Health Issue
Travel
Thoughts
Review

Menggadaikan Akhirat Demi Dunia

By hanaumiya - 29 September 2018


Sebagai manusia, adanya masa naik dan turunnya level keimanan dalam diri itu rasanya hal yang wajar dan pasti dirasakan oleh setiap umat beragama manapun di dunia ini. Terlahir dari keluarga muslim dan menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim pada umumnya seperti sholat, mengaji, puasa serta bershodaqoh Namun apakah semua itu cukup untuk membuat seseorang masuk surga dengan mudahnya?

Pertanyaan yang jawabannya tidak mudah untuk dijawab. Ternyata, surga tidak semudah itu untuk dimasuki, jangankan hanya dengan melakukan kewajiban di atas, yang sudah melakukan ibadah ekstrapun belum tentu bisa masuk ke dalam 'sana' dengan segitu mudahnya. Tersadar dalam diri "wah, sombong banget gue selama ini, merasa semua ibadah yang gue lakuin itu udah cukup buat bikin gue masuk surga, kalau begitu surganya Allah murah banget dong" Astagfirullahaladziim..

Semakin dipikirikan, semakin tersadar bahwa ilmu agama saya toh ternyata sedangkal ini, okelah kalau dihitung pakai angka bisa dibilang sudah belajar agama islam sejak umur balita, tapi ya mbok kenapa setelah sekian puluh tahun ilmunya ya ngga tambah banyak juga, bahkan bisa dibilang stagnan. Kalah mungkin Kalau dibandingin sama keponkakan saya yang sekolah SDIT. Yaa Allah maluu banget..

Dulu tahunya kalau sholat lima waktu itu ya kewajiban kita sebagai muslim, lebih karena rasa takut kalau Allah akan marah kalau sampai saya ngga sholat. Tapi belakangan tersadar bahwa sholat yang dikerjakan ini sebetulnya ya buat diri kita sendiri, Allah sama sekali ngga butuh sama sholatnya kita, wong Allah Maha Besar, kita ngga sholatpun Allah sama sekali ngga rugi, justru kita yang sebetulnya merugi. Sadar ngga sih kalau momen sholat lima waktu itu sebetulnya adalah waktunya kita istirahat dari semua kegiatan dunia? Misal ditengah kerjaan yang lagi banyak-banyaknya, ada waktu Zuhur dan Ashar yang wajib dikerjakan, itu artinya Allah kasih kita kesempatan buat rehat sebentar, meninggalkan sejenak urusan dunia untuk beristirahat dalam sholat. Dan ternyata suara Adzan itu adalah lonceng istirahat yang Allah kasih ke kita untuk segera rehat dari urusan dunia dan menikmati me time bersama Sang Empunya Waktu.

Dulu kalau baca Quran misalnya karena mengejar target khatam dalam sekian waktu karena tuntutan tempat mengaji, atau menghafal Quran karena ada target hafalan dari sekolah. Tapi belakangan tersadar bahwa membaca Quran itu salah satu penenang hati, dan kalau lagi galau atau lagi bete terus baca satu-dua ayat aja rasanya sejuk banget. Nah untung dong yah, dibanding harus melampiaskan kemarahan kemana-mana, mending baca Quran, selain membuat hati tenang plus dapet pahala juga. 

Islam itu agama yang indah, ia tidak menyulitkan bahkan melindungi pemeluknya. Sesimple kenapa mengkonsumsi babi dan alkohol dilarang yang ternyata begitu banyak mudhorotnya bagi tubuh kita sendiri. Hal-hal kecil tentang islam yang mungkin kita merasa sudah tau sejak kecil, ternyata ilmunya begitu banyak dan ngga habis-habisnya buat dipelajari dan dicari tahu. Jangan hanya karena ingin ikut-ikutan hits di tengah teman-teman yang sedang party dan mengkonsumsi alkohol misalnya, lalu kamu jadi ikut-ikutan mencicipi dengan asas "kan cuma nyoba sedikit", atau kamu ingin dipandang menganut ajaran islam yang terbuka agar bisa diterima di lingkungan pergaulan yang berbeda lalu ikut-ikutan mencicipi makanan yang memang diharamkan. Naudzubillah.. Jangan tergoda dengan buaian dunia dears, jangan pernah menggadaikan akhiratmu untuk urusan dunia yang ngga ada secuil-cuilnya sama surganya Allah kelak, kita harus belajar dan percaya bahwa semua kesenangan dunia ini hanya sekedar perhiasan belaka dan hanya sementara. 

Tidak ada maksud menggurui siapapun dalam tulisan ini, justru ini reminder ke diri sendiri bahwa sebagai manusia yang diberi kelebihan akal dibanding makhluk lainnya, sebagai manusia yang diberi akses untuk belajar, sudah sepantasnya kita memanfaatkan semua sumber daya itu. Kalau konsep pahala dan dosa sudah dipahami, kalau konsep dunia dan akhirat sudah diyakini, maka seharusnya kini kita harus pandai-pandai dalam mempersiapkan diri untuk hidup dengan enak dan juga untuk mati dengan enak. Karena sesungguhnya di sanalah kita akan kekal. Jangan sampai di dunia (yang kita yakini hanya sementara ini) kita pontang-panting berusaha untuk mencari kehidupan yang enak dan nyaman, tapi kita lupa untuk juga pontang-panting menyiapkan bekal untuk kenyamanan kehidupan kita di akhirat kelak. 



"Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?" (HR. Muslim no.2868)

Wallahu A'lam Bishawab...

No comments

Post a Comment