengikuti langkah teman-teman saya yang begitu cepat mendaki, tapi begitu melihat hamparan bebukitan yang begitu indah dari kejauhan, adrenalin saya langsung naik tinggi untuk terus mendaki.
Subhanallah, begitu indah pemandangan di Bukit Merese ini, sekumpulan bukit dengan rumput hijau nan elok. Dari atas bukit saya bisa melihat keindahan pantai dengan air yang begitu jernih, gradasi warna air laut jelas terlihat dari atas bukit. Bahkan saya bisa melihat terumbu karang saking jernihnya air laut di bawah sana. Maha Besar Allah menciptakan pemandangan indah macam ini di bumi nusantara.
Aku menikmati setiap detik moment yang tertangkap oleh mata ini, aku menikmati setiap udara yang aku hirup di atas bukit, semua terasa indah. Pantai Tanjung Aan membuatku relax and released, dan di Bukit Merese ini aku seperti di-recharge dengan semua semangat dan energi positif.
Saya pernah mendengar sebuah quotes "a thousand words from a blogger is equivalent to a picture from a photographer". Dan kali ini saya akan membiarkan foto-foto di perjalanan kali ini yang menceritakan lebih banyak tentang keindahan tempat ini. Biggest thanks for Ka Yudha, Ka Hanif, Mas Aloy, Astrid dan Wanda yang sudah mengizinkan saya mempost foto-foto tersebut di sini.
Saya pernah mendengar sebuah quotes "a thousand words from a blogger is equivalent to a picture from a photographer". Dan kali ini saya akan membiarkan foto-foto di perjalanan kali ini yang menceritakan lebih banyak tentang keindahan tempat ini. Biggest thanks for Ka Yudha, Ka Hanif, Mas Aloy, Astrid dan Wanda yang sudah mengizinkan saya mempost foto-foto tersebut di sini.
![]() |
Pendakian menuju puncak |
![]() |
Gradasi warna air laut terlhat jelas dari atas bukit |
![]() |
Para Inspirator melepas penat (kiri ke kanan Yudha, Hana, Mas Aloy, Mas Eko, Wanda, Hanif, Astrid) |
![]() |
Si bolang di Bukit Merese |
![]() |
Landscape Bukit Merese by Rahadian Prayuda |
![]() |
Playing with the wind |
![]() |
Salah satu spot photo favorit |
![]() |
Photo by Astrid Nadia |
![]() |
Hijab traveler by Hanif Mubarok |
![]() |
Ala-ala Petualangan Sherina |
Under the Blue Sky (Part 1) - Tanjung Aan
Deburan ombak yang saling bersautan
Pasir putih menghampar di bawah jernihnya air laut
Semilir angin yang membelai setiap centi anganku
Awan putih, langit biru
Pasir putih, laut biru
Angin dan ombak
Tak pernah sekalipun ku tidak jatuh hati pada kesempurnaan frame itu.
Indahnya Tanjung Aan di siang itu membuatku jatuh cinta. Bagaimana tidak, siang itu Tanjung Aan begitu sepi, kami bertujuh seakan sebagai pengunjung pertama di salah satu pantai indah di kawasan Lombok itu. Mobil kami parkir tepat di depan pantai yang menghadap ke lautan, aku sempat terpana melihat hamparan pasr putih yang membuatku tidak sabar untuk segera bermain di sana. Betapa indah pemandangan Tanjung Aan kala itu, air laut yang begitu jernih yang dialasi oleh hamparan pasir putih nan elok. Cuaca siang itu seakan berkolaborasi untuk memberikan frame tercantik bagiku yang baru pertama kali menginjakkan kaki di sana.
Pantai tak pernah gagal membuatku bahagia, duduk di ayunan dan menikmati angin sepoi serta suara ombak terasa benar-benar menenangkan. Ku pejamkan mata berusaha menikmati setiap detik kenikmatan ini, begitu damai, begitu nyaman, membuat semua masalah dan kepenatan hidup seakan pergi begitu saja.
![]() |
Lensed by Rahadian Prayuda |
![]() |
Aku dan Wanda dibalik lensa (look at the white sand! awesome!) |
![]() |
Playing with the waves and sand is heaven :) |
![]() |
Lensed by Hanif Mubarok |
![]() |
Aku dan Wanda dibalik project 'beach party'nya Hanif - I love this pict so much |
![]() |
Hijab traveler photo shoots by Rahadian Prayuda |
![]() |
Candid photo by Rahadian Prayuda |
Lombok dan Keseruannya
By hanaumiya - 12 February 2017
![]() |
Lensed by Rahadian Prayuda |
Di hari Minggu berkabut itulah kami memulai perjalanan kami, menikmati sedikit waktu luang setelah semua rangkaian kegiatan KI Lombok selesai. Pagi itu sekitar pukul 8 kami bertolak meninggalkan Sembalun menuju Mataram, sesuai itinerary yang sudah disusun oleh tour leader dadakan kami__Hanif, maka hal pertama yang akan kami lakukan adalah hopping island to Pantai Pink. Yeaayy pantaii, I love the beach soo muchooo!
Sekitar pk. 12.00 kami tiba di Pelabuhan Tanjung Luar untuk memulai hopping island hari ini. Seriously Lombok siang itu begitu panas, matahari tak malu-malu lagi menunjukkan keperkasaannya kepada kami, tapi apalah artinya terik matahari jika dibandingkan dengan semua keseruan yang akan saya dapatkan dari pantai-pantai cantik di Lombok hari ini. Sayapun bergegas mengenakan sunblock setebal-tebalnya sebelum turun dari mobil. Seturunnya dari mobil kami bergegas naik ke boat yang sudah disewa dan langsung menuju Pantai Pink.
Semilir angin laut benar-benar membuatku terbuai, seakan dimanja dengan belaian angin dan deburan ombak yang menghantam perahu kami, tak hentinya saya memuji indahnya pemandangan di depan pelupuk mata ini dan inilah Indonesiaku. Laut biru dan tumpukan awan putih yang menghampar bebas di langit biru menjadi pelengkap keindahan pemandanganku siang itu. Birunya langit yang begitu kontras dengan putihnya gumpalan awan menjadi background yang sangat cantik untuk mengambil beberapa foto dari atas boat.
Tidak berapa lama kemudian, boat kami mendarat di Pulau Pasir atau juga disebut Gili Pasir. Pulau Pasir ini sangat unik karena hanya berupa hamparan pasir putih yang terlihat jika saat sedang pasang. Jangankan warung makanan, pepohonanpun tidak ada di pulau pasir ini. Tapi inilah yang membuatnya unik ditambah lagi pasirnya sangat putih dan air lautnya begitu jernih, sangat bagus untuk dijadikan spot photo seperti yang kami lakukan di sana.
Setelah puas berfoto-foto di Pulau Pasir, kami kemudian kembali ke boat untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Pink. Sesampainya di Pantai Pink kami langsung menuju warung makan untuk makan siang, kami kemudian memesan nasi ikan bakar, indomie rebus dan juga kelapa muda. Untuk ukuran tempat wisata, harga makanan di sini bisa dikatakan cukup murah dan banyak pilihan menu. Selagi kami makan siang, beberapa teman yang lain pergi untuk menyewa perlengkapan snorkel untuk snorkeling di spot setelah ini.
Sayangnya karena sudah terlalu siang kami tiba di Pantai Pink, kami tidak mendapatkan warna pink yang jelas dari pasir di sini. Menurut sumber, waktu terbaik untuk melihat gradasi warna pink di Pantai Pink ini adalah sebelum pukul 12.00 siang. Meskipun begitu saya tetap antusias menikmati keindahan pantai ini. Duduk di warung makan sambil menikmati kelapa muda dan ditemani semilir angin pantai rasanya begitu indaahh.. hmm lagi-lagi pantai membuatku terbuaiii.. hehehe
Kami tidak berlama-lama di Pantai Pink, setelah selesai makan siang kamipun kembali ke boat untuk menuju spot snorkeling yang pemandangannya tak kalah menakjubkan. Yiphiiii pemandangan Gunung Rinjani yang diselimuti awan, begitu cantik dan saya sempat mengabadikan keelokan Rinjani melalui kamera Kayuda...
Selesai snorkeling, kami semua kembali ke boat dan kembali ke Tanjung Luar untuk melanjutkan perjalanan kami menuju Mataram. Perjalanan dari Tanjung Luar ke hotel kami di Mataram memakan waktu sekitar 2 jam, sesampainya di hotel kamipun bersih-bersih dan istirahat sejenak untuk kemudian keluar makan malam.
Untuk makan malam kami memutuskan untuk makan di Sate Rembiga Ibu Sinaseh, menu yang kami pesan Sate Rembiga (sate daging sapi, bumbunya manis pedas), Beberuk (lalapan terong dan kacang panjang mentah dengan sambal tomat pedas, sejenis karedok kalau di Jakarta), Bebalung (gulai iga sapi) dan Plecing Kangkung. Makanan luar biasa ini menutup perjalanan kami di Lombok hari ini.
Semilir angin laut benar-benar membuatku terbuai, seakan dimanja dengan belaian angin dan deburan ombak yang menghantam perahu kami, tak hentinya saya memuji indahnya pemandangan di depan pelupuk mata ini dan inilah Indonesiaku. Laut biru dan tumpukan awan putih yang menghampar bebas di langit biru menjadi pelengkap keindahan pemandanganku siang itu. Birunya langit yang begitu kontras dengan putihnya gumpalan awan menjadi background yang sangat cantik untuk mengambil beberapa foto dari atas boat.
Tidak berapa lama kemudian, boat kami mendarat di Pulau Pasir atau juga disebut Gili Pasir. Pulau Pasir ini sangat unik karena hanya berupa hamparan pasir putih yang terlihat jika saat sedang pasang. Jangankan warung makanan, pepohonanpun tidak ada di pulau pasir ini. Tapi inilah yang membuatnya unik ditambah lagi pasirnya sangat putih dan air lautnya begitu jernih, sangat bagus untuk dijadikan spot photo seperti yang kami lakukan di sana.
![]() |
New Trip and New Friends |
![]() |
Geng MIS Goes to Lombok (From Depok to Lombok) hehe |
![]() |
3 Ladies in action (Lensed by Rahadian Prayuda) |
Sayangnya karena sudah terlalu siang kami tiba di Pantai Pink, kami tidak mendapatkan warna pink yang jelas dari pasir di sini. Menurut sumber, waktu terbaik untuk melihat gradasi warna pink di Pantai Pink ini adalah sebelum pukul 12.00 siang. Meskipun begitu saya tetap antusias menikmati keindahan pantai ini. Duduk di warung makan sambil menikmati kelapa muda dan ditemani semilir angin pantai rasanya begitu indaahh.. hmm lagi-lagi pantai membuatku terbuaiii.. hehehe
![]() |
can you spot the pink sands? (Lensed by Rahadian Prayuda) |
![]() |
Penampakan Gunung Rinjani dari boat kami (Lensed by me) |
![]() |
Pemandangan lain dari spot snorkeling kami |
Untuk makan malam kami memutuskan untuk makan di Sate Rembiga Ibu Sinaseh, menu yang kami pesan Sate Rembiga (sate daging sapi, bumbunya manis pedas), Beberuk (lalapan terong dan kacang panjang mentah dengan sambal tomat pedas, sejenis karedok kalau di Jakarta), Bebalung (gulai iga sapi) dan Plecing Kangkung. Makanan luar biasa ini menutup perjalanan kami di Lombok hari ini.
Pasrah aja lah
By hanaumiya - 6 February 2017
Saya sedang belajar tentang berserah dan berpasrah sama jalan takdirnya Allah, pasrah di sini bukan berarti tidak melakukan apa-apa, justru berpasrah setelah melakukan segala yang bisa saya lakukan untuk mencapai hal yang saya inginkan.
Saya termasuk orang yang perfectionist dan selalu mengatur segalanya agar berada di line yang memang saya inginkan dan saya sukai. Aneh memang, dan lelah pastinya, karena saya selalu mengusahakan segala sesuatunya berjalan sesuai keinginan, lalu bagaimana kalau justru setelah semua hal saya lakukan tapi ternyata hasilnya tidak sesuai harapan? nah di situlah jeleknya, saya bisa menjadi sangat kecewa dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Berbagai jenis pertanyaan memenuhi kepala saya kala itu "coba dulu saya melakukan itu, coba dulu saya tidak begini, coba dulu saya lebih keras usahanya" dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang kalau dipikir-pikir sekarang ya mbok kesannya saya tidak percaya sama Allah. Astagfirullahaladzim..
Nah kondisi krisis seperti itu terus berlangsung lama meskipun setahun terakhir ini sudah sedikit lebih baik, dan belakangan saya menemukan kenyamanan dan ketenangan atas kalimat "pasrah aja deh sama Allah". Yiphii.. ternyata nikmatnya pasrah sama Allah itu rasanya luar biasa banget lhoo. Tapi seperti yang saya bilang sebelumnya, pasrah itu juga ada T&Cnya lhoo.. yakni pasrah setelah semua usaha dan doa maksimal yang bisa kita lakukan, jadi jangan sampai ngomong pasrah kalau kitanya sendiri belum usaha maksimal dan belum minta bantuan dari tangan Allah melalui doa-doa yang khusuk.
Kenikmatan seperti apa yang akan didapat kalau kita pasrah sama Allah?
Yang pertama, saya tidak akan merasa kecewa apapun hasil yang diberikanNya atas perkara yang sedang kita hadapi. Jika hasilnya positif sesuai keinginan maka saya akan banyak bersyukur dan berterima kasih pada Allah karena usaha dan doa yang saya lakukan memiliki hasil yang sejalan. Dengan ini saya belajar bahwa untuk mencapai sesuatu, saya harus berusaha dan berdoa semaksimal yang saya bisa.
Namun sebaliknya, jika hasil dari kepasrahan saya justru negatif dan berbanding terbalik dengan harapan, maka sayapun tidak akan kecewa, karena semua ini adalah jalan yang telah Dia pilihkan untuk saya. Melalui kegagalan dan ketidaksempurnaan yang Allah berikan atas perkara yang sedang dihadapi justru saya belajar untuk tetap bersyukur, sesulit dan seberat apapun Allah pasti punya rencanaNya sendiri untuk saya.
Kegagalan tidak lantas membuat saya menyesal akan usaha dan doa yang saya lakukan, kegagalan bukan berarti Dia tidak menjawab doa saya, justru kegagalan itu adalah salah satu jawaban dari doa saya. Seperti yang sudah pernah saya bahas, Allah itu selalu menjawab doa-doa hambanya dengan tiga jawaban : Ya, Aku kabulkan ; Ya, Aku kabulkan tapi nanti dan Ya, Aku akan memberikan yang lebih baik dari ini. Nah kegagalan itulah yang kemudian saya artikan sebagai jawaban kedua dan ketiga dari Allah. Mungkin Dia ingin aku berusaha dan berdoa lebih keras lagi, atau mungkin memang perkara ini tidak baik untuk saya sehingga Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi.
Kenikmatan lainnya yaitu hidup menjadi tenang. Ini karena saya percaya bahwa segala hal di dunia ini terjadi atas izinNya, dan Dialah penulis skenario terbaik di alam semesta ini. Buat apa buang-buang energi, hati dan pikiran untuk mengkhawatirkan suatu hal, toh pada akhirnya yang akan terjadi adalah hal yang dipilihkan oleh Allah dan bukan hal yang kita khayal-khayalkan. Saya percaya bahwa jika sesuatu sudah ditakdirkan menjadi milik kita, maka itu tidak akan pernah menjadi milik orang lain. Namun demikian tidak lantas kita bisa berpangku tangan karenanya. Misalnya saja untuk urusan rejeki dan jodoh, memang kedua hal itu sudah dijamin sama Allah, tapi yaa semua tetap harus diusahakan dengan cara terbaik dari diri kita masing-masing dan dengan cara yang benar menurut pandangan syariat islam.
Memang semua ini tidak gampang dan sayapun masih belajar dan masih sangat jauh dari sempurna soal kepasrahan ini. Tulisan ini sebetulnya reminder bagi diri saya pribadi, tanpa ada maksud untuk riya atau menggurui siapapun. Menulis seusuatu yang positif itu seperti menulis buku motivasi pribadi, yang mana bisa jadi pengingat kalau kelak kita berada dari sikap dan pemikiran yang jauh dari kata positif.
#notetomyself #selfreminder